• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

BANG HAJI RHOMA IRAMA DAN LEGENDA DANGDUT INDONESIA

BANG HAJI RHOMA IRAMA DAN LEGENDA DANGDUT INDONESIA
Saya merasa medapatkan kehormatan di kala Bang Haji Rhoma Irama memberikan kenangan tulisan tangan dan fotonya terkait dengan Hari Ulang Tahun saya, tanggal 7 Agustus 2017. Kenangan ini saya peroleh dari kawan-kawan BNI, Sdr. Poppy dan kawan-kawan yang mengupayakan agar saya mendapatkan hadiah yang istimewa dari Bang Haji Rhoma Irama. Tulisan Bang Haji itu berbunyi: “Selamat Ultah Pak Nur Syam yang ke 59 semoga panjang Umur dan sukses selalu”. Tulisan ini ditandatangani oleh Beliau. Dengan hadiah itu, maka saya SMS beliau sebagai ungkapan rasa terima kasih, dan beliau balas juga pada hari yang sama.
Sehari berikutnya saya kontak Bang Surya AKA, mantan wartawan Jawa Pos, yang tentu saya kenal sangat baik, karena sama-sama dari Surabaya. Bang Surya AKA adalah Ketua Umum FORSA, sebagai wadah atau organisasi fans Bang Haji Rhoma Irama. Saya sampaikan kalau saya mendapatkan kehormatan dari Bang Haji terkait dengan ultah saya. Maka, Bang Surya menyampaikan kalau Bang Haji bersama Indosiar akan live show di Ancol dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 72. Maka tiba-tiba saya teringat bagaimana caranya untuk memberikan kenangan yang sama. Saya ingin Bang Haji juga memperoleh kenangan yang mirip dengan kenangan Beliau kepada saya. Lalu saya putuskan untuk memberikan juga foto saya dan ungkapan yang saya anggap penting. Maka saya pilih foto terbaik yang akan saya pigurakan bersama dengan tulisan tangan saya sebagai kenang-kenangan kepada Bang Haji Rhoma Irama. Tulisan saya di dalam pigura itu berbunyi: “Soneta dan Bang Haji Rhoma Irama adalah legenda Musik INDONESIA. Semoga Bang Haji selalu sehat dan terus berkarya untuk INDONESIA”.
Kebetulan Beliau akan melakukan checking sound system untuk acara live show Indosiar di Taman Impian Jaya Ancol. Maka beliau saya SMS dan memberikan penegasan bahwa pada tanggal 16/8/2017, beliau akan melakukan checking sound system tersebut. Saya juga bersyukur bahwa ucapan kenangan itu sudah selesai sehari sebelumnya, sehingga tidak ada kesulitan untuk menyampaikannya. Makanya, pada tanggal 16/8/2017, saya luangkan waktu untuk menemui Beliau di Ancol. Tepat jam 15.. WIB saya sampai di lokasi pagelaran music Soneta Grup. Dan kira-kira jam 16.00 WIB Beliau sampai di lokasi. Beliau belum naik ke panggung untuk melakukan checking sound system. Beliau berada di mobil Alphard. Jemi yang mengetahui bahwa Bang Haji Rhoma Irama berada di Mobil. Lalu Jemi mengajak saya untuk bertemu Bang Haji Rhoma Irama.
Tentu sebuah pertemuan yang menyenangkan. Meskipun tidak dilakukan di tempat khusus dan hanya di mobil, tetapi saya kira merupakan pertemuan yang berkesan. Saya sampaikan kepada Beliau, bahwa hadiah kenangan untuk ultah saya dari Bang Haji Rhoma Irama itu sungguh sangat berkesan bagi saya. Foto yang berada di dalam hadiah itu tentu menjadi inspirasi saya untuk memberikan cendera mata yang sama. Keinginan itu tercapai karena Bang Haji Rhoma Irama menerima pemberian hadiah itu dengan senang hati. Bahkan sehari berikutnya Beliau SMS saya: “Prof terima kasih atas cendera matanya”.
