Ada suatu kegiatan yang sangat menarik yang diselenggarakan oleh Paduan Suara Mahasiswa (PSM) IAIN Sunan Ampel bekerjasama dengan Kantor BKKBN Propinsi Jawa Timur dan Tim Penggerak PKK Propinsi Jawa Timur, yaitu Festival Qasidah Rebana Klasik se Jawa Timur. Acara ini diseleggarakan di Aula IAIN Sunan Ampel, Kamis, 10 Juni 2010. Acara dihadiri oleh kepala BKKBN, Muhammad Is dan jajarannya, Kapolda jatim, Pangdam Jatim, pimpinan IAIN Sunan Ampel dan lainnya. Acara ini juga menjadi lebih menarik karena dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Jawa Timur, Ibu Nina Soekarwo. (more..)
Ada sebuah pernyataan menarik dari Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /Bappenas, Dewo B. J. Putranto, ketika memberikan orasinya di IAIN Sunan Ampel, 09/06/2010, bahwa dengan menjadi UIN maka berarti akan menjadi lembaga pendidikan yang terkait dengan pembangunan peradaban Islam. Pernyataan ini mungkin bisa saja dianggap berlebihan, akan tetapi jika dilakukan pencermatan dan pendalaman, maka pernyataan ini tentu sangat mendasar dan menarik. Bukankah memang sedari semula Islam dalam kaitannya dengan pengembangan peradaban dunia ternyata dimulai dengan pengembangan dunia pendidikan. Kenyataannya bahwa ilmuwan Islam di masa lalu tidak memilah secara rigid tentang sebuah lembaga yang secara khusus mengembangkan ilmu-ilmu khusus –ilmu keislaman—akan tetapi justru pengembangan ilmu yang lebih luas. (more..)
Tulisan ini secara sengaja saya rumuskan dengan kalimat belajar dari Muhammadiyah dan bukan belajar kepada Muhammadiyah. Tulisan bertema belajar tentu saja memang dipilih karena memang banyak di antara kita yang seharusnya memperoleh pelajaran dari Muhammadiyah. Mungkin bukan hanya organisasi social keagamaan yang perlu belajar dari Muhammadiyah, akan tetapi juga dunia pendidikan tinggi. Tulisan ini akan memberikan atau menjadikan Muhammadiyah sebagai subyek yang menjadi tempat untuk belajar. (more..)
Saya sangat terkesan dengan iklan di televisi tentang Mu’tamar Muhammadiyah ke 46, yang akan diselenggarakan bulan depan, 3-5 Juli 2010 di Jogyakarta. Temanya adalah “Dari Muhammadiyah untuk Bangsa.” Dari iklan layanan masyarakat yang dipersembahkan oleh Muhammadiyah tersebut, maka sesungguhnya memiliki makna terdalam bahwa Muhammadiyah di dalam berbagai kiprahnya adalah untuk bangsa. Dan itu berarti bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari usaha Muhammadiyah untuk membangun bangsa dan Negara Indonesia. (more..)
Semasa Orde Lama, NU memperoleh label yang bermacam-macam. Misalnya NU dianggap menerapkan ijtihad politik akomodatif, NU mengembangkan ijtihad politik oportunis, NU melaksanakan ijtihad politik fragmatis dan sebagainya. Labeling ini diberikan kepada NU karena sikapnya yang mengikuti jejak langkah pemerintah Indonesia dalam kebijakan politik yang mengakomodasi semua kepentingan. Salah satu di antaranya adalah tentang nasionalisme, agama dan komunisme, yang kemudian disingkat Nasakom. (more..)