• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MUSIM RESHUFFLE TIBA

Berita paling hangat minggu ini tidak ada lain adalah tentang reshuffle kabinet. Begitu pentingnya pemberitaan itu sehingga semua media pasti meliputnya. Jika tidak memberitakannya, maka khawatir akan ditinggalkan pemirsanya. Semua koran juga menjadikannya sebagai headline. Bahkan sebuah televisi melakukan diskusi dengan nara sumber lima orang sekaligus. Berita tentang reshuffle kabinet telah menggusur berita tentang korupsi di berbagai lembaga pemerintah ke arah tengah bahkan pinggir.
Di dalam teori media memang ada yang disebut sebagai agenda setting, yaitu teori yang menyatakan bahwa apa yang diagendakan atau disajikan media adalah apa yang akan menjadi agenda audiennya. Sehingga kita tahu, bahwa TVone dan Metro TV adalah dua media yang selalu mengagendakan berita kritik kepada pemerintah. Rasanya tiada hari tanpa kritik tersebut. Sedangkan TVRI sebagai media pemerintah tentu saja menjadi corong pemerintah di dalam pemberitaannya. Jadi visi media akan menentukan tentang apa yang diagendasettingkan.
Seluruh media tentu memberitakan tentang reshuffle kabinet sebagai menu utama, akan tetapi akan bisa dilihat, maka televisi atau koran yang berseberangan dengan pemerintah dan mana yang netral serta mana yang pro pemerintah. Itulah sebabnya di rezim otoriter, maka pemberitaan selalu dikontrol dengan kuat oleh negara disebabkan keharusan untuk menyiarkan berita yang bersumber dari suara pemerintah saja. Jika ada yang melanggar maka akan dibreidel.
Tentang reshuffle kabinet, maka tentu banyak yang berkepentingan. Di dalam dunia informasi, maka semakin banyak dibicarakan maka semakin penting isu dimaksud. Jika reshuffle banyak dibicarakan dan menjadi headline pemberitaan, maka berarti ia adalah isu yang sangat mendasar. Ia menjadi pengungkit yang kuat. Bukankah menteri menjadi penentu bagi pengembangan masyarakat atau pembangunan bangsa.
Semuanya tentu tahu bahwa ada maksud baik dari presiden untuk melakukan reshuffle kabinet ini. Salah satu di antaranya adalah untuk memperbaiki kinerja pemerintahan untuk tiga tahun ke berikutnya. Melalui reshuffle ini tentunya akan diperoleh kinerja yang lebih baik. Melalui badan khusus yang menangani penilaian kerja kabinet, maka kiranya sudah dipahami siapa dari para menteri tersebut yang berkinerja baik dan jelek atau rapor biru, kuning atau merah. Jadi presiden tidak hanya akan mendengarkan paparan di media, meskipun bisa menjadi salah satu sumber penentuan kebijakan, akan tetapi secara khusus presiden tentu akan menentukannya dari badan yang secara khusus melakukan penilaian tersebut.
Saya sependapat bahwa biarkan presiden menentukan pilihannya dan kemudian kita tunggu apa tindakan selanjutnya. Jika reshuffle bukan sebuah perbuatan tercela, maka saya kira kita mesti menunggu sampai detik yang menentukan siapa yang akan diganti dan siapa yang akan masuk. Presiden tentu sudah memiliki kartu tentang catatan kerja para pembantunya, sehingga kiranya diperlukan kearipan untuk menyikapinya.
Bolehlah kita berkomentar, akan tetapi kepatutan dan kepantasan kiranya harus menjadi pertimbangan utama. Jika tidak seperti itu, kita akan jatuh pada sikap kritisisme tanpa etika.
Wallahu a’lam bi al shawab.

RESHUFFLE

Seperti biasa saya diminta oleh Widya Iswara di Diklatpim Tingkat I untuk memimpin doa dalam rangka mengawali pembelajaran. Tentu saja tidak selalu saya yang harus memimpin doa itu. Gantian. Karena kelas Diklatpim itu terdiri dari varian agama, maka yang memimpin doa juga gantian. Ada yang Islam, Katolik, Protestan dan sebagainya. Hari jumat kemarin, 14/10/2011, ketepatan saya yang memimpin doa.
Pada waktu berdoa itulah tiba-tiba teringat tentang reshuffle kabinet. Maka melantunlah doa saya kepada Allah, Tuhan yang Maha Kuasa untuk memberikan kekuatan dan petunjuk kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, agar diberi kekuatan untuk memilih orang terbaik di negeri ini untuk menjadi menteri. Melalui orang terbaik itulah nasib bangsa Indonesia digantungkan. Tanpa terasa meleleh airmata saya ketika melantunkan permohonan atau doa tersebut.