Sayang memang saya tidak bisa hadir di dalam acara pagelaran Peringatan Kemerdekaan yang diselenggarakan oleh Indosiar di Taman Impian Jaya Ancol itu. Tetapi moment penting ini tentu tidak akan saya kewatkan begitu saja. Maka setelah saya datang dari Bogor, maka saya harus menyempatan diri untuk nonton pagelaran music dangdut yang hingga hari ini masih menjadi bagian dari cita rasa music saya. Dangdut memang telah menjadi bagian dari kehidupan saya. Akan tetapi bukan music dangdut yang seronok dan kurang etis. Saya secara khusus memang menggandrungi music dangsut terutama Soneta Grup dengan Bang Haji Rhoma Irama. Selain memberikan hiburan tentu juga memiliki nuansa religious. Ada nada dakwah di dalamnya.
Saya tentu masih teringat kala saya memajang poster Bang Haji di rumah di pedesaan Tuban Jawa Timur. Maklum di masa lalu, di saat membeli kaset Bang Haji, maka dipastikan mendapatkan poster ukuran besar. Saya masih bisa mengingat gambar Bang Haji di dalam poster itu. Dengan rambutnya yang panjang keriting, sepatu berhak tinggi, celana warna putih lebar di bawah –kami menyebutnya celana komprang—dengan sal warna hijau dan baju putih dengan gaya memetik gitar, sungguh gagah sekali. Bahkan saya pun mengikuti gaya celananya yang memang menjadi trend di saat itu.
Di saat pagelaran HUT Kemerdekaan itu tentu ada peristiwa yang bagi saya sangat mengharukan dan tanpa terasa air mata saya meleleh, ialah di saat Bang Haji menyerahkan gitar tua, yang usianya kira-kira 20 an tahun, banyak digunakan untuk mencipta lagu, kepada Fans Bang Haji. Aji, adalah orang yang beruntung mendapatkan hadiah gitar tua itu. Kepada Anggota FORSA ini Bang Haji nitip pesan agar gitar itu dirawat. Sambil menyanyikan lagu yang sangat fenomenal, “Gitar Tua”, Bang Haji menitikkan air matanya. Dengan suaranya yang khas, Beliau menyanyikan lagu itu dengan suara bergetar. Sungguh merupakan moment yang mengharukan.
Namun demikian, juga terdapat satu momentum yang tidak akan pernah saya lupakan adalah saat saya pertama kali bertemu Bang Haji pada tahun 1982. Saat itu Senat Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel menyelenggarakan acara Pelatihan Kader Dai bagi Mahasiswa se Jawa Timur. Sebagai Sekretaris Umum Senat Mahasiswa, saya diminta untuk mencari dukungan dana. Pada saat itu Bang Haji melakukan pementasan Musik Dangdut di Tuban. Hal ini tentu ini merupakan moment penting. Dengan Bus, saya datang ke Tuban untuk memohon bantuan kepada Bang Haji Rhoma Irama. Beliau menginap di Hotel Purnama Tuban, dan jam 16.30 WIB saya diterima di teras depan Hotel Purnama. Saya sampaikan proposal kegiatan dan tanpa basa basi saya sampaikan keinginan saya itu. Dan yang tidak terduga adalah Bang Haji lalu memberikan bantuannya sebesar Rp. 50.000,00. Uang sebegitu tentu sudah cukup banyak di saat itu. Kenangan ini tentu masih tersimpan di dalam memori saya.
Hanya sayangnya kala itu belum ada camera digital atau HP yang bisa dipakai untuk selfie. Jika ada tentu dapatlah saya berfoto selfie dengan Bang Haji Rhoma Irama. Walaupun begitu dengan tulisan ini saya berharap kenangan itu menjadi terdokumentasikan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA

PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pada Kementerian dan Lembaga tentu sangat penting. Kekuatan birokrasi sebenarnya terletak pada bagaimana SDM pada Kementerian/Lembaga tersebut dapat mengawal roda birokrasi dengan sebaik-baiknya dan sangat optimal. Di dalam kerangka ini, maka Kemenag menyelenggarakan acara-acara yang bertujuan untuk penguatan SDM dimaksud.
