• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

SEKALI LAGI PORNOGRAFI (2)

SEKALI LAGI PORNOGRAFI (2)
Di dalam kenyataan bahwa sumbangan besar yang diberikan oleh pornografi bagi sebuah masyarakat adalah terjadinya berbagai penyimpangan seksual. Saya kira seandainya ada penelitian tentang hal ini, saya kira jawabannya dapat dipastikan membenarkan proposisi ini. Ada korelasi yang signifikan antara akses pornografi dengan berbagai penyimpangan perilaku seksual.
Kita sungguh merasa prihatin bahwa banyak anak-anak sekolah dasar yang sudah mengakses pornografi. Kita merasakan bahwa betapa permissivenessnya masyarakat kita, sehingga anak-anak yang masih bau kencur sudah bisa dengan leluasa mengakses pornografi. Negara-negara barat yang secular saja masih menggunakan takaran kebolehan untuk mengakses pornografi, sementara masyarakat kita begitu permisif untuk urusan yang sangat rahasia ini.
Data-data yang diangkat oleh Pak Peri Farok, Pendiri JBDK (jangan Bugil Depan Kamera), 1) Menduduki rata-rata ke 4 sedunia sebagai pengakses pornografi dengan kata kunci “sex”. 2) Akses konten pornografi berasal dari kota-kota dengan konsentrasi pelajar/mahasiswa. 3) Per Mei 2007 beredar 500 lebih video porno asli Indonesia, dengan kecenderungan berlipat setiap tahun. 4) 90 persen pelaku video porno adalah pelajar/mahasiswa dengan kecenderungan usia yang makin muda, pelaku yang makin berani dan dilakukan di ruang yang semakin terbuka.
5) menduduki peringkat 1 untuk 7 tahun berturut-turut dengan pencarian video porno Asia. 6) Menduduki peringkat 1 sebagai peserta kamar-kamar chat video 18 plus, yang berbagi perbincangan/tayangan porno. 7) Pengunggah tertinggi pornografi gratis. 8) Pengunggah tertinggi klip video music dangdut porno melalui internet. 9) Perilaku sexting atau berbagai konten porno melalui gadget di kalangan remaja.
Melihat data ini maka sesungguhnya kita menjadi khawatir bahwa pornografi akan sungguh-sungguh merusak mental generasi muda Indonesia. Bisa dibayangkan bahwa seluruh posisi tertinggi diduduki oleh pengakses Indonesia. Dan juga dapat dipastikan bahwa pengunggah terbesar adalah kaum terpelajar di kota, baik yang masih menduduki pendidikan menengah atau pendidikan tinggi.
Hal ini menjadi santat ironis sebab kita mestinya mempersiapkan generasi emas Indonesia tahun 2045 atau 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Di kala kita menyiapkan hal tersebut ternyata problem yang membelit adalah mengenai tayangan pornografi yang luar biasa dahsyatnya mempengaruhi generasi muda Indonesia.
Realitas ini yang kemudian menjadikan Indonesia sebagai darurat pornografi. Kondisi pornografi sudah sangat memprihatinkan semuanya. Itulah sebabnya penanganan pornografi tidak bisa dilakukan orang perorang, akan tetapi harus sistematis dan terstruktur. Pemerintah dan masyarakat harus saling bahu membahu agar problem pornografi dapat direduksi bahkan dihilangkan sedemikian rupa.
Oleh karena itu, melawan pronografi tidak bisa diserahkan kepada kementerian tertentu, akan tetapi harus antar kementerian. Kementerian Agama, kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pemuda dan Olahraga dan kementerian lain yang memiliki keterkaitan dengan barang haram, pornografi.
Organisasi sosial keagamaan juga mesti terlibat di dalamnya. Misalnya NU, Muhammadiyah, Nahdlatul Wathon, Jamiyatul Washliyah, PUI, Mathlaul Anwar, Persis, dan sebagainya. Demikian pula asosiasi sosial keagamaan, seperti MUI, WALUBI, PGI, MATAKIN, Parisadha Hindu, dan sebagainya juga memiliki tanggungjawab yang sangat besar untuk mengemban tugas anti pornografi. Demikian pula organisasi-organisasi profesi lainnya.
