Saya diwawancarai oleh Radio El-Shinta, Ahad 23 Agustus 2009 tentang pengawasan oleh aparat keamanan terhadap kegiatan dakwah. Pengawasan terhadap kegiatan dakwah oleh para da’i tersebut dilaksanakan berdasarkan perintah Kapolri untuk menjaga agar dakwah tidak dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan terorisme yang memang sedang diawasi dengan ketat.
Kebijakan seperti ini memang bukan sesuatu yang baru. Peristiwa pengawasan terhadap dakwah tersebut pernah dilakukan oleh pemerintah di era Orde Baru. Secara historis, bahwa pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah di era Orde Baru tentu dipicu oleh berbagai peristiwa “pembangkangan” yang dilakukan oleh para eksponen Islam garis keras, seperti Komando Jihad, teror Warman, Kasus Woyla dan sebagainya. (more..)
Setelah saya menulis tentang “Satu Teks Seribu Tafsir” maka ada keinginan lebih lanjut untuk membahas tentang Jihad yang memiliki variabilitas makna tersebut. Ketepatan saya memiliki Buku “Fatwa-Fatwa Terlengkap Seputar Terorisme, Jihad dan Mengkafirkan Muslim” oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin dan Syaikh Shalih bin Abdullah al-Fauzan. Pandangan para ulama Arab ini tentu saja adalah pandangan kontemporer tentang jihad yang dewasa ini banyak diperbincangkan orang. Sebagai tulisan ringkas, di sini tentu saja hanya menukil yang dianggap paling penting saja, yaitu tentang Jihad melalui teror bom.
(more..)
Pada hari Rabu, 19 Agustus 2009 dilakukan penganugerahan gelar Profesor kepada Sdr. Dr. Mas’an Hamid, dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel. Prof. Mas’an Hamid memiliki keahlian di bidang Bahasa dan Sastra Arab. Sebuah keahlian yang rasanya bisa menjadi semakin langka di tengah keinginan untuk menjadikan semua ilmu bercorak duniawi semata. Tetapi alhamdulillah bahwa IAIN Sunan Ampel masih memiliki para ahli yang menekuni bidang-bidang studi langka yang sepertinya sudah tidak lagi laku di pasaran akademis. Prof. Mas’an Hamid mengupas tentang “Transformasi Teori dan Munculnya Gerakan Ideologi Islam Garis Keras (Studi tentang Dampak Perbedaan Wacana dalam Memahami Teks al-Qur’an).”
(more..)
Hari Kamis, 20 Agustus 2009, saya berkesempatan untuk memberikan orasi Ilmiah di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Pacitan. Sebuah PTAI di kota tempat kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perguruan tinggi ini termasuk baru dalam jajaran perguruan tinggi di kota ini, selain sudah ada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah dan STKIP Pacitan dan lainnya. (more..)
Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Jumlah penduduknya yang sangat besar dengan disparitas berbagai aspek kehidupannya, maka negara Indonesia ini masih terseok-seok dalam mengentas berbagai ketertinggalannya, misalnya pengembangan pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Meskipun sumber daya alamnya melimpah, namun secara substansial belum dapat dimaksimalkan untuk pengembangan kesejahteraan masyarakatnya. (more..)