Saya memperoleh kesempatan untuk memberikan materi pembekalan terkait dengan pengembangan SDM khususnya pada Biro Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) di Bogor beberapa saat yang lalu. Acara ini diselenggarakan dengan diikuti oleh para pengelola keuangan, yang terdiri dari kabag keuangan pada unit eselon satu dan juga dari daerah.
Saya sampaikan tiga hal penting dalam kaitannya dengan pengembangan kapasitas SDM, khususnya SDM bidang keuangan. Pertama, saya mengapresiasi atas upaya untuk melakukan pengembangan kapasitas SDM yang tentu menjadi keinginan kita semua untuk memperbaikinya. Sebagaimana diketahui bahwa kebanyakan SDM di Kemenag tentu saja ialah bergelar Sarjana Agama, baik yang berlatarbelakang pendidikan, dakwah, syariah atau lainnya. Jadi, SDM bidang keuangan juga di dalam banyak hal adalah lulusan prodi-prodi agama. Oleh karena itu penguatan kapasitas menjadi sangat penting untuk dilakukan. Juga harus diakui bahawa ada di antara SDM keuangan yang berlatar pendidikan ekonomi atau akuntan akan tetapi jumlahnya tentu tidak sebanding dengan kebutuhan yang diinginkan.
Kedua, untuk memperkuat SDM keuangan tersebut, saya menyampikan rumus 5 (lima) U, yaitu: 1) update pengetahuan tentang tata kelola keuangan. Jangan pernah berhenti untuk memperbarui pengetahuan kita itu. Kita semua harus membaca dan membaca. Jangan merasa bahwa pengetahuan kita itu sudah cukup sehingga kita lupa untuk mengupdate pengetahuan kita. Perubahan demi perubahan terus berjalan sementara itu pekerjaan rutin menyita waktu dan hari-hari kita. Namun jangan lupa bahwa memperbarui pengetahuan tentu sangat penting. Jangan menjadi orang yang selalu terlambat dalam mengantisipasi atau merespon perubahan karena ketidaktahuan kita tentang perkembangan baru tersebut.
2) Update keahlian kita di dalam tata kelola keuangan. Keahlian itu mengandung dimensi pengetahuan konseptual dan teoretik. Di tengah perubahan misalnya tata kelola keuangan yang semula berbasis kas lalu menjadi berbasis akrual, maka secara teoretik dan konseptual harus dipelajari. Tidak hanya bertanya “ma huwa akrual” akan tetapi juga “wa ma adraka ma akrual”. Di kala kita berbicara tentang apa dan bagaimana serta apa yang ada di dalam akrual, maka dipastikan dibutuhkan seperangkatan keahlian, baik secara teroretik maupun konseptual.
3) Update keterampilan dalam tata kelola keuangan. Sebagai bendaharawan atau jabatan yang terkait dengan pengelolaan keuangan, maka harus selalu memperbaharui keterampilannya dalam pengelolaan keuangan. Misalnya di saat terjadi perubahan tata kelola keuangan dari basis kas ke basis akrual. Maka dipastikan bahwa para pengelola keuangan harus mengubah keterampilannya di dalam system akuntansi. Bagi mereka yang memiliki basis keilmuan di bidang akuntansi tentu bukanlah hal yang rumit, namun bagi mereka yang memiliki bidang kajian di luar akuntansi tentu akan mengalami banyak kendala. Makanya, up grade keterampilan di dalam pengelolaan keuangan berbasis akrual lalu menjadi sangat urgen.