Reshuffle adalah kata yang begitu sering didengar akhir-akhir ini. Semua media memberitakan dengan gencar tentang reshuffle tersebut. Bahkan televisi seperti TVone dan Metro menjadikan berita reshuffle sebagai berita eksklusif dan juga mengundang para pakar politik, kenegaraan dan juga paranormal untuk membicarakan tentang reshuffel dimaksud. Ada pengamat politik dan juga orang-orang dekat istana. Semua berbicara tentang reshuffle kabinet.
Ada tiga sisi pengaruh kata reshuffle tersebut. Bagi pelaku bisnis dan masyarakat pengusaha tentu yang diharapkan adalah reshuffle tersebut akan membawa dampak bagi kemudahan dalam usaha bisnisnya, misalnya dengan terbitnya kebijakan yang pro pengusaha dan investor untuk mengembangkan lahan bisnisnya.
Kemudian bagi pejabat adalah apakah penggantian menteri tersebut akan berpengaruh atau tidak bagi jabatannya. Sebagaimana lazimnya, jika menterinya diganti maka gerbong juga akan bergeser, sehingga bagi pejabat rashuffle juga kata yang sering tidak mengenakkan atau justru sebaliknya bisa membahagiakan. Bagi petualang jabatan, maka reshuffle juga bisa menjadi lahan bagi kasak-kusuk jabatan. Baginya proyek jabatan sudah datang.
Bagi masyarakat terpelajar yang penting adalah pergantian menteri tidak hanya sekedar ritual dua tahunan, dan bukan sekedar penyegaran, akan tetapi memang dibutuhkan langkah strategis untuk melakukan percepatan di dalam pelaksanaan program pembangunan. Di dalam hal ini, maka reshuffle dianggap sebagai bagian dari keinginan untuk mencapai target yang memang dibutuhkan.
Bagi masyarakat awam, pergantian kabinet hanyalah sesuatu yang biasa terjadi dan bahkan mereka juga tidak memiliki keinginan apapun tentang pergantian kabinet tersebut. Baginya ganti kabinet atau tidak, maka tidak ada pengaruhnya yang signifikan bagi kehidupannya. Sehingga hingar bingar reshuffle kabinet bukan hal yang penting. Masyarakat Indonesia secara umum memang apatis terhadap fenomena politik yang terjadi di negeri ini. Apatisme tersebut tentu saja dipicu oleh semakin banyaknya korupsi yang terus menghiasi kehidupan pemerintahan di negeri ini. Sehingga bagi mereka pergantian apapun jika tidak menghasilkan perubahan di bidang ini juga tidak akan ada artinya.
Reshuffel adalah hak perrogatif presiden. Dan sesuai dengan sistem pemerintahan yang kita anut, yaitu sistem presidensiil, maka untuk memilih menteri adalah hak mutlak yang dimiliki oleh presiden sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Namun demikian, faktanya tentu berbeda. Sebagai pemerintahan yang tidak didukung oleh mayoritas pemenang partai, maka yang dilakukan adalah dengan koalisi dengan partai politik lain. Makanya setiap akan terjadi pemilihan kabinet atau reshuffle, maka yang menjadi rumit adalah memilih calon menteri yang berseirama dengan partai politiknya.
Tarik menarik inilah yang tentu saja menyulitkan di dalam memilih orang untuk menjadi menteri. Makanya kemudian menimbulkan berbagai tafsiran tentang tindakan presiden tersebut. Ada yang menganggap lamban, tetapi juga ada yang menganggap tindakan kehati-hatian. Terlepas dari macam apapun tafsiran para pengamat, akan tetapi yang jelas bahwa Presiden SBY akan menentukan sesuatu yang penting untuk akselerasi pembangunan bangsa ini.
Dan terlepas juga dari kekurangan dan kelemahan yang memang dimilikinya, akan tetapi pengakuan internasional tentang capaian Indonesia juga perlu diapresiasi. Kita hendaknya menempatkan sesuatu secara berimbang.
Wallahu a’lam bi al shawab.

MENGAPA SKENARIO PLANNING

Ada suatu peringatan yang penting disampaikan oleh Dr. Daniel Sparringa untuk direnungkan terkait dengan betapa pentingnya scenario planning bagi penyelenggaraan negara, perusahaan atau institusi lainnya. Scenario planning bukan sebuah rekayasa tentang masa depan, bukan prediksi atau ramalan akan tetapi adalah deskripsi untuk menggambakan apa yang akan terjadi.
