BANG HAJI RHOMA IRAMA DAN LEGENDA DANGDUT INDONESIA
BANG HAJI RHOMA IRAMA DAN LEGENDA DANGDUT INDONESIA
Saya merasa medapatkan kehormatan di kala Bang Haji Rhoma Irama memberikan kenangan tulisan tangan dan fotonya terkait dengan Hari Ulang Tahun saya, tanggal 7 Agustus 2017. Kenangan ini saya peroleh dari kawan-kawan BNI, Sdr. Poppy dan kawan-kawan yang mengupayakan agar saya mendapatkan hadiah yang istimewa dari Bang Haji Rhoma Irama. Tulisan Bang Haji itu berbunyi: “Selamat Ultah Pak Nur Syam yang ke 59 semoga panjang Umur dan sukses selalu”. Tulisan ini ditandatangani oleh Beliau. Dengan hadiah itu, maka saya SMS beliau sebagai ungkapan rasa terima kasih, dan beliau balas juga pada hari yang sama.
Sehari berikutnya saya kontak Bang Surya AKA, mantan wartawan Jawa Pos, yang tentu saya kenal sangat baik, karena sama-sama dari Surabaya. Bang Surya AKA adalah Ketua Umum FORSA, sebagai wadah atau organisasi fans Bang Haji Rhoma Irama. Saya sampaikan kalau saya mendapatkan kehormatan dari Bang Haji terkait dengan ultah saya. Maka, Bang Surya menyampaikan kalau Bang Haji bersama Indosiar akan live show di Ancol dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 72. Maka tiba-tiba saya teringat bagaimana caranya untuk memberikan kenangan yang sama. Saya ingin Bang Haji juga memperoleh kenangan yang mirip dengan kenangan Beliau kepada saya. Lalu saya putuskan untuk memberikan juga foto saya dan ungkapan yang saya anggap penting. Maka saya pilih foto terbaik yang akan saya pigurakan bersama dengan tulisan tangan saya sebagai kenang-kenangan kepada Bang Haji Rhoma Irama. Tulisan saya di dalam pigura itu berbunyi: “Soneta dan Bang Haji Rhoma Irama adalah legenda Musik INDONESIA. Semoga Bang Haji selalu sehat dan terus berkarya untuk INDONESIA”.
Kebetulan Beliau akan melakukan checking sound system untuk acara live show Indosiar di Taman Impian Jaya Ancol. Maka beliau saya SMS dan memberikan penegasan bahwa pada tanggal 16/8/2017, beliau akan melakukan checking sound system tersebut. Saya juga bersyukur bahwa ucapan kenangan itu sudah selesai sehari sebelumnya, sehingga tidak ada kesulitan untuk menyampaikannya. Makanya, pada tanggal 16/8/2017, saya luangkan waktu untuk menemui Beliau di Ancol. Tepat jam 15.. WIB saya sampai di lokasi pagelaran music Soneta Grup. Dan kira-kira jam 16.00 WIB Beliau sampai di lokasi. Beliau belum naik ke panggung untuk melakukan checking sound system. Beliau berada di mobil Alphard. Jemi yang mengetahui bahwa Bang Haji Rhoma Irama berada di Mobil. Lalu Jemi mengajak saya untuk bertemu Bang Haji Rhoma Irama.
Tentu sebuah pertemuan yang menyenangkan. Meskipun tidak dilakukan di tempat khusus dan hanya di mobil, tetapi saya kira merupakan pertemuan yang berkesan. Saya sampaikan kepada Beliau, bahwa hadiah kenangan untuk ultah saya dari Bang Haji Rhoma Irama itu sungguh sangat berkesan bagi saya. Foto yang berada di dalam hadiah itu tentu menjadi inspirasi saya untuk memberikan cendera mata yang sama. Keinginan itu tercapai karena Bang Haji Rhoma Irama menerima pemberian hadiah itu dengan senang hati. Bahkan sehari berikutnya Beliau SMS saya: “Prof terima kasih atas cendera matanya”.