4) Upgrade kebersamaan di dalam bekerja. Saya selalu menekankan betapa pentingnya kebersamaan ini. Saya tidak akan pernah lelah untuk mengajak semua ASN Kemenag agar terus menerus memperbaharui kebersamaannya di dalam mengerjakan tupoksinya. Yakinlah bahwa hanya dengan kebersamaan, maka pekerjaan yang sulit akan dapat diselesaikan. Saya selalu teringat betapa beratnya tantangan penyusunan LKKA tahun 2016. Akan tetapi dengan kebersamaan para Duta Akrual berbasis WA, ternyata masalah-masalah yang rumit bisa didiskusikan penyelesaiannya. Bahkan dengan kehadiran Duta Akrual ini, maka Kemenag diapresiasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai karya inovatif di dalam penyusunan LKKA tahun 2016.
5) Update lingkungan kerja agar selalu kondusif untuk bekerja optimal. Saya berkeyakinan bahwa dengan lingkungan kerja yang nyaman, maka akan terbentuk kerja sama yang baik. Maka proposisinya dapat dinyatakan bahwa “di dalam lingkungan kerja yang kondusif, maka akan tercipta kerja sama yang baik dan berkualitas”. Lalu, “dengan kerjasama yang baik dan berkualitas, maka pencapaian kinerja terbaik akan dapat dihasilkan” dan seterusnya. Oleh karena mari terus menerus kita perbaharui lingkungan kerja kita agar bisa menjadi prasyarat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat kita.
Ketiga, ke depan saya kira kita harus terus menerus melakukan evaluasi terhadap serapan anggaran kita dalam korelasinya dengan ketercapaian kinerja dan sasaran kinerja. Kita inginkan agar serapan Kemenag makin baik dan ketepatan sasaran dan pencapaian kinerja juga optimal. Oleh karena itu semua harus bekerja keras agar hal ini bisa dicapai.
Wallahu a’lam bi al shawab.

MEMPERKUAT PENDIDIKAN DINIYAH

MEMPERKUAT PENDIDIKAN DINIYAH
Tulisan ini bukanlah sebuah upaya untuk membikin makin ruwet persoalan yang menyangkut 5 ( lima) hari sekolah atau 5HS atau yang juga disebut sebagai LHS atau juga Full Day School (FDS), akan tetapi hanyalah percikan pemiiran tentang perlunya kita semua memikir kembali mengenai eksistensi Madrasah Dinyah, khususnya Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT).
Hal ini perlu saya sampaikan di dalam forum pertemuan para pengasuh Madrasah Diniyah Takmiliyah dalam acara temu teknis untuk membahas bantuan pemerintah bagi lembaga pendidikan Islam. Hadir di dalam acara ini adalah Kasubdit Madrasah Diniyah Takmiliyah, Dr. Abdul Adhim, dan Kasubag Tata Usaha, Abdur Rauf serta segenap jajaran panitia penyelenggaran dan pengelola Madrasah Diniyah se Wilayah Timur.
Di dalam kesempatan ini, saya sampaikan tiga hal penting, yaitu: pertama, tantangan Madrasah Diniyah di tengah perubahan sosial, termasuk perubahan pendidikan yang sangat cepat. Tantangan itu ialah: 1) tantangan Sumber Daya Pengajar di Madrasah Diniyah. Harus diakui bahwa lembaga pendidikan diniyah takmiliyah memang didirikan oleh masyarakat dalam berbagai stratum sosialnya. Bisa berada di pusat-pusat kota tetapi juga bisa di wilayah pedesaan yang jauh dari ingarbingar keramaian. MDT bisa ada di setiap wilayah di Indonesia ini.
Sebagai lembaga pendidikan yang didirikan oleh masyarakat tentu dengan kualifikasi, cakupan dan kualitas yang sangat beragama. Ada yang sangat maju dengan dukungan Teknologi Informasi da nada yang sama sekali tertinggal dari kemajuan-kemajuan. Makanya, tantangan utama lembaga pendidikan ini ialah ketercukupan kualifikasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikannya.
