PORNOGRAFI DAN TANTANGAN BANGSA (2)
PORNOGRAFI DAN TANTANGAN BANGSA (2)
Masyarakat Indonesia ternyata menjadi pengakses terbesar ke dua setelah Amerika Serikat. Pada tahun 2013 Indonesia di peringkat 6 dunia, lalu tahun 2014 berada di peringkat 3 dan tahun 2015 pada peringkat 2 dunia.
Hal ini mengindikasikan bahwa pornografi telah menjadi bagian dari kehidupan sebagian masyarakat kita. Dan meskipun saya tidak mendapatkan data yang kongkrit, akan tetapi bisa dipastikan bahwa pengakses pornografi terbesar adalah generasi muda. Meskipun juga ada orang tua yang mengakses pornografi, akan tetapi jumlahnya tidaklah banyak.
Berdasarkan data yang bisa dipercaya, bahwa jumlah pengakses pornografi memang memiliki lokus di perkotaan. Akan tetapi yang menyedihkan bahwa pengakses internet untuk pornografi untuk anak-anak sebanyak 25.000 setiap hari. Padahal pengakses situs porno dari seluruh dunia di kalangan remaja hanya sebanyak 50.000 orang perhari. Dalam sebulan berarti ada sebanyak 750.000 remaja Indonesia yang mengakses situs porno.
Menilik jumlahnya, berarti bahwa remaja Indonesia pengakses situs porno sama dengan sebesar 50 persen. Suatu jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan pengakses situs porno di seluruh dunia. Bisa saja mereka adalah pengakses tetap dan bisa juga mereka berasal dari pengakses baru. Melalui jumlah ini maka dapat dipastikan bahwa tampaknya semakin banyak anak-anak Indonesia yang terkena dampak buruk internet.
Bahkan juga diperkirakan bahwa Bangkok, Hanoi dan Jakarta akan menjadi pusat penyebaran pornografi terbesar di Asia. Naga-naganya memang bisa dilihat dari makin banyaknya anak-anak muda yang kecanduan pornografi dan tidak terelakkan bahwa mereka akan terkena dampak buruk pornografi ini.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh ahli kesehatan bahwa pornografi dapat merusak otak pengaksesnya. Makanya, para ahli kesehatan mewanti-wanti agar semua orang tua dapat menjaga anak-anaknya agar tidak kecanduan pornografi ini. Tidak hanya kerusakan otak yang akan diderita oleh pengakses pornografi akan tetapi juga merusak mental anak-anak atau remaja yang mengaksesnya.
Pornografi memang bisa diakses di mana saja dan kapan saja. Makanya, jarang diketahui bahwa di dalam rumah tertentu ternyata ada seseorang yang suka mengakses situs porno. Bahkan para orang tua juga tidak tahu kalau anak-anaknya menjadi pengakses situs porno. Bukankah dengan teknologi android, maka pornografi bisa diakses di dalam kamar-kamar anak remaja, di dalam keluarga kita.
Menyadari akan besarnya madarat bagi remaja kita terkait dengan pornografi, maka Kementerian Agama juga mesti terpanggil untuk memberikan sosialisasi yang utuh mengenai bahaya pornografi ini. Pada tanggal 22 April 2016, Menteri Agama telah melaunching Program Gerakan Saya Ini Anti Pronografi dan Pornoaksi atau Gerakan SIAPP. Yang menarik juga bahwa acara ini digagas oleh Darma Wanita bekerja sama dengan Biro Perencanaan Kementerian Agama dalam kerangka memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada para ibu tentang bahaya pornografi. Acara ini diikuti oleh ibu-ibu anggota Darmawanita Pusat dan Daerah dari seluruh Indonesia.
Dengan dilaunchingnya program Gerakan SIAPP tentu menandakan era baru mengenai pencegahan pornografi. Kita menyadari bahwa yang banyak berperan di dalam rumah tangga adalah para Ibu. Oleh karena itu, para Ibu mestilah memahami bagaimana ciri-ciri atau indicator remaja yang terkena dampak negative pornografi. Para Ibu tentu diharapkan secara lebih dini dapat mengetahui tentang kondisi putra-putrinya, sehingga akan bisa dilakukan pencegahan lebih dini.
Ibu-ibu diharapkan dapat melakukan deteksi dini terhadap kondisi putra-putrinya dan juga remaja lainnya yang terindikasi pornografi. Itulah sebabnya program ini memang secara sengaja didesain untuk memberikan pemahaman kepada para Ibu, khususnya Ibu anggota Dharma Wanita.
Target yang diinginkan dari gerakan ini adalah munculnya agen-agen yang sadar akan bahaya porografi, sehingga akan bisa menjadi kader di masing-masing daerah untuk bergerak bersama melawan pronografi. Saya kira gerakan preventif melawan pornografi tidak bisa dilakukan oleh Kementerian atau Lembaga tanpa melibatkan masyarakat secara umum. Dan mitra strategis untuk menangkal pornografi adalah para ibu.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Menteri Agama, Pak Lukman Hakim Saifuddin, bahwa melalui pemahaman yang sama dan gerakan yang sama untuk melakukan pencegahan pornografi maka ke depan akan bisa ditangkal pengaruh negative pornografi di kalangan remaja Indonesia. Kita semua berharap bahwa melalui gerakan ini akan dapat dijadikan sebagai moment untuk kebngkitan gerakan anti pornografi.
Dengan demikian, upaya untuk mengerem laju pertumbuhan pengakses pornografi, maka tidak hanya menutup celah tumbuhnya situs pornografi baru dan mematikan yang lama, akan tetapi juga membudayakan masyarakat anti pornografi.
Wallahu a’lam bi al shawab.