Saya kira gerakan anti ponografi apapun harus kita dukung secara maksimal. Sebagai pimpinan Gugus Tugas Pornografi, maka harus menjadi leading sector di dalam gerakan anti pornografi. Itulah sebabnya beberapa waktu terakhir ini, Kemenag menyelenggarakan berbagai meeting untuk membahas mengenai gerakan anti pornografi. Dimulai dengan pertemuan teknis, lalu pertemuan setara pejabat eselon I dan kemudian di tingkat menteri.
Berbagai meeting ini diharapkan akan menghasilkan kerja bareng untuk menyelesaikan masalah porngrafi di Indonesia. Jika semakin banyak kementerian/lembaga yang tertarik untuk terlibat di dalam pemberantasan pornografi, maka tentu hasilnya akan menyejukkan.
Jadi, memang diperlukan kerjasama dengan berbagai elemen agar program Gerakan Anti Pornografi dan Pornoaksi memiliki pengaruh yang signifikan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

SEKALI LAGI PORNOGRAFI (1)

SEKALI LAGI PORNOGRAFI (1)
Indonesia sudah darurat kekerasan seksual. Itulah pernyataan akhir-akhir ini terkait dengan banyaknya kasus kekerasan seksual yang melanda masyarakat kita. Masih terngiang di telinga kita tentang kasus Yuyun yang membetot mata media, bahkan dunia internasional, maka kemudian muncul kasus yang sama di Sulawesi Utara dan yang juga fenomenal adalah kasus Surabaya yang melibatkan anak-anak di bawah usia.
Bisa dibayangkan bahwa Bunga (nama samaran) sudah mengenal seks semenjak usia 4 tahun dan pelaku lelakinya berusia sembilan tahun. Dan sekarang kala si Bunga berusia 13 tahun, maka dia berbuat mesum dengan delapan anak-anak yang usianya Sembilan tahun hingga 14 tahun. Anak usia SD hingga SMP telah melakukan relasi seksual yang seharusnya hanya dikenal oleh orang dewasa. Bahkan menurut Jawa Pos, 13/05/2016, bahwa Bunga sudah ketagihan seks di usianya yang baru 13 tahun. Makanya, terkadang dia yang meminta dan bukan lelakinya yang mengajaknya.
Tidak hanya ketagihan seks, akan tetapi juga ketagihan pil koplo jenis L 10. Jika dia tidak memiliki uang untuk menebus pil koplo yang harganya Rp10.000,oo tersebut, maka dia rela mengemis atau barter dengan seks. Sungguh peristiwa yang memilukan bahwa generasi masa depan Indonesia terkena masalah seperti ini. Selalu ada korelasi antara narkoba dengan perilaku seks menyimpang. Artinya, bahwa narkoba memang menjadi masalah serius bagi masa depan remaja kita.
Lalu yang juga memantik rasa keprihatinan adalah anak kelas III SD berumur sembilan tahun yang juga ikut terlibat bersama kawan-kawannya untuk melakukan pencabulan atau juga tindakan seksual. Ternyata mereka mengenal seks melalui tontonan di rental video di sekitar rumahnya. Di rental video dan juga warnet inilah mereka mengenal tentang seksualitas dan liku-liku seks orang dewasa. Dengan polosnya anak-anak ini menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang seks melalui persewaan video di sekitar rumahnya.
Hal ini tentu menambah keyakinan bahwa dunia persewaan vodeo atau warnet ternyata memang menjadi tempat transaksi yang sebenarnya tidak diperbolehkan. Anak-anak yang seharusnya tidak diperbolehkan mengakses video porno ternyata diperkenankan untuk melakukannya. Jadi dunia bisnis tidak mengenal norma agama atau etika sosial yang seharusnya dijunjung tinggi. Bisnis tidak mengenal halal atau haram. Semua serba permissiveness. Ada pembeli ada yang menjualnya.
Kita memang dikenal sebagai masyarakat religious, akan tetapi di dalam banyak hal ternyata berlaku permissiveness. Termasuk memperkenankan anak-anak di bawah usia menonton video porno.