2) Tantangan program pembelajaran. Harus diakui bahwa kebanyakan tenaga pendidikan MDT ialah berasal dari pesantren-pesantren di Indonesia. Mereka dikenal sangat menguasai content pembelajaran akan tetapi kurang dalam penguasaan metodologi pengajaran. Makanya, perlu ada sentuhan program untuk memperkuat potensi mengajar mereka dengan program terstruktur dan sistematis agar penguasaan metodologinya semakin kuat.
3) Tantangan media pembelajaran. Sebagai lembaga oendidikan yang didirikan masyarakt tentu dengan kualitas media pembelajaran yang tradisional. Nyaris belum tersentuh media pembelajaran modern. Masih apa adanya saja. Artinya, lebih banyak menggunakan media tradisional. Oleh karena itu yang juga penting dilakukan ialah dengan memberikan bekal teknologi pembelajaran yang akan mengantarkan mereka untuk dapat menyusun media pembelajaran yang lebih baik.
Kedua, menurut pendapat saya bahwa untuk memperkuat SDM, maka yang dibutuhkan oleh memberikan kemampuan dan kapasitas yang memadai. Saya teringat dengan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Jawa Timur di era Pak GUbernur Soekarwo atau Pak De Karwo. Beliau merancang program pendidikan penyataraan Strata I bagi guru madin. Dan melalui program ini, maka pata guru madin memperoleh tambahan pengetahuan melalui jengang program Strata I. melalui kerja sama dengan PTKN dan Swasta di Jawa Timur, maka ribuan guru Madin yang kemudian bisa menyelesaikan pendidikan setara Strata I. Mereka menjadi guru yang memiliki kemampuan untuk mengajarkan konten pendidikan yang sudah dikuasainya dengan baik. Selain itu mereka juga bisa memperoleh sertifikasi sebagai guru non PNS karena telah memenuhi kualifikasi pendidikan yang bertaraf Strata I tersebut.
Sesungguhnya program inilah yang disebut oleh Pak De Karwo sebagai program kerakyatan dengan slogan “wong cilik melu iso gumuyu”. Artinya, bahwa guru-guru madin yang selama ini tidak tersentuh dengan program pendidikan formal, lalu bisa dilibatkan di dalam program pendidikan formal melalui PTKN atau PTKS. Jadi sesungguhnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dimaksud.
Melalui program penyerataan itu, maka banyak hal yang bisa diperoleh, seperti penguasaan seperangkat metodologi pembelajaran, media pembelajaran dan juga kompetensi yang mendukung terhadap penguatan kapabilitasnya. Jadi merea tentu memiliki empat kompetensi sebagai syarat untuk memperoleh sertifikasi sebagai pendidik professional, yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi professional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.
Oleh karena itu melalui program penyetaraan ini, maka kita akan mendapatkan guru madin yang peofesional karena sudah memiliki sertifikasi sebagai pendidik professional. Jika demikian, maka sesungguhnya pemerintah memiliki peran penting untuk peningkatan standart mutu yang jelas. Makanya, saya kira standarisasi madin yang dilakukan oleh Direktorat Pesantren akan memiliki makna penting untuk memberikan kualifikasi mutu yang lebih baik.
Kita semua berharap bahwa madrasah diniyah yang sudah melahirkan banyak tokoh local, nasional maupun internasional ini akan semakin kuat posisinya baik di dalam system pendidikan nasional dan juga memperoleh recognisi yang jauh lebih jelas di era sekarang.
Wallahu a’lam bi al shawab.

PERLU PENINGKATAN KUALITAS PTKN

PERLU PENINGKATAN KUALITAS PTKN
Hari Senin, 12 Agustus 2017, saya berkesempatan untuk menghadiri acara Seminar yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya di Tengerang Banten. Saya memang berjanji akan hadir pada suatu kesempatan di STABN ini, sewaktu saya menjadi Plt. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, beberapa saat yang lalu. Namun demikian, sampai berakhirnya masa jabatan Pelaksana Tugas tersebut saya belum berkesempatan datang. Akhirnya, sampai juga waktunya untuk memberikan orasi pada segenap civitas STABN dimaksud.
