Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden Republik Indonesia dalam suatu kesempatan membuka acara Forum Intelektual Indonesia yang dihadiri oleh para guru besar se Indonesia menyatakan: “di Indonesia secara diam-diam telah terjadi silent revolution, yaitu revolusi secara diam-diam di dalam dunia pendidikan. Revolusi pendidikan tersebut diindikatori lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP No. 37 tahun 2009 tentang Dosen, PP No. 47 tentang Sertifikasi Guru dan Dosen dan naiknya Anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Melalui silent revolution itu, maka banyak perubahan yang terjadi pasca munculnya berbagai peraturan tersebut. Di antara yang menonjol adalah tentang sertifikasi dosen. Melalui program ini sebenarnya ada tiga hidden agenda pemerintah. Pertama, untuk memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para guru dan dosen agar memperoleh reward ekonomi yang cukup memadai. Melalui peraturan yang secara eksplisit mengharuskan guru dan dosen bersertifikat, maka dosen dan guru bisa memiliki status guru dan dosen profesional. Makanya dosen kemudian memperoleh penghargaan yang berupa tunjangan profesi, kehormatan dan tunjangan lainnya. (more..)
Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi
Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan Ampel
Pengantar
Secara historis NU memiliki kontribusi yang sangat besar dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Jika dirunut maka akan didapati bagaimana peran NU dalam kehidupan bernegara bangsa tersebut, meskipun secara akademis sering menjadikan NU dianggap sebagai organisasi yang akomodatif, fragmatis dan bahkan oportunis. (more..)
Di dalam pembukaan Konferensi Umat Islam Indonesia (KUII), ke 5, 07/05/2010 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menyatakan bahwa “muslim Indonesia tampilkan wajah yang ramah”. Presiden menyatakan: “Alhamdulillah, kaum muslimin dapat menampilkan wajah Islam yang ramah dan toleran. Hal ini harus senantiasa kita jaga, sehingga Islam benar-benar dapat ditempatkan sebagai rahmat bagi semesta”. Lebih lanjut beliau menyatakan: “sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa mensejajarkan antara Islam, demokrasi dan modernitas. Dunia Islam sangat tergantung kepada Indonesia dalam mencitrakan wajah Islam sesungguhnya yang damai dan toleran” (Suara Karya, 08/05/10). (more..)
Pagi ini, Senin, 10/05/10, saya diminta untuk membuka acara yang diselenggarakan oleh English Language Training for Islamic School (ELTIS) Surabaya yang bekerja sama dengan Direktorat Mapenda Kementerian Agama dalam rangka untuk membangun kemampuan para guru madrasah di seluruh Indonesia. IAIN Sunan Ampel dipilih untuk menjadi tempat penyelenggaraan training ini dengan pertimbangan bahwa IAIN Sunan Ampel telah memiliki sejumlah master’s trainers yang memadai dan juga fasilitas pembelajaran bahasa Inggris yang cukup baik. Acara ini diikuti oleh sejumlah guru Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah. Berikut ini adalah pengantar saya dalam acara tersebut. (more..)
Sekian bulan yang lalu, saya menulis tentang pentingnya dosen menulis pasca sertifikasi. Tulisan itu saya anggap penting sebab menulis memang menjadi kewajiban bagi dosen kapan dan di manapun juga. Ada semacam anggapan bahwa dosen yang tidak menulis adalah dosen yang dianggap tidak produktif dalam mengembangkan daya nalarnya. Dan yang dikhawatirkan adalah jika kemudian terdapat anggapan terutama dari kalangan mahasiswa bahwa dosen tersebut tidak kualifait. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian semua dosen agar terus menghasilkan tulisan-tulisan baik tulisan akademik maupun non akademik. (more..)