Masyarakat barat dikenal sebagai masyarakat sekuler, akan tetapi batasan kepantasan dan perkenan itu dijaga cukup kuat. Waktu saya ke Kanada, tahun 2007, maka ketika kita mengunjungi sebuah toko yang menjajakan peralatan dewasa, maka ditulis dengan huruf besar “tidak untuk anak-anak dibawah usia 17 tahun”. Dan penjaga toko sangat menghormati terhadap kaidah ini. Jadi ada batasan mana yang boleh dan mana yang tidak.
Jumlah warnet di Indonesia, pada tahun 2008, sebanyak 12.000 buah. Mungkin pada tahun ini bisa mencapai angka 15.000 buah. Saya tidak mendapatkan data yang kongkrit mengenai jumlah warnet ini. Akan tetapi seirama dengan perkembangan teknologi Hand Phone, maka dunia warnet mengalami stagnasi. Sebenarnya juga sudah dilakukan sweeping terhadap warnet dalam kaitannya dengan ekspose pornografi. Namun nyatanya bahwa masih banyak warnet yang bisa mengekspose konten pornografi.
Yang sungguh kita sesalkan adalah mengapa para pengusaha rental video atau warnet masih terus memborbadir anak-anak kita dengan tayangan pornografi. Apakah mereka tidak menyadari bahwa dengan terus menerus menayangkan video porno maka berarti mereka memiliki andil untuk merusak bangsa ini. Bukankah seharusnya mereka menyadari bahwa anak-anak ini adalah generasi penerus bangsa, yang jika mereka rusak, maka rusaklah bangsa ini. Atau mereka berpikir business is business, sehingga tidak lagi mengenal kata etika, norma agama, tatanan masyarakat dan sebagainya.
Di sinilah negara harus hadir untuk menyelamatkan generasi mudanya. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu: pertama, Kementerian Komunikasi dan Informasi harus mengetati terhadap berkembangnya situs-situs porno di Indonesia. Kemenkoinfo harus berani melakukan tindakan untuk menutup terhadap situs-situs yang berindikasi mengandung conten pornografi, kapanpun dan dimanapun. Kedua, masyarakat harus melakukan perhatian secara optimal terhadap warnet atau video rental yang di dalam banyak hal menjadi tempat untuk mengakses pornografi. Masyarakat jangan abai terhadap kebobrokan moral masyarakat kita yang cenderung permissiveness dalam memperjualbelikan conten pornografi di sekeliling kita. Ketiga, berikan hukuman secara maksimal terhadap pelanggar pornografi terutama yang memberikan peluang untuk akses pornografi.
Cara ini harus ditempuh mengingat bahaya pornografi yang sudah menjarahrayah terhadap pikiran sehat para generasi muda Indonesia. Jangan biarkan mereka menjadi korban terhadap desain perusakan generasi muda Indonesia, sekarang dan akan datang.
Wallahu a’lam bi al shawab.

MEMBANGUN IMAJE KEMENTERIAN AGAMA

MEMBANGUN IMAJE KEMENTERIAN AGAMA
Hari Jum’at, 22 April 2016 menjadi tonggak penting di dalam kerangka membangun imej Kementerian Agama (Kemenag). Tentu hal ini dikaitkan dengan acara yang bertema “Apa Kata Media Tentang Kementerian Agama”. Acara ini memang dikemas di dalam kerangka untuk memberikan masukan kepada seluruh jajaran Kementerian Agama Pusat dan Daerah mengenai betapa pentingnya media sebagai instrumen untuk membangun imej kementerian.
Acara ini memang didesain dengan mendatangkan para pimpinan perguruan tinggi di bawah koordinasi Kementerian Agama, para Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, seluruh pejabat Eselon II dan yang terkait. Acara yang diinisiasi oleh Pusat Informasi dan Humas (PINMAS) Kementerian Agama ini menjadi ajang bagi warga Kemenag untuk memahami bagaimana media melihat Kementerian Agama.