Oleh Bu Yunani, MPd., (ketua Panitia Seminar), saya diminta untuk memberikan orasi ilmiah terkait dengan tema “Peran dan Tanggung Jawab Umat Beragama dalam Menghadapi Indonesia di Era Kekinian”. Hadir pada acara ini ialah para sesepuh Umat Buddha, para Bhiksu Sangha, Plt. Ketua STABN, Sapardi, SAg, MHum., Direktur Bimbingan dan Pendidikan Agama Buddha, Supriyadi, MPd., Dirjen Bimas Buddha, Caliadi, MH., dan juga segenap mahasiswa dan para dosen STABN Sriwijaya.
Saya sampaikan tiga hal mendasar terkait dengan seminar ini, yaitu: pertama, saya menyampaikan apresiasi atas terselanggaranya seminar ini, terutama dalam kaitannya dengan keinginan kita semua untuk merespon perubahan sosial yang cepat di era modernitas yang sekarang sedang kita alami.
Kedua, saya sampaikan tantangan Indonesia di era sekarang dan yang akan datang. Tantangan tersebut ialah: 1) Globalisasi yang tidak mampu untuk dibendung. Globalisasi tersebut mengalir bagai air bah menerjang setiap ladang kehidupan manusia tanpa pandang bulu. Nyaris tidak ada ruang kosong yang tidak diterjangnya. Salah satu di antara pengungkit terbesar ialah pertumbuhan teknologi informasi. TI ini menjadi piranti yang dahsyat untuk mengembangkan sayap pertumbuhan globalisasi di setiap sudut kehidupan manusia. Melalui TI maka seluruh dunia dapat dilipat dengan ringkas dan padat. Jika di masa lalu, bumi manusia itu sangat luas, maka sekarang terasa sangat sempit. Orang bisa melakukan relasi kapan dan di mana saja tanpa penghalang.
Antara TI dengan globalisasi itu merupakan variabel yang berhubungan secara timbal balik. Globalisasi dapat menumbuhkan perkembangan teknologi Informasi dan teknologi informasi juga mendorong perkembangan globalisasi sampai ke segenap penjuru dunia. Jadi di antara keduanya merupakan dua variabel yang saling berhubungan dan mensupport.
2) tantangan perkembangan ideology tran-nasional yang juga tumbuh seirama dengan perkembangan teknologi informasi. Munculnya proxy war dan cyber war juga dipicu oleh perkembangan media sosial yang tumbuh bak jamur di musim penghujan. Semua bermunculan dan semua memiliki segmen pasar yang tidak terhingga. Skype, misalnya memiliki konsumen sebanyak 500 juta orang. Belum lagi WA, Linkedin, Twitter, Facebook dan sebagainya. Semua memiliki jangkauan yang tidak terhingga ke sudut-sudut dan ruang-ruang manusia tanpa pandang usianya. Jika di masa lalu, hanya orang terpelajar saja yang menggunakan media sosial, akan tetapi coba lihat sekarang bagaimana perkembangannya. Anak-anak balita saja sudah mengakses You tube yang kondang itu.
Cyber war adalah sisi gelap teknologi informasi. Di sini semua bisa diakses dan semua bisa dipublis. Tidak ada yang bisa ditutupi. Ujaran kebencian, caci maki, sumpah serapah, makian dan sebagainya bisa diunggah dengan tanpa perasaan sedikitpun. Nyaris semuanya bisa diunggah dan diunduh dengan perangkat TI yang tersedia. Sungguh bahwa dunia ini bisa dikuasai oleh siapa yang menguasai dunia media sosial. Makanya, sekarang ini, siapa yang menguasai media, maka dialah yang yang menguasai dunia ini. Masihkah kita ingat dengan kejadian-kejadian akhir-akhir ini, di mana media sosial digunakan untuk saling mencaci maki, saling teriak dan saling mengumbar kebencian.
