Kemarin, Rabu, 20 Januari 2010, saya diwawancarai oleh kawan-kawan wartawan Solidaritas, majalah yang diterbitkan oleh Pers Mahasiswa IAIN Sunan Ampel (SA). Mereka bertanya seputar keinginan untuk menjadi UIN. Bukan wawancaranya yang penting, tetapi adalah keinginan mahasiswa yang sangat besar untuk memperoleh informasi tentang seputar konversi IAIN SA menjadi UIN itulah yang sangat patut untuk diapresiasi. Apalagi pertanyaannya sudah menggunakan model investigated news, artinya sebelum mewawancarai saya, mereka sudah melaukan pelacakan informasi ke sejumlah mahasiswa dan juga dosen IAIN SA. (more..)
Saya sebenarnya diundang oleh Prof. Dr. Kacung Marijan untuk sebuah diskusi di Universitas Airlangga, tepatnya di Fisipol, untuk berbicara tentang Peran Strategis Universitas dalam Membangun Public Integrity, pada tanggal 19 Januari 2010. Namun undangan ini terpaksa tidak saya datangi, sebab pada hari yang sama, Ibu Dra. Hj. Nurhayati Yusuf, mendadak meninggal dunia di kediamannya, Wonocolo, belakang IAIN Sunan Ampel. Dan sebagai pimpinan IAIN Sunan Ampel, saya mesti harus datang untuk mengantar kepergiannya yang terakhir. Dan seperti tradisinya, selalu diberi kesempatan untuk memberikan sambutan pelepasan. Saya sudah siapkan tulisan untuk bahan perbincangan—meskipun hanya mengutip beberapa tulisan—dan saya publish di blog saya. Maka saya kirim pesan pendek ke panitia, tentang udzur saya tersebut. (more..)
Secara historis, bahwa Perguruan Tinggi (PT) memiliki peran signifikan dalam sejarah kehidupan umat manusia. Jika dicermati, maka peran tersebut dapat diketahui dari bagaimana PT menjadi tempat bagi persemaian mimpi dan keinginan untuk terus melakukan perubahan, baik perubahan yang terjadi secara tidak direncanakan, ataupun perubahan sosial yang direncanakan. (more..)
Untuk menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) tantangan IAIN Sunan Ampel (IAIN SA) tidak hanya berasal dari kalangan internal, artinya dari warga IAIN SA seperti para dosen dan guru besar yang masih melihat dunia pendidikan hitam putih, akan tetapi juga datang dari kalangan eksternal, artinya banyaknya instansi yang harus dilewati untuk perubahan kelembagaan tersebut. Memang tidak mudah melakukan perubahan dari status quo ke progresivitas, terutama yang menyangkut perubahan mindset tersebut. (more..)
Dalam tulisan kemarin, saya ungkapkan bahwa karena adanya tantangan perubahan, kompetisi dan tuntutan kebutuhan, maka IAIN SA harus berubah. Lalu perubahan macam apa yang seharusnya dilakukan. Maka ada salah satu yang mendasar adalah perubahan institusi dari IAIN menjadi UIN. Mungkin Akan ada pro dan kontra tentang rencana ini. Tapi melihat kuatnya keinginan untuk berubah di kalangan yang pro futuristik, maka keinginan ini rasanya tidak bisa ditunda. Jadi pilihan untuk menjadi UIN kiranya tidak bisa ditunda. (more..)