Selain memaparkan tentang pendapat media tentang Kementrian Agama, juga diselenggarakan diskusi untuk membahas tentang tema ini. Yang menjadi nara sumber adalah Pak Lukman Hakim Saifuddin, Menag, saya dan Pak Sigit sebagai pengamat Media. Di antara yang menarik mengenai “apa kata media tentang Kementerian Agama” adalah tentang figur-figur yang menjadi news maker. Yang menggembirakan bahwa respon media terhadap Kemenag ternyata memang luar biasa.
Kita bersyukur sebab berdasarkan survey media, bahwa yang sangat menonjol adalah Pak Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama. Beliau pemegang rekor sumber berita di Kemenag. Ada ratusan pernyataannya yang diunggah di media, baik media cetak, televisi maupun media on line. Lalu ada beberapa nama, seperti Pak Abdul Jamil, Pak Machasin, Pak Nurkholis, saya dan Pak Kamaruddin Amin. Dan ada beberapa nama lainnya. Mereka menjadi news maker di media mainstream, baik di Koran, TV maupun media on line.
Surprise juga bagi saya, sebab selain harus mengantarkan acara ini, saya juga didapuk untuk menjadi pembicara. Acara ini dipandu oleh Pak Hadi Rahman, staf khusus Menteri Agama, yang mantan wartawan. Sebagai narasumber dadakan untuk mengkritisi “Apa Kata Media tentang Kementerian Agama”, maka saya sampaikan tiga hal penting.
Pertama, peran Pak Menteri Agama sebagai Humas kemenag. Sering saya ungkapkan bahwa humas Kemenag bukanlah orang-orang yang berada di dalam struktur kehumasan kemenag, akan tetapi seluruh ASN Kemenag adalah humasnya Kemenag. Dan kita sangat bersyukur sebab Humas nomor satu kemenag adalah Pak Menteri Agama. Jika kita menilik angka ratusan pernyatannya yang diungkap melalui media, maka hal ini menggambarkan bahwa Beliau memang memiliki talenta yang sangat bagus sebagai news maker. Ada dua hal, yang menurut saya kenapa Pak Menteri Agama ini digandrungi oleh media, yaitu: dari aspek artikulasi dan pernyataannya yang selalu update dan berbobot. Selalu ada hal baru yang mempengaruhi media atau agenda setting media. Bukankah media selalu mencari sesuatu yang yang terbaru dan kekinian. Lalu dari aspek gesture. Saya kira Pak Menteri memang memiliki media face. Jadi media juga akan sangat suka untuk menapilkan postur Beliau yang memang pantas untuk menghiasi media. Gabungan di antara keduanya tentu menjadikan adanya ketertarikan media terhadapnya.
Kedua, dari sisi konten berita. Ternyata bahwa haji menjadi sasaran berita yang sangat tinggi. Haji menjadi trending pemberitaan di dalam banyak aspek. Selain kita memang menyediakan khusus wartawan peliputan haji pada saat musim haji, maka dunia media juga sangat tertarik memberitakannya. Sebagaimana yang diungkapkan Pak Menteri Agama, bahwa separoh ari urusan haji adalah separoh urusan kementerian agama di dalam pandangan masyarakat. Maka pantaslah jika semua mata tertuju pada pemberitaan haji. Jika jumlah haji sebanyak 168.800 orang, maka berapa banyak keluarga, handai taulan, pengamat dan pemerhati haji yang membaca berita tentang haji. Maka jumlah pembacanya dirasakan cukup eksak angkanya. Berbeda dengan berita-berita lain yang jumlah pembacanya kurang jelas. Menurut saya, bahwa tema-tema pemberitaan haji harus didesain oleh Pinmas sedemikian rupa sehingga tidak hanya berita negative saja yang diungkap media, akan tetapi juga pemberitaan positif lainnya. Selain ini adalah isu tentang kerukunan umat beragama, yang saya kira juga cukup sensitive untuk diberitakan. Oleh karenanya isu tentang kerukunan beragama, konflik beragama dan harmoni kehidupan beragama juga menjadi tema yang diminati oleh media.
