• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

IN MEMORIUM PROF. DR. H. SAIFUL ANAM, MAG

IN MEMORIUM PROF. DR. H. SAIFUL ANAM, MAG
Pada pagi ini saya ingin mengulang kata-kata saya, bahwa kita tidak berkuasa mendesain waktu. Waktulah yang mendesain kita. Dan desain waktu adalah Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagai desainer waktu yang Maha Agung, maka Allahlah yang menentukan waktu kapan kita harus ada, dan kapan waktu kita harus tiada.
Begitulah kejadian hidup ini. Datang dan pergi slih berganti. Ada yang datang dan ada yang pergi. Semua mengikuti alur sang Waktu yang memang diperuntukan bagi kita. Demikian pula hidup dan mati, maka Allahlah yang menentukan dan kita hanya bisa pasrah atas semua kehendaknya. Bahkan Al Qur’an juga sudah menggariskan bahwa kematian pasti akan terjadi dan tidak bisa dimajukan atau dimundurkan meskipun sesaat.
Hari ini, Kamis, 12 Mei 2016 adalah hari yang sungguh membuat saya dan keluarga saya harus meneteskan air mata. Bukan air mata haru atau air mata kebahagiaan, akan tetapi air mata duka, sebab sekitar jam 05.00 WIB, Nyonya saya menerima telepon dari Bu A’la, Istri Prof. Dr. Abd. A’la yang menyatakan bahwa Prof. Dr. H. Saiful Anam, MAg meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Beliau wafat pada usia 60 tahun 6 bulan.
Saya meneteskan air mata, teringat akan ungkapan Pak Saiful, kala menghadiri acara empat bulanan, ananda Shiefta Dyah Elyusi, di rumah saya di Lotus Regency.
Sambil gurau, beliau menyatakan “saya gak akan repot untuk mantu, nanti saya pasrahkan kepada Pak Nur Syam saja”. Ungkapan ini sungguh tidak saya sadari, dan baru menjadi teringat kala Beliau ternyata meninggalkan kita semua. Beliau telah meninggalkan putra-putrinya, istrinya, saudaranya dan juga sahabat-sahabatnya.
Pak Saiful sangat dikenal sebagai sosok yang humoris. Semua orang diajaknya tertawa. Kapan dan di mana saja. Selalu ada banyak candaan yang dilontarkannya. Selalu ada keceriaan kala bersamanya. Saya teringat betul kala Beliau bercerita tentang ujian doktoralnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau diuji oleh Prof. Dr. Said Agil Al Munawwar, MA., yang juga kawannya pada waktu menggali ilmu di Makkah al Mukarromah. Di dalam ujian resmi itu Pak Saiful ditanya oleh Prof. Said Agil Munawar dengan pertanyaan: “Apakah Ustadz tahu kapan tanggal wafatnya Imam Syafi’i”, maka dengan santainya Pak Saiful menjawab: “Ustadz, jangankan wafatnya Imam Syafi’I, meninggalnya kakek saya saja saya tidak ingat”. Sebuah gambaran betapa Pak Saiful menghadapi situasi yang paling serius di dunia ini, ujian disertasi, tetapi Beliau masih bisa bergurau seperti itu.
Tidak hanya gurauan yang menjadi kekhasannya, akan tetapi juga kemampuan menyanyinya. Lagu-lagu pop, dangdut maupun lagu-lagu barat bisa dinyanyikannya. Beliau selalu tampil menyanyi kalau ada kesempatan untuk karaokean. Bahkan waktu ada acara empat bulanan anak saya, Beliau menyanyi bersama saya, Lagunya Rhoma Irama, “Kegagalan Cinta”. Yang khas dari Beliau juga sangat suka berjoget, dengan memutar-mutar pantat dan perutnya. Sungguh suasana yang sangat menggembirakan bagi kita semua. Saya sungguh tidak menyadari bahwa nyanyiannya dan celotehnya, 04 Maret 2016 lalu, ternyata yang terakhir bagi sahabat-sahabatnya. Pak Saiful, sungguh sampeyan adalah sahabat hati bagi kami, keluarga kami dan juga warga besar UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kala Prof. Ridlwan Nasir sebagai Rektor IAIN Sunan Ampel, beliau menjadi Pembantu Rektor IV dan saya menjadi Pembantu Rektor II, Prof. Thoha Hamim sebagai PR I dan Pak Hamid Syarif, sebagai PR III di IAIN Sunan Ampel, tahun 2005-2008, maka tiada hari tanpa kita lalui dengam canda dan ketawa bersama. Kita lalui tugas-tugas sebagai pimpinan IAIN Sunan Ampel dengan candaria. Beliau menjadi partner yang baik bagi siapa saja. Kala saya menjadi Rektor IAIN Sunan Ampel, tahun 2009-2011, maka Beliau saya minta untuk menjadi Pembantu Rektor III, Prof. A’la sebagai PR I dan Prof. Haris sebagai PR II, maka banyak hal yang dilakukan Prof. Saiful untuk menjaring kerjasama. Di antaranya dengan Al Azhar University, dan Cairo University. Banyaknya dosen IAIN Sunan Ampel yang mengikuti kursus Bahasa Arab di Cairo University adalah berkat kerja sama yang diinisiasikan olehnya. Saya, Prof. A’la, Prof. Haris dan Prof. Saiful berangkat ke Mesir untuk membangun kerjasama ini. Kemudian juga kerjasama dengan Sydney University, Melbourne University, dan Canberra University adalah kerjasama yang dibangun di kala itu. Seluruh ketua Jurusan/Prodi sebanyak 35 orang bisa mengikuti program review curriculum di bawah asuhan Prof. Jacky Walkington, dan juga Pelatihan Kewirausahaan di Sidney University dibawah asuhan Richard Seymor juga saat Beliau menjabat sebagai PR III.