Ketiga, ditengah gelegak tantangan ini, maka diperlukan upaya untuk mengarahkannya kepada perubahan yang lebih baik. Kita harus ingat bahwa tahun 2045 adalah tahun Emas Indonesia, genap 100 tahun Kemerdekaan Indonesia. Tahun 2030 diperkirakan bahwa kalangan Kelas Menengah Baru Indonesia mencapai angka 102 juta. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada di antara kita yang akan menjadi bagian dari kelas menengah tersebut. Makanya, agar perubahan sosial di tengah globalisasi itu tidak salah arah, maka kata kuncinya ialah “memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia”. Saya yakin bahwa pendidikan merupakan kata kunci untuk menggapai Indonesia yang lebih baik ke depan.
Itulah tanggung jawab lembaga pendidikan kita sekarang ialah untuk menghasilkan manusia Indonesia yang akan menjadi penjaga Indonesia di masa depan. Jika kita berhasil sekarang maka akan berhasil pula Indonesia di masa depan. Dan sebaliknya. Lembaga pendidikan tinggi harus menjadi penjaga atas keutuhan dan kehebatan Indonesia sekarang dan yang akan datang. Civitas akademika memegang kata kunci keberhasilan Indonesia tersebut. Tetap tegaknya consensus kebangsaan sangat tergantung kepada bagaimana insan pendidikan tinggi merawat dan mengembangkan Indonesia yang lebih baik.
Perguruan Tinggi Agama Buddha tentu bertanggungjawab untuk tetap mengembangkan pemahaman agama yang lebih moderat. Di dalamnya harus diajarkan tafsir agama yang senafas dengan keinginan membangun Indonesia yang berbasis agama yang moderat. Kita sungguh memimpikan lembaga pendidikan Agama Budha akan menjadi instrument untuk menumbuhkan masyarakat Indonesia yang religious, modern dan tetap dalam koridor kebangsaan. Jadi, tugas lembaga pendidikan kita ini ialah untuk mencetak kaum agamawan yang berkeindonesia, maju dan modern. Bisakah kita seperti itu? Saya yakin dengan kerja keras insyaallah bisa.
Wallahu a’lam bi al shawab.

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEGAWAI

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEGAWAI
Beberapa saat yang lalu, saya memperoleh peluang untuk memberikan bekal masukan bagi para ASN di dalam kerangka untuk meningkatkan kapasitasnya bagi pengembangan Kementerian. Saya sungguh merasa bersyukur bahwa di sela-sela kesibukan yang tentu menumpuk, saya masih berkesempatan untuk meberikan informasi tambahan terkait dengan peningatan kualitas SDM.
Ada tiga hal yang saya sampaikan di dalam hal ini, yaitu: pertama, saya selalu mengapresiasi setiap usaha untuk meningkatkan kualitas aparat pemerintah. Di dalam pemikiran saya bahwa dengan semakin berkualitasnya para ASN maka roda pemerintahan akan dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik. Saya memiliki keyakinan bahwa melalui upaya-upaya terstruktur untuk pengembangan pegawai, maka hasilnya pastilah akan lebih baik.
Kedua, saya melihat bahwa tugas Biro Kepegawaian itu akan dapat diringkas menjadi tiga saja, yaitu: 1) peningkatan kompetensi pegawai. Sebagaimana diketahui bahwa biro kepegawaian menyandang tugas yang sangat mendasar terutama di era reformasi pegawai, yaitu meningkatkan kompeensi pegawai supaya perubahan menuju kepegawaian atau ASN yang berkelas internasional itu akan lebih cepat dicapai. Bukankah selama ini terdapat semacam ungkapan pejorative, bahwa ASN itu lamban di dalam bekerja, lambat di dalam menyelesaikan masalah, bekerja dengan prinsip easy going, dan yang lebih parah ialah koruptor, baik waktu maupun anggaran.