Ketiga, media memiliki agenda setting untuk pemberitaan. Jangan dilupakan bahwa media memiliki caranya sendiri untuk menentukan mana berita yang layak dipublis dan mana yang tidak. Jika kita menggunakan ukuran kasar, maka berita tentang pendidikan Islam nyaris tidak terdengar gaungnya dari Harian Kompas. Kompas akan lebih tertarik untuk memberitakan urusan kerukunan atau konflik beragama. Jadi jangan berharap ada tulisan atau berita tentang pendidikan Islam yang dimuat untuk diblow up di Koran kompas. Jika ada pemberitaan biasanya terkait dengan masalah dan bukan prestasi atau semacamnya. Yang memberitakan tentang banyak hal tentang agama dan Kemenag adalah Republika. Memang haru diakui bahwa Koran Republika memang seakan menjadi corong umat Islam, sehingga nyaris seluruh berita tentang aktivitas Kemenag selalu berada di dalam pemberitaannya.
Menyimak terhadap hal ini, maka dapat dipastikan bahwa ada keterkaitan antara misi media dengan konten berita dan subyek sumber berita. Oleh karena itu, dirasakan sangat penting menjaring kerjasama dengan media di dala, kerangka untuk membangun imej lembaga atau organisasi.
Jika kemenag ingin membangun citra yang lebih baik, maka tentunya humas Kemenag harus semakin kreatif untuk menjaring kerjasama dengan media agar upata pencitraan yang diinginkan akan dapat dicapai.
Wallahu a’lam bi al shawab.

IN MEMORIUM PROF. DR. H. SAIFUL ANAM, MAG

IN MEMORIUM PROF. DR. H. SAIFUL ANAM, MAG
Pada pagi ini saya ingin mengulang kata-kata saya, bahwa kita tidak berkuasa mendesain waktu. Waktulah yang mendesain kita. Dan desain waktu adalah Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai desainer waktu yang Maha Agung, maka Allahlah yang menentukan waktu kapan kita harus ada, dan kapan waktu kita harus tiada.
Begitulah kejadian hidup ini. Datang dan pergi slih berganti. Ada yang datang dan ada yang pergi. Semua mengikuti alur sang Waktu yang memang diperuntukan bagi kita. Demikian pula hidup dan mati, maka Allahlah yang menentukan dan kita hanya bisa pasrah atas semua kehendaknya. Bahkan Al Qur’an juga sudah menggariskan bahwa kematian pasti akan terjadi dan tidak bisa dimajukan atau dimundurkan meskipun sesaat.
Hari ini, Kamis, 12 Mei 2016 adalah hari yang sungguh membuat saya dan keluarga saya harus meneteskan air mata. Bukan air mata haru atau air mata kebahagiaan, akan tetapi air mata duka, sebab sekitar jam 05.00 WIB, Nyonya saya menerima telepon dari Bu A’la, Istri Prof. Dr. Abd. A’la yang menyatakan bahwa Prof. Dr. H. Saiful Anam, MAg meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Beliau wafat pada usia 60 tahun 6 bulan.
Saya meneteskan air mata, teringat akan ungkapan Pak Saiful, kala menghadiri acara empat bulanan, ananda Shiefta Dyah Elyusi, di rumah saya di Lotus Regency.
Sambil gurau, beliau menyatakan “saya gak akan repot untuk mantu, nanti saya pasrahkan kepada Pak Nur Syam saja”. Ungkapan ini sungguh tidak saya sadari, dan baru menjadi teringat kala Beliau ternyata meninggalkan kita semua. Beliau telah meninggalkan putra-putrinya, istrinya, saudaranya dan juga sahabat-sahabatnya.
Pak Saiful sangat dikenal sebagai sosok yang humoris. Semua orang diajaknya tertawa. Kapan dan di mana saja. Selalu ada banyak candaan yang dilontarkannya. Selalu ada keceriaan kala bersamanya. Saya teringat betul kala Beliau bercerita tentang ujian doktoralnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau diuji oleh Prof. Dr. Said Agil Al Munawwar, MA., yang juga kawannya pada waktu menggali ilmu di Makkah al Mukarromah. Di dalam ujian resmi itu Pak Saiful ditanya oleh Prof. Said Agil Munawar dengan pertanyaan: “Apakah Ustadz tahu kapan tanggal wafatnya Imam Syafi’i”, maka dengan santainya Pak Saiful menjawab: “Ustadz, jangankan wafatnya Imam Syafi’I, meninggalnya kakek saya saja saya tidak ingat”. Sebuah gambaran betapa Pak Saiful menghadapi situasi yang paling serius di dunia ini, ujian disertasi, tetapi Beliau masih bisa bergurau seperti itu.