Banyak negara yang sudah memiliki scenario planning, misalnya adalah Singapura. Apa saja discenarioplanningkan. Makanya, Singapura memiliki skenario planning tentang Indonesia, Audtralia, Malaysia dan lainnya. Semua unit pemerintahan memiliki skenario planning. Oleh karena itu, ada suatu divisi khusus yang bertugas untuk merumuskan scenaio planning dan bertanggungjawab langsung kepada perdana menteri Singapura. Bagi suatu instansi yang menbinginkan lembaganya tersebut memiliki peran penting bagi masyaakat maka dipastikan membutuhkan scenario planning.
Ada ssbuah contoh yang ekstrim, yaitu ketika terjadi pengeboman terhadap World Trade Center pada 11 Oktober 2002. Pada waktu itu sudah dirancang sebuah skenario tentang adanya kemungkinan serangan kaum teroris ke Ametika. Digambarkan bahwa yang menyerang Amerika tersebut adalah kaum teroris yang bisa mengemudikan pesawat dan merampas pesawat penumpang dan kemudian membunuh pilot pesawat tersebur. Sayangnya bahwa scenario planning teroris tersebut tidak diindahkan sebab masih kuat keyakinan bahwa kaum teroris pasti tidak bisa mengemudikan pesawat, pastilah mereka akan menyewa pesawat dan bukan mengemudikannya sendiri. Padahal waktu itu sudah diketahui bahwa ada sekelompok orang keturunan Arab yang mengambil kursus mengemudi pesawat, tetapi hanya mengambil cara mengemudikan pesawat saat akan landing. Beberapa peringatan ini tidak membuat pengambil kebijakan untuk mengawasi semua daerah strategisnya. Jadi, scenario planning menjadi sangat penting untuk menggambarkan apa yang akan terjadi dengan berbagai fenomena yang sedang terjadi.
Scenario planning bisa menjadi instrumen yang sangat baik dalam rangka untuk merumuskan program aksi yang relevan dengan apa yang sesungguhnya diperlukan. Katakanlah bahwa scenario planning Indonesia tahun 2025, maka tentunya akan bisa digambarkan tentang bagaimana Indonesia untuk tahun tersebut. Pada awal reformasi, sesungguhnya sudah dibuat scenario planning tentang mau seperti apa Indonesia tersebut, akan tetapi hingga sekarang belum diterapkan secara memadai. Ada kendala-kendala politik dan ekonomi atau lainnya yang menjadi variabel intervening di dalam pelaksanaannya.
Suatu contoh, tentang keputusan presiden untuk mengangkat menteri, maka juga ada pertimbangan tentang kewilayahan, sebab harus juga dipahami bahwa ada faktor representasi untuk menggambarkan kebinekaan. Berdasarkan kenyataan betapa Indonesia yang banyak ragamnya, maka strategi kepemimpinan yang diambil adalah alon-alon waton kelakon atau lambat tetapi pasti. Bagi masyarakat elit, maka pilihan ini tidak cocok, sebab dianggap lamban. Akan tetapi mengingat bahwa masyarakat Indonesia adalah masih di dalam kondisi yang belum bisa diajak lari dengan cepat, sehingga konsep Jawa tersebut relevan. Demikian pula tentang konsep Jawa gremet-gremet angger slamet juga relevan bagi pembangunan masyarakat yang masih di dalam kondisi seperti ini. Slogan semakin cepat semakin baik memang ada masanya. Jadi tidak salah jika yang seperti ini juga memperoleh suatu kesempatan untuk menjadi tema di dalam pemerintahan suatu negara. Akan tetapi di tengah nuansa sosial politik dan budaya yang seperti ini, maka memang harus ada pilihan dan pilihan itu adalah yang dilakukan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.
Dengan demikian melalui scenario planning yang tepat maka akan diperoleh program yang bisa diprediksi berhasil untuk tujuan mencapai akselerasi pembangunan berkeadilan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

Di dalam melihat pengaruh lingkungan strategik bagi bangsa Indonesia, maka yang perlu diperhitungkan adalah melihat terhadap aspek eksternal dan internal terkait dengan peluang, ancaman, kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Inilah ungkapan Dr. Dwi Sucipto, MM, Direktur PT Semen Gresik Tbk dalam acara ceramah di Diklatpim Tingkat I di LAN.