Sayang memang saya tidak bisa hadir di dalam acara pagelaran Peringatan Kemerdekaan yang diselenggarakan oleh Indosiar di Taman Impian Jaya Ancol itu. Tetapi moment penting ini tentu tidak akan saya kewatkan begitu saja. Maka setelah saya datang dari Bogor, maka saya harus menyempatan diri untuk nonton pagelaran music dangdut yang hingga hari ini masih menjadi bagian dari cita rasa music saya. Dangdut memang telah menjadi bagian dari kehidupan saya. Akan tetapi bukan music dangdut yang seronok dan kurang etis. Saya secara khusus memang menggandrungi music dangsut terutama Soneta Grup dengan Bang Haji Rhoma Irama. Selain memberikan hiburan tentu juga memiliki nuansa religious. Ada nada dakwah di dalamnya.
Saya tentu masih teringat kala saya memajang poster Bang Haji di rumah di pedesaan Tuban Jawa Timur. Maklum di masa lalu, di saat membeli kaset Bang Haji, maka dipastikan mendapatkan poster ukuran besar. Saya masih bisa mengingat gambar Bang Haji di dalam poster itu. Dengan rambutnya yang panjang keriting, sepatu berhak tinggi, celana warna putih lebar di bawah –kami menyebutnya celana komprang—dengan sal warna hijau dan baju putih dengan gaya memetik gitar, sungguh gagah sekali. Bahkan saya pun mengikuti gaya celananya yang memang menjadi trend di saat itu.
Di saat pagelaran HUT Kemerdekaan itu tentu ada peristiwa yang bagi saya sangat mengharukan dan tanpa terasa air mata saya meleleh, ialah di saat Bang Haji menyerahkan gitar tua, yang usianya kira-kira 20 an tahun, banyak digunakan untuk mencipta lagu, kepada Fans Bang Haji. Aji, adalah orang yang beruntung mendapatkan hadiah gitar tua itu. Kepada Anggota FORSA ini Bang Haji nitip pesan agar gitar itu dirawat. Sambil menyanyikan lagu yang sangat fenomenal, “Gitar Tua”, Bang Haji menitikkan air matanya. Dengan suaranya yang khas, Beliau menyanyikan lagu itu dengan suara bergetar. Sungguh merupakan moment yang mengharukan.
Namun demikian, juga terdapat satu momentum yang tidak akan pernah saya lupakan adalah saat saya pertama kali bertemu Bang Haji pada tahun 1982. Saat itu Senat Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel menyelenggarakan acara Pelatihan Kader Dai bagi Mahasiswa se Jawa Timur. Sebagai Sekretaris Umum Senat Mahasiswa, saya diminta untuk mencari dukungan dana. Pada saat itu Bang Haji melakukan pementasan Musik Dangdut di Tuban. Hal ini tentu ini merupakan moment penting. Dengan Bus, saya datang ke Tuban untuk memohon bantuan kepada Bang Haji Rhoma Irama. Beliau menginap di Hotel Purnama Tuban, dan jam 16.30 WIB saya diterima di teras depan Hotel Purnama. Saya sampaikan proposal kegiatan dan tanpa basa basi saya sampaikan keinginan saya itu. Dan yang tidak terduga adalah Bang Haji lalu memberikan bantuannya sebesar Rp. 50.000,00. Uang sebegitu tentu sudah cukup banyak di saat itu. Kenangan ini tentu masih tersimpan di dalam memori saya.
Hanya sayangnya kala itu belum ada camera digital atau HP yang bisa dipakai untuk selfie. Jika ada tentu dapatlah saya berfoto selfie dengan Bang Haji Rhoma Irama. Walaupun begitu dengan tulisan ini saya berharap kenangan itu menjadi terdokumentasikan.
Wallahu a’lam bi al shawab.