Tidak hanya gurauan yang menjadi kekhasannya, akan tetapi juga kemampuan menyanyinya. Lagu-lagu pop, dangdut maupun lagu-lagu barat bisa dinyanyikannya. Beliau selalu tampil menyanyi kalau ada kesempatan untuk karaokean. Bahkan waktu ada acara empat bulanan anak saya, Beliau menyanyi bersama saya, Lagunya Rhoma Irama, “Kegagalan Cinta”. Yang khas dari Beliau juga sangat suka berjoget, dengan memutar-mutar pantat dan perutnya. Sungguh suasana yang sangat menggembirakan bagi kita semua. Saya sungguh tidak menyadari bahwa nyanyiannya dan celotehnya, 04 Maret 2016 lalu, ternyata yang terakhir bagi sahabat-sahabatnya. Pak Saiful, sungguh sampeyan adalah sahabat hati bagi kami, keluarga kami dan juga warga besar UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kala Prof. Ridlwan Nasir sebagai Rektor IAIN Sunan Ampel, beliau menjadi Pembantu Rektor IV dan saya menjadi Pembantu Rektor II, Prof. Thoha Hamim sebagai PR I dan Pak Hamid Syarif, sebagai PR III di IAIN Sunan Ampel, tahun 2005-2008, maka tiada hari tanpa kita lalui dengam canda dan ketawa bersama. Kita lalui tugas-tugas sebagai pimpinan IAIN Sunan Ampel dengan candaria. Beliau menjadi partner yang baik bagi siapa saja. Kala saya menjadi Rektor IAIN Sunan Ampel, tahun 2009-2011, maka Beliau saya minta untuk menjadi Pembantu Rektor III, Prof. A’la sebagai PR I dan Prof. Haris sebagai PR II, maka banyak hal yang dilakukan Prof. Saiful untuk menjaring kerjasama. Di antaranya dengan Al Azhar University, dan Cairo University. Banyaknya dosen IAIN Sunan Ampel yang mengikuti kursus Bahasa Arab di Cairo University adalah berkat kerja sama yang diinisiasikan olehnya. Saya, Prof. A’la, Prof. Haris dan Prof. Saiful berangkat ke Mesir untuk membangun kerjasama ini. Kemudian juga kerjasama dengan Sydney University, Melbourne University, dan Canberra University adalah kerjasama yang dibangun di kala itu. Seluruh ketua Jurusan/Prodi sebanyak 35 orang bisa mengikuti program review curriculum di bawah asuhan Prof. Jacky Walkington, dan juga Pelatihan Kewirausahaan di Sidney University dibawah asuhan Richard Seymor juga saat Beliau menjabat sebagai PR III.
Lalu ketika mengirim 20 dosen muda ke Melbourne University untuk Entrepreneurship training juga kala beliau menjabat sebagai PR III. Saya merasa memilih orang yang tepat untuk menggawangi bidang kerja sama dan kemahasiswaan pada saat saya menjadi Rektor IAIN Sunan Ampel. Bahkan perubahan ke UIN Sunan Ampel dan Usulan Loan IDB juga dilakukan pada saat-saat itu. Kebersamaan, persahabatan dan kerjasama menjadi kunci membangun fondasi pengembangan IAIN sebagaimana yang dilihat sekarang. Saya sungguh merasakan bahwa perubahan ke UIN dan gedung kembar (twin towers) UIN Sunan Ampel sekarang adalah buah kerja sama yang apik kala itu.