Indonesia sesungguhnya memiliki peluang yang sangat bagus di dalan percakapan internasional. Dari sisi peluang, maka pengakuan tentang keberhasilan Indonesia di dalam pembangunan tentu membanggakan. Artinya, di tengah gejala pesimisme di banyak kalangan, ternyata Indonesia memiliki peluang yang cukup besar di dalam hal perkembangan ekonomi. Indonesia menjadi anggota G20, pertumbuhan ekonomi juga lebih baik dibandingkan Amerika Serikat sekalipun.
Kemudian dari sisi ancaman, maka krisis di Yunani dan krisis US akan mempengaruhi terhadap stabilitas pembangunan di Indonesia. Demikian pula liberalisasi ekonomi India dan Cina. Sekarang dampak perkembangan industrialisasi di Cina, maka Indonesia juga kebanjiran produk Cina. Melalui ketiadaan konsep proteksi, maka produk apapun akan datang ke suatu wilayah tanpa bisa dihentikan oleh siapapun. Sedangkan sebagai hambatannya adalah terorisme, bencana alam, hambatan jarak, daya saing infrastruktur, ketidakmerataan pembangunan. Tetapi sebenarnya ada sejumlah kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia, misalnya SDM/SDA, daya tarik alam dan budaya, makro ekonomi dan competitiveness rank. Ada banyak potensi yang bisa dikembangkan terkait dengan sinergi ini.
Kita seringkali pesimis padahal sesungguhnya kepercayaan internasional terhadap Indonesia meningkat, ditandai dengan pengakuan World Economic Forum tentang daya saing Indonesia tahun 2010-2011, yang berada di peringkat 44 yang sebelumnya di peringkat 54. Majalah The Economic edisi Desember 2010 menyatakan Indonesia sebagai new emerging economy. Dan sebagainya.
Sebagai Orang Indonesia –dengan O besar– maka saya merasa bangga dengan ungkapan yang bersumber dari pengakuan jurnal internasional, sebab ada peluang Indonesia yang sungguh berbeda dengan berbagai analisis di media, khususnya media elektronik dari para pakar Indonesia sendiri.
Ungkapan tentang capaian atau prestasi Indonesia di dalam jajaran dunia internasional, sesungguhnya bisa menjadi penawar di tengah kegalauan sebagai bangsa karena begitu gencarnya pemberitaan tentang korupsi, nepotisme, kolusi, kekerasan dengan segala faktor penyebabnya. Jadi memang diperlukan balancing pemberitaan tekait dengan posisi negara kita di tengah percaturan dunia global.
Ancaman bagi pencapain Indonesia di pwringkat lebih baik di masa depan tentu saja akan terus ada, misalnya tentang terorisme. Oleh karena itu, menggalakkan gerakan anti terorisme melalui tindakan preventif tentu sangat penting. Gerakan kultural anti terorisme harus berdampingan dengan gerakan struktural anti terorisme. Jadi kita jangan mengandalkan pada operasi Densus 88 Anti Teror untuk urusan terorisme.
Korupsi yang masih tinggi juga menjadi ancaman pencapaian bagi kemajuan bangsa. Di dalam hal ini, maka melakulan gerakan anti korupsi yang juga merupakan langkah strategis untuk membersihkan Indonesia dari beroperasinya kaum koruptor. Sama dengan menghadapi terorisme, maka diperlukan gerakan struktural melalui lembaga penegakan hukum, akan tetapi juga bisa melalui lembaga kultural yang sesungguhnya bisa menjadi motor bagi gerakan anti korupsi.
Globalisasi dengan segala anak cucunya tentu tidak bisa dihindari akan tetapi harus disikapi dengan cerdas dengan memperhitungkan semua aspek yang ada atau kekuatan yang kita miliki. Kita berkeyakinan bahwa melalui filsafat bangsa dan kesepakatan nasional yang sudah diancangkan oleh para pendiri bangsa, maka kita akan dapat menjemput masa depan di tengah penetrasi lingkungan strategis yang akan terus ada dan bepengaruh langsung atau tidak langsung bagi bangsa ini.
Wallahu a’lam bi al shawab.

MEMARKETINGKAN BANGSA

Marketing banyak disalahartikan terutama dalam kaitannya dengan dunia produk. Sekarang bukan eranya lagi untuk menawarkan barang dengan cara tradisional, akan tetapi harus menggunakan cara marketing yang jujur. Inilah kata pembuka Hermawan Kertajaya di dalam kesempatan memberikan ceramah pada peserta Diklatpim tingkat I di Lembaga Administrasi Negara.
