ENERGI, KUANTITI DAN VIBRASI
ENERGI, KUANTITI DAN VIBRASI
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Selasa, 15/04/2025 merupakan hari yang membahagiakan. Tentu saja karena ada acara ngaji pada Komunitas Ngaji Bahagia (KNB), yang setiap Selasa menyelenggarakan acara mengaji di Masjid Al Ihsan, Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya. Kegembiraan tersebut terlihat karena di dalam acara ngaji ini selalu diwarnai dengan tertawa lepas karena joke-joke yang tersaji di dalam acara ceramah selasanan dimaksud. Kali ini yang memberikan taushiyah adalah Ustadz Sahid Sumito, seorang trainer SDM yang andal dan banyak memberikan pelatihan baik di birokrasi, Perusahaan dan juga Lembaga non pemerintah.
Temanya memang agak berat sebab mengupas tentang energi yang tentu tidak mudah dipahami oleh orang yang tidak terbiasa mendengarkan konsep-konsep di dalam ilmu fisika. Tetapi energi yang dimaksud di dalam taushiyah ini mencakup energi atau kekuatan yang dimiliki oleh manusia yang di dalam dirinya terdapat roh atau tiupan roh dari Tuhan. Energi atau daya kekuatan manusia untuk menyerap dan mengeluarkan kekuatan yang berasal dari kekuatan roh dari Tuhan. Setiap manusia sesungguhnya memiliki kekuatan ini, hanya saja ada yang berselaras dengan kekuatan kebaikan dan ada yang terkait dengan kekuatan kejelekan.
Ada kekuatan di atas garis demarkasi dan ada kekuatan di bawah garis demarkasi. Garis demarkasi itu yang sering saya sebut sebagai jiwa atau nafsu. Ada jiwa yang berselaras ke atas dan ada yang berselaras ke bawah. Berdasarkan cerita Pak Sahid, bahwa setiap hari sebaiknya manusia selalu menarik garis itu ke atas dengan kuantiti sebesar 300 daya ke atas. Jangan sampai kuantitinya itu di bawah 300 daya. Jika di bawah 300 daya kuantitinya, maka doa-doa yang kita lantunkan kepada Allah akan kembali turun ke bawah sehingga doa tidak sampai ke hadirat Allah SWT.
Setiap kita berdoa, maka doa tersebut akan naik ke langit. Tetapi doa tersebut berhenti untuk didorong lebih ke atas lagi. Untuk mendorong tersebut maka kuantiti nilainya atau dayanya harus di atas 300 nilai. Nilai akan semakin besar jika kita dapat mengedepankan rasa Syukur, tawakkal, dan sabar dan semua yang berresonansi kebaikan. Semakin besar perasaan tersebut, maka akan semakin kuat dorongan untuk naik ke atas.
Namun jika dorongannya lemah bahkan nyaris tidak ada, maka doa akan tertarik kembali ke bawah. Selesai berdoa lalu sedih, putus asa, tidak ada harapan, tidak mengembangkan sikap positif kepada Allah, maka doa tersebut akan tertarik ke bawah dan akibatnya doa tersebut akan tertolak. Oleh karena itu kita harus berusaha untuk merasa senang, happy, bersyukur, sabar, tawakkal dan menerima takdir Tuhan apa adanya, sehingga doa akan dapat naik ke langit tertinggi, ke Sidratul Muntaha, ke Mustawa dan sampai ke haribaan Allah SWT.
Energi terbesar di dalam kehidupan dunia adalah energi ka’bah. Itulah sebabnya manusia diminta untuk bertemu dengan ka’bah. Shalat diarahkan ke ka’bah sebab kita ingin menyerap energi yang besar tersebut. Di sinilah kemudian akan muncul vibrasi atau getaran jiwa yang terhubung dengan energi ka’bah. Dipastikan bahwa ada pengalaman religious di kala kita melakukan shalat atau berdzikir kepada Allah. Masing-masing individu memiliki pengalaman tersebut. Di dalam tulisan saya terdahulu (nursyam.uinsaby.ac.id 28/03/2025), saya nyatakan bahwa ada orang yang merasakan ada keajaiban di dalam kehidupan. Dan keajaiban itulah yang dimaksud dengan vibrasi, yang memamg bercorak individual, tidak bisa diulang dan sangat special.
Vibrasi akan datang di kala kita memang bisa melakukan relasi yang optimal dengan energi besar di dunia. Energi ka’bah. Itulah sebabnya banyak orang yang berkeinginan berulang-ulang untuk mendatangi ka’bah karena peluang untuk merasakan vibrasi ka’bah yang sedemikian besar. Tetapi jangan khawatir sebab Allah menyediakan vibrasi tersebut bagi siapa saja dan di mana saja. Bisa di daratan, di lautan dan bahkan di udara.
Ada beberapa pengalaman para astronaut yang mengamati gerakan atau pusaran ka’bah dan menemukan ada energi yang muncul dari situ. Putaran orang di dalam mengelilingi ka’bah atau thawaf ternyata juga memiliki energi yang sangat luar biasa. Bahkan nuansa malam Lailatul Qadar juga dapat diamati dari luar ungkasa. Nuansa keheningan dan kebeningan malam itu sungguh menakjubkan dan dapat diamati secara langsung. Demikianlah Allah menunjukkan kepada hambanya tentang energi alam yang mengagumkan.
The experience of the holy bukan isapan jempol belaka, akan tetapi adalah sebuah keajaiban. Allah dapat memberikan keajaiban tersebut kepada orang yang memang dikehendakinya. Tentu tidak semua orang dapat menerimanya. Namun demikian juga ada potensi bagi seseorang untuk mendapatkannya. Di dalam cerita-cerita tasawuf banyak dijumpai pengalaman spiritual yang khas tersebut. Di dalam dunia tasawuf dikenal konsep kasyaf yaitu suatu momentum di mana Allah dapat bertemu secara energi yang menghasilkan vibrasi yang tidak bisa dibuka oleh orang awam. Hanya orang khas yang bisa merasakannya.
Adakah peluang kita untuk mendapatkannya? Tentu sangat terkait dengan riyadhah yang kita lakukan. Semakin besar riyadahnya maka semakin besar peluang mendapatkannya. Semoga sekali di dalam kehidupan ini, kita dapat merasakannya.
Wallahu a’lam bi al shawab.