Beliau juga sering mengontak saya kala saya sudah pindah ke Jakarta, baik sebagai Dirjen Pendidikan Islam maupun Sekretaris Jenderal Kementerian Agama. Kalau ke Jakarta beliau lebih nyaman menginap di rumah dinas saya ketimbang tidur di hotel. Makanya, Beliau adalah sahabat yang paling sering bertemu saya di rumah dinas. Kira-kira tiga Bulan yang lalu, Beliau juga menginap di rumah dinas saya. Dan sebagaimana biasa, pastilah candaan demi candaan yang meluncur dari bibirnya. Keruwetan urusan kantor bisa disampaikan dengan canda ria, sehingga rasanya tidak berat memanggul tugas itu. Hal-hal seperti ini yang rasanya tidak akan ada lagi.
Sebagai Guru Besar di Bidang Fiqh, saya kira Beliau memang memiliki kapasitasnya sendiri. Melalui kemampuan Bahasa Arab yang sangat baik, maka menurut saya pantaslah Beliau menjadi Guru Besar di bidangnya. Makanya juga tidak berlebihan jika Beliau banyak mengajar di UMSIDA, di Universitas Airlangga dan perguruan tinggi lain.
Bahkan, dalam dua minggu yang lalu Beliau juga menyerahkan naskah buku untuk dicetak dalam judul “Dimensi Ta’wil dalam Pemahaman Teks”. Menurut Pak Kholil, buku itu sudah akan naik cetak dalam minggu ini. Selain itu, sebulan yang lalu, Beliau juga membelikan mobil Innova Baru untuk Bu Saiful. Kala menyerahkan kunci mobil itu kepada istri dan anak-anaknya, Beliau berpesan agar mobil ini digunakan oleh Bu Saiful agar kalau naik mobil merasakan kenyamanan. “biar ada hasilnya Bapak bekerja keras selama ini”, begitu tuturnya.
Sungguh putra-putri dan istrinya tidak tahu bahwa mobil itu adalah hadiah terakhir Pak Saiful kepadanya. Oleh karena itu, Aries anaknya yang tertua, menyatakan “agar mobil itu tidak akan dijualnya. Ini merupakan hadiah terakhir dari Papa”, begitu katanya kala saya berkunjung ke kediamannya.
Pak Saiful, saya merasakan kepergian sampeyan yang sangat mendadak. Kala saya menulis tulisan ini di atas pesawat Garuda dalam perjalanan ke Surabaya, air mata saya tumpah kembali. Ya Allah jadikan kembalinya Pak Saiful ke haribaanMU adalah dalam keadaan khusnul khatimah. Amin.
Wallahu a’lam bi al shawab.

PORNOGRAFI DAN TANTANGAN BANGSA (2)

PORNOGRAFI DAN TANTANGAN BANGSA (2)
Masyarakat Indonesia ternyata menjadi pengakses terbesar ke dua setelah Amerika Serikat. Pada tahun 2013 Indonesia di peringkat 6 dunia, lalu tahun 2014 berada di peringkat 3 dan tahun 2015 pada peringkat 2 dunia.
Hal ini mengindikasikan bahwa pornografi telah menjadi bagian dari kehidupan sebagian masyarakat kita. Dan meskipun saya tidak mendapatkan data yang kongkrit, akan tetapi bisa dipastikan bahwa pengakses pornografi terbesar adalah generasi muda. Meskipun juga ada orang tua yang mengakses pornografi, akan tetapi jumlahnya tidaklah banyak.
Berdasarkan data yang bisa dipercaya, bahwa jumlah pengakses pornografi memang memiliki lokus di perkotaan. Akan tetapi yang menyedihkan bahwa pengakses internet untuk pornografi untuk anak-anak sebanyak 25.000 setiap hari. Padahal pengakses situs porno dari seluruh dunia di kalangan remaja hanya sebanyak 50.000 orang perhari. Dalam sebulan berarti ada sebanyak 750.000 remaja Indonesia yang mengakses situs porno.
Menilik jumlahnya, berarti bahwa remaja Indonesia pengakses situs porno sama dengan sebesar 50 persen. Suatu jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan pengakses situs porno di seluruh dunia. Bisa saja mereka adalah pengakses tetap dan bisa juga mereka berasal dari pengakses baru. Melalui jumlah ini maka dapat dipastikan bahwa tampaknya semakin banyak anak-anak Indonesia yang terkena dampak buruk internet.