Kenapa harus memarketingkan bangsa? Ada the power of technology yang pengaruhnya luar biasa bagi dunia ini. Marketing terdiri dari posisi brand berbeda, positioning being strategy, differention core tactic dan brand value indicator. Try to be different dan bukan try to be the best atau try to be excellence. Pilihlah differensiasi untuk memperoleh keunikan.
Marketing bukan brandingnya, iklannya dan strateginya akan tetapi seluruhnya.
Try to be different adalah konsep yang sangat penting di dalam memasarkan produk. Kenapa Tukul terus berlangsung pengaruhnya di dunia komedi dan infotainment dan kenapa Inul Darastita habis pengaruhnya. Salah satu jawabannya adalah sebab gaya Tukul tidak bisa ditiru oleh orang lain, sedangkan gaya Inul mudah ditiru orang lain. Guyonan Tukul dan statemen Tukul tidak mudah ditiru, sedangkan goyangan ngebor Inul bisa ditiru oleh banyak penyanyi lain. Jadi ketika penyanyi lain bisa goyang ngebor bahkan lebih dahsyat, maka Inul akan hilang dari peredaran.
Ke depan akan terjadi banyak perubahan. Jika di masa lalu hanya ada sembilan prinsip marketing, maka yang akan datang bisa menjadi 12 prinsip marketing. Misalnya, dari segmentation ke communication, dari targetting ke confirmation, dari positioning ke clarification, dari differention ke codification, dari marketing mix ke new wave marketing mix, dari product ke co creation, dari price ke currency, dari place ke communal activation, dari promotion ke conversation, dari selling ke commercialization, dari branding ke caracter, dario service yang bercorak vertikal ke care yang berorak horizontal dan dari process ke collaboration. Tetapi baik sembilan prinsip atau 12 prinsip maka yang penting adalah prinsip kejujuran.
Sekarang ini sedang terjadi gelombang teknologi informasi yang luar biasa. Oleh karena itu tidak ada kekuatan lain yang mampu untuk menghambat keberlangsungannya. Negara-negara Timur Tengah yang sedang dilanda oleh prahara politik luar biasa sesungguhnya juga dipicu oleh gelombang teknologi yang tidak bisa dibendung. Dan berdasarkan kajian, bahwa yang mempengaruhi terhadap perubahan adalah kawula muda, kaum perempuan dan natizen (youth, women and natizen, YWN).
Differentiation itu begitu penting. Makanya, Mark Plus, pernah memberikan penghargaan kepada beberapa pemimpin pemerintahan yang dianggpnya memiliki differensiasi yang sangat menonjol.
Melalui bagan positioning, differentiaton dan brand, maka diketahui bahwa Gubernur Gorontalo dinobatkan sebagai gubernur yang memiliki differentiasi yang menonjol dibanding lainnya. Jagung yang bagi pimpinan daerah lain dianggapnya biasa saja ternyata bisa menjadi komoditas yang luar biasa. Makanya, jagung kemudian menjadi branding bagi Provinsi Gorontalo. Positioningnya adalah Provinsi Jagung, agro bisnis jagung sebagai differentiasinya dan akhirnya menjadi brandingnya.
Kemudian yang juga menarik adalah Kabupaten Lamongan. Bupati Lamongan ternyata memiliki differentiasi yang luar biasa. Dengan positioning kabupaten dengan pemerintahan entrepreneurship untuk mendukung TTI, maka diperoleh differentiationnya adalah pelajaran Bahasa Mandarin di sekolah dan pesantren. Bisa dibayangkan bagaimana bahasa Mandain dijadikan sebagai kurikulum wajib bagi semua lembaga pendidikan. Bahasa Arab adalah bahasa komunikaai dengan Tuhan, Bahasa Inggris adalah bahasa komunikasi dunia, akan tetapi orang Inggris di sini sedikit. Maka pilihannya adalah bahasa Mandarin. Bisa digunakan bahasa Mandarin itu sebagai bahasa komunikasi karena orangnya ada banyak di Indonesia.
Kemudian, Kabupaten Sawahlunto yang memiliki positioning sebagai kota pariwisata budaya pertambangan dengan differentiationnya adalah lokasi historis kuno daerah pertambangan batu bara dan lahan alami, sehingga menghasilkan branding Sawahlunto sebagai kota wisata tambang.
Dengan demikian, untuk membangun kehebatan bukan karena ekselen atau karena hebat, akan tetapi karena kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dan mampu bertahan lama karena keunikannya.
Wallahu a’lam bi al shawab.