ENERGI KA’BAH ENERGI DUNIA
ENERGI KA’BAH ENERGI DUNIA
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Meskipun tidak diikuti oleh jamaah yang membludak, akan tetapi Komunitas Ngaji Bahagia (KNB) adalah acara mengaji yang berkualitas. Baik yang memberikan pengajian maupun peserta pengajiannya adalah orang-orang yang sangat terpelajar dan yang paling penting pengajian ini dilakukan dalam two way traffic atau pengajian interaktif. Para peserta pengajian bisa bertanya kapan saja tidak menunggu jeda atau selesainya session mengajinya.
Pada hari Selasa, 01/10/2024, yang memberikan pengajian adalah Ustadz Sahid Sumitro, seorang trainer SDM yang mumpuni di dalam pengembangan SDM, baik pada perusahaan, birokrasi dan aktivis LSM. Dan yang menarik bahwa tema yang dibahas adalah tentang energi Ka’bah, yang ternyata bisa menjadi energi alam atau energi dunia. Energi Ka’bah dipancarkan ke seluruh dunia atas kehendak Allah. Energi Ka’bah bisa menyasar siapa saja yang memiliki gelombang yang sama dengan gelombang energi Ka’bah dimaksud.
Akhir-akhir ini semakin banyak yang di masa lalu dianggap sebagai mu’jizat yang hanya dilakukan oleh para Nabi sebagai utusan Allah dan sepertinya tidak masuk akal, akan tetapi temuan akhir-akhir ini memberikan indikasi bahwa apa yang di masa lalu dianggap sebagai mu’jizat yang tidak masuk akal ternyata ditemukan pembenarannya secara ilmiah. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, maka yang di masa lalu sebagai misteri sekarang bukan lagi misteri karena bisa ditemukan pembenarannya di dalam alam. Contohnya adalah tenggelamnya, Fir’aun di Laut, terbelahnya bulan di masa Kenabian Muhammad SAW, dan juga bukti tentang Ashabul Kahfi dan sebagainya.
Energi Ka’bah di masa lalu juga dianggap sebagai khayalan belaka. Energi Ka’bah bahkan diremehkan sebagai mengada-ada. Tidak masuk akal. Tetapi kala ditemukan mengenai energi khusus yang ternyata ada di dalam kehidupan dunia, maka energi Ka’bah sungguh merupakan sesuatu yang nyata adanya. Ka’bah merupakan pusat energi yang didesain oleh Allah bagi seluruh umat manusia.
Semenjak ditemukan gelombang untuk memancarkan suara, seperti gelombang radio dan kemudian ditemukan gabungan suara dan gambar di televisi, maka gelombang di suatu wilayah akan dapat bertemu dengan gelombang dari wilayah lain, sehingga terjadilah kesamaan gelombang dan kemudian menghasilkan suara atau gambar atau keduanya.
Di masa lalu, orang hanya bisa menelpon melewati gelombang telepon, akan tetapi seirama dengan penemuan gelombang melalui sinyal hand phone, maka orang di mana saja akan bisa berkomunikasi. Selama ada signal dari gelombang yang dipancarkan melalui satelit, maka selama itu pula signal akan dapat dipertemukan, sehingga menghasilkan suara dan gambar atau keduanya sekaligus.
Begitu pulalah cara kerja di dalam energi Ka’bah. Energi Ka’bah dapat memancar melampaui tempat dan waktu, dan kemudian energi tersebut akan dapat bertemu dengan energi ibadah yang dilakukan oleh manusia. Ka’bah merupakan sumber energi positif, sehingga hanya akan bisa bertemu dengan energi positif. Dari sini kita bisa memahami mengapa kita harus bersuci kala membaca Kitab Suci Alqur’an. Sebagaimana kita ketahui bahwa Alqur’an yang tercetak adalah kumpulan wahyu Allah, sehingga diyakini mengandung unsur kesucian Tuhan. Jika kita akan memegang Alqur’an yang merupakan kumpulan wahyu Tuhan yang tercetak, maka akan menjadi lebih baik dalam keadaan suci. Yang suci hanya akan dapat bertemu dengan yang suci.
Di dunia ini ada dua energi, yaitu energi positif dan energi negative. Energi positif datang dari kekuatan positif, Nabi dan malaikat dan yang diridloi oleh Allah untuk memancarkan energi positif. Selain itu juga terdapat energi negative, yang datang dari iblis, dan makhluk yang menjadi sumber energi negative. Jika manusia adalah orang yang musyrik, kafir, munafik, dan sebagainya. Oleh karena itu, manusia harus belajar mendekati energi positif agar mendapatkan kebaikan.
Ka’baitullah adalah satu kesatuan energi. Dari ka’bahlah energi positif untuk manusia dan alam akan tersebarkan. Jika ka’bah adalah energi positif yang terbuat dari bendawi atau fisikal, maka Nabi Muhammad SAW adalah energi positif yang bersifat kemanusiaan. Dua energi itu menyatu di dalam satu kesatuan untuk membangun energi positif bagi kehidupan duniawi dan kemanusiaan. Di dalam konteks arti yang luas, maka ummatan wahidatan adalah bermakna satu kesatuan energi, yang terpancar dari ka’bah dan menyatu dengan energi manusia yang terwujud dalam diri Nabi Muhammad SAW. Nabi sebagai teladan bisa saja dimaknai sebagai teladan dalam memancarkan energi positif bagi manusia.
Untuk menyambungkan energi positif dalam tubuh manusia, maka Allah menganjurkan agar umat Islam membaca shalawat. Bacaan shalawat: “Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad” merupakan sarana batiniah agar energi positif yang berada di dalam diri Muhammad SAW akan dapat terjaga dan dapat memancarkannya kepada umatnya. Orang yang membaca shalawat artinya adalah orang yang melestarikan energi positif Nabi Muhammad SAW. Allah memberikan otoritas bagi Nabi Muhammad SAW untuk memberikan syafaat kepada umatnya.
Energi positif ka’bah akan terus hadir, sementara energi positif Nabi Muhammad SAW juga akan terus hadir, maka makna shalat dan shalawat adalah poros bagi kontinuitas satu kesatuan umat yang dipastikan terjadi. Sekali lagi satu kesatuan dalam energi positif.
Wallahu a’lam bi al shawab.