Bahkan juga diperkirakan bahwa Bangkok, Hanoi dan Jakarta akan menjadi pusat penyebaran pornografi terbesar di Asia. Naga-naganya memang bisa dilihat dari makin banyaknya anak-anak muda yang kecanduan pornografi dan tidak terelakkan bahwa mereka akan terkena dampak buruk pornografi ini.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh ahli kesehatan bahwa pornografi dapat merusak otak pengaksesnya. Makanya, para ahli kesehatan mewanti-wanti agar semua orang tua dapat menjaga anak-anaknya agar tidak kecanduan pornografi ini. Tidak hanya kerusakan otak yang akan diderita oleh pengakses pornografi akan tetapi juga merusak mental anak-anak atau remaja yang mengaksesnya.
Pornografi memang bisa diakses di mana saja dan kapan saja. Makanya, jarang diketahui bahwa di dalam rumah tertentu ternyata ada seseorang yang suka mengakses situs porno. Bahkan para orang tua juga tidak tahu kalau anak-anaknya menjadi pengakses situs porno. Bukankah dengan teknologi android, maka pornografi bisa diakses di dalam kamar-kamar anak remaja, di dalam keluarga kita.
Menyadari akan besarnya madarat bagi remaja kita terkait dengan pornografi, maka Kementerian Agama juga mesti terpanggil untuk memberikan sosialisasi yang utuh mengenai bahaya pornografi ini. Pada tanggal 22 April 2016, Menteri Agama telah melaunching Program Gerakan Saya Ini Anti Pronografi dan Pornoaksi atau Gerakan SIAPP. Yang menarik juga bahwa acara ini digagas oleh Darma Wanita bekerja sama dengan Biro Perencanaan Kementerian Agama dalam kerangka memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada para ibu tentang bahaya pornografi. Acara ini diikuti oleh ibu-ibu anggota Darmawanita Pusat dan Daerah dari seluruh Indonesia.
Dengan dilaunchingnya program Gerakan SIAPP tentu menandakan era baru mengenai pencegahan pornografi. Kita menyadari bahwa yang banyak berperan di dalam rumah tangga adalah para Ibu. Oleh karena itu, para Ibu mestilah memahami bagaimana ciri-ciri atau indicator remaja yang terkena dampak negative pornografi. Para Ibu tentu diharapkan secara lebih dini dapat mengetahui tentang kondisi putra-putrinya, sehingga akan bisa dilakukan pencegahan lebih dini.
Ibu-ibu diharapkan dapat melakukan deteksi dini terhadap kondisi putra-putrinya dan juga remaja lainnya yang terindikasi pornografi. Itulah sebabnya program ini memang secara sengaja didesain untuk memberikan pemahaman kepada para Ibu, khususnya Ibu anggota Dharma Wanita.
Target yang diinginkan dari gerakan ini adalah munculnya agen-agen yang sadar akan bahaya porografi, sehingga akan bisa menjadi kader di masing-masing daerah untuk bergerak bersama melawan pronografi. Saya kira gerakan preventif melawan pornografi tidak bisa dilakukan oleh Kementerian atau Lembaga tanpa melibatkan masyarakat secara umum. Dan mitra strategis untuk menangkal pornografi adalah para ibu.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Menteri Agama, Pak Lukman Hakim Saifuddin, bahwa melalui pemahaman yang sama dan gerakan yang sama untuk melakukan pencegahan pornografi maka ke depan akan bisa ditangkal pengaruh negative pornografi di kalangan remaja Indonesia. Kita semua berharap bahwa melalui gerakan ini akan dapat dijadikan sebagai moment untuk kebngkitan gerakan anti pornografi.
Dengan demikian, upaya untuk mengerem laju pertumbuhan pengakses pornografi, maka tidak hanya menutup celah tumbuhnya situs pornografi baru dan mematikan yang lama, akan tetapi juga membudayakan masyarakat anti pornografi.
Wallahu a’lam bi al shawab.