Lalu ketika mengirim 20 dosen muda ke Melbourne University untuk Entrepreneurship training juga kala beliau menjabat sebagai PR III. Saya merasa memilih orang yang tepat untuk menggawangi bidang kerja sama dan kemahasiswaan pada saat saya menjadi Rektor IAIN Sunan Ampel. Bahkan perubahan ke UIN Sunan Ampel dan Usulan Loan IDB juga dilakukan pada saat-saat itu. Kebersamaan, persahabatan dan kerjasama menjadi kunci membangun fondasi pengembangan IAIN sebagaimana yang dilihat sekarang. Saya sungguh merasakan bahwa perubahan ke UIN dan gedung kembar (twin towers) UIN Sunan Ampel sekarang adalah buah kerja sama yang apik kala itu.
Beliau juga sering mengontak saya kala saya sudah pindah ke Jakarta, baik sebagai Dirjen Pendidikan Islam maupun Sekretaris Jenderal Kementerian Agama. Kalau ke Jakarta beliau lebih nyaman menginap di rumah dinas saya ketimbang tidur di hotel. Makanya, Beliau adalah sahabat yang paling sering bertemu saya di rumah dinas. Kira-kira tiga Bulan yang lalu, Beliau juga menginap di rumah dinas saya. Dan sebagaimana biasa, pastilah candaan demi candaan yang meluncur dari bibirnya. Keruwetan urusan kantor bisa disampaikan dengan canda ria, sehingga rasanya tidak berat memanggul tugas itu. Hal-hal seperti ini yang rasanya tidak akan ada lagi.
Sebagai Guru Besar di Bidang Fiqh, saya kira Beliau memang memiliki kapasitasnya sendiri. Melalui kemampuan Bahasa Arab yang sangat baik, maka menurut saya pantaslah Beliau menjadi Guru Besar di bidangnya. Makanya juga tidak berlebihan jika Beliau banyak mengajar di UMSIDA, di Universitas Airlangga dan perguruan tinggi lain.
Bahkan, dalam dua minggu yang lalu Beliau juga menyerahkan naskah buku untuk dicetak dalam judul “Dimensi Ta’wil dalam Pemahaman Teks”. Menurut Pak Kholil, buku itu sudah akan naik cetak dalam minggu ini. Selain itu, sebulan yang lalu, Beliau juga membelikan mobil Innova Baru untuk Bu Saiful. Kala menyerahkan kunci mobil itu kepada istri dan anak-anaknya, Beliau berpesan agar mobil ini digunakan oleh Bu Saiful agar kalau naik mobil merasakan kenyamanan. “biar ada hasilnya Bapak bekerja keras selama ini”, begitu tuturnya.
Sungguh putra-putri dan istrinya tidak tahu bahwa mobil itu adalah hadiah terakhir Pak Saiful kepadanya. Oleh karena itu, Aries anaknya yang tertua, menyatakan “agar mobil itu tidak akan dijualnya. Ini merupakan hadiah terakhir dari Papa”, begitu katanya kala saya berkunjung ke kediamannya.
Pak Saiful, saya merasakan kepergian sampeyan yang sangat mendadak. Kala saya menulis tulisan ini di atas pesawat Garuda dalam perjalanan ke Surabaya, air mata saya tumpah kembali. Ya Allah jadikan kembalinya Pak Saiful ke haribaanMU adalah dalam keadaan khusnul khatimah. Amin.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..