Untuk mengikis dan menghilangkan anggapan masyarakat seperti itu, maka tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan kompetensi para ASN. Yag perlu ditingkatkan ialah kompetensi dasar, kompetensi professional, kompetensi sosial dan kepribadiannya. Di dalam konteks ini, maka yang sangat memerlukan sentuhan optimal ialah mengenai kompetensi professional. Jadi, setiap ASN harus dapat bekerja dengan benar dan optimal sesuai dengan tupoksinya. Tidak hanya bekerja tetapi bekerja produktif.
2) Meningkatkan kesejahteraan pegawai. Upaya ini menjadi mendasar di tengah gelegak perubahan ekonomi masyarakat yang semakin mengarah kepada keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Kesejahteraan ASN merupakan kewajiban bagi biro kepegawaian yang juga mendasar. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, maka di antara factor pemicunya ialah profesionalitas yang terukur. Di era reformasi birokrasi ini, maka yang digunakan untuk mengukur ialah Penilaian Kinerja Kelembagaan dan ASN. Kita telah memperoleh penilaian yang cukup memadai di Kinerja Reformasi Birokrasi, dengan capaian 68, 85, dan Laporan Akuntabitas Kinerja Kementerian sebesar 69,14. Dari kondisi ini maka kemudian tunjangan kinerja (tukin) kita telah mencapai angka 60 persen.
3) Peningkatan kualitas administrasi kepegawaian. Salah satu di antara pengukuran keberhasilan pelayanan ialah jika pengurusan administrasi dapat diselesaikan dalam waktu sebagaimana tertuang di dalam Standart Pelayanan Minimal (SPM) dan juga Standart Operating Prosedur (SOP). Di dalam hal ini, maka menjadi tugas biro kepegawaian untuk menuntaskan pelayanan administrasi agar para pelangan kita menjadi lebih merasakan manfaatnya.
Ketiga, upaya kita ke depan agar tercapai keinginan pelayanan yang terbaik berbasis profesionalitas, ialah: 1) menuntaskan e-government. Sebagaimana diketahui bahwa dewasa ini di antara yang menjadi upaya optimal reformasi birokrasi ialah tercapainya Smart Government. Di antara yang penting ialah pelayanan berbasis digital. Semakin banyak layanan yang berbasis digital, maka akan semakin baik reformasi tersebut dilakukan. Itulah sebabnya, saya selalu menekankan agar makin banyak layanan kita yang berbasis digital dimaksud. Misalnya, kita telah memiliki Sistem Informasi Penilaian Kinerja (SIPKA) yang kemudian menjadi andalan di dalam pelaporan kinerja institusional seluruh unit eselon I. Tetapi yang juga penting ialah bagaimana kita merumuskan Sistem Elektronik Kinerja ASN (SIEKA) bagi penilaian kinerja individu. Tahun 2018 harus ditandai dengan penerapan sistem baru ini agar penilaian kinerja ASN tidak lagi berbasis pada kertas-kertas sebagaimana sekarang.
2) Kita harus tetap berupaya untuk meningkatkan inovasi baru di dalam pelayanan kepada masyarakat. Jangan sampai kita hanya bekerja apa adanya, tanpa berupaya untuk terus menerus membangun inovasi baru dalam kaitannya dengan pelayanan optimal. Pelayanan yang selama ini terkesan lamban, harus diubah dengan pelayanan digital yang terukur dan cepat. Makanya program Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) harus menjadi andalan kita di dalam keinginan untuk memberikan pelayanan optimal dimaksud.
3) Menuntaskan reformasi birokrasi. Ke depan, kita semua berharap bahwa LAKIP dan Evaluasi Reformasi Birokrasi kita harus meningkat menjadi lebuh baik. Jika sekarang masih B saja, maka ke depan harus berubah menjadi BB. Untuk itu, semua harus berkonsentrasi untuk peningkatan RB, dan kita berharap tahun 2018 akan menjadi tahun kebetrhasilan peningkatan kinerja ASN Kemenag dengan ditandai dengan kenaikan tunjangan kinerja kitas semua. Kita pasti bisa untuk melakukannya.
Wallahu a’lam bi al shawab.