ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
Di dalam melihat pengaruh lingkungan strategik bagi bangsa Indonesia, maka yang perlu diperhitungkan adalah melihat terhadap aspek eksternal dan internal terkait dengan peluang, ancaman, kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Inilah ungkapan Dr. Dwi Sucipto, MM, Direktur PT Semen Gresik Tbk dalam acara ceramah di Diklatpim Tingkat I di LAN.
Indonesia sesungguhnya memiliki peluang yang sangat bagus di dalan percakapan internasional. Dari sisi peluang, maka pengakuan tentang keberhasilan Indonesia di dalam pembangunan tentu membanggakan. Artinya, di tengah gejala pesimisme di banyak kalangan, ternyata Indonesia memiliki peluang yang cukup besar di dalam hal perkembangan ekonomi. Indonesia menjadi anggota G20, pertumbuhan ekonomi juga lebih baik dibandingkan Amerika Serikat sekalipun.
Kemudian dari sisi ancaman, maka krisis di Yunani dan krisis US akan mempengaruhi terhadap stabilitas pembangunan di Indonesia. Demikian pula liberalisasi ekonomi India dan Cina. Sekarang dampak perkembangan industrialisasi di Cina, maka Indonesia juga kebanjiran produk Cina. Melalui ketiadaan konsep proteksi, maka produk apapun akan datang ke suatu wilayah tanpa bisa dihentikan oleh siapapun. Sedangkan sebagai hambatannya adalah terorisme, bencana alam, hambatan jarak, daya saing infrastruktur, ketidakmerataan pembangunan. Tetapi sebenarnya ada sejumlah kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia, misalnya SDM/SDA, daya tarik alam dan budaya, makro ekonomi dan competitiveness rank. Ada banyak potensi yang bisa dikembangkan terkait dengan sinergi ini.
Kita seringkali pesimis padahal sesungguhnya kepercayaan internasional terhadap Indonesia meningkat, ditandai dengan pengakuan World Economic Forum tentang daya saing Indonesia tahun 2010-2011, yang berada di peringkat 44 yang sebelumnya di peringkat 54. Majalah The Economic edisi Desember 2010 menyatakan Indonesia sebagai new emerging economy. Dan sebagainya.
Sebagai Orang Indonesia –dengan O besar– maka saya merasa bangga dengan ungkapan yang bersumber dari pengakuan jurnal internasional, sebab ada peluang Indonesia yang sungguh berbeda dengan berbagai analisis di media, khususnya media elektronik dari para pakar Indonesia sendiri.
Ungkapan tentang capaian atau prestasi Indonesia di dalam jajaran dunia internasional, sesungguhnya bisa menjadi penawar di tengah kegalauan sebagai bangsa karena begitu gencarnya pemberitaan tentang korupsi, nepotisme, kolusi, kekerasan dengan segala faktor penyebabnya. Jadi memang diperlukan balancing pemberitaan tekait dengan posisi negara kita di tengah percaturan dunia global.
Ancaman bagi pencapain Indonesia di pwringkat lebih baik di masa depan tentu saja akan terus ada, misalnya tentang terorisme. Oleh karena itu, menggalakkan gerakan anti terorisme melalui tindakan preventif tentu sangat penting. Gerakan kultural anti terorisme harus berdampingan dengan gerakan struktural anti terorisme. Jadi kita jangan mengandalkan pada operasi Densus 88 Anti Teror untuk urusan terorisme.
Korupsi yang masih tinggi juga menjadi ancaman pencapaian bagi kemajuan bangsa. Di dalam hal ini, maka melakulan gerakan anti korupsi yang juga merupakan langkah strategis untuk membersihkan Indonesia dari beroperasinya kaum koruptor. Sama dengan menghadapi terorisme, maka diperlukan gerakan struktural melalui lembaga penegakan hukum, akan tetapi juga bisa melalui lembaga kultural yang sesungguhnya bisa menjadi motor bagi gerakan anti korupsi.
Globalisasi dengan segala anak cucunya tentu tidak bisa dihindari akan tetapi harus disikapi dengan cerdas dengan memperhitungkan semua aspek yang ada atau kekuatan yang kita miliki. Kita berkeyakinan bahwa melalui filsafat bangsa dan kesepakatan nasional yang sudah diancangkan oleh para pendiri bangsa, maka kita akan dapat menjemput masa depan di tengah penetrasi lingkungan strategis yang akan terus ada dan bepengaruh langsung atau tidak langsung bagi bangsa ini.
Wallahu a’lam bi al shawab.