• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENGAMPANYEKAN PRODUK HALAL DI SURABAYA

MENGAMPANYEKAN PRODUK HALAL DI SURABAYA
Di dalam acara gerak jalan kerukunan umat beragama yang diselenggarakan di berbagai daerah, maka menurut saya yang paling hiruk pikuk karena banyaknya peserta adalah di Surabaya. Tentu bukan karena saya berasal dari Surabaya, akan tetapi memang gerak jalan di Surabaya terbilang paling banyak pesertanya.
Saya sudah mengikuti gerak jalan kerukunan di berbagai wilayah. Mulai dari Semarang, Bandung, Yogyakarta, Banjarmasin, dan Makasar. Dari keseluruhan gerak jalan tersebut, maka yang pesertanya paling banyak adalah di Surabaya. Menurut informasi dari Kakanwil Jawa Timur, bahwa peserta gerak jalan itu sebanyak 51.000 orang.
Gerak jalan kerukunan umat beragama yang dilaksanakan mulai dari lapangan Makodam VIII Brawijaya tersebut diikuti oleh pejabat teras Kementeian agama RI, Wakil Gubernur Jawa Timur, Panglima Kodam VIII Brawijaya, pejabat Kementeian Agama Wilayah Jawa Timur dan Kabupaten/kota. Selain itu juga guru dan siswa madrasah, mulai dari Ibtidaiyah sampai Aliyah. Juga diikuti oleh tokoh-tokoh agama dan umatnya. Semuanya berada di dalam acara yang monumental yaitu gerak jalan lintas umat beragama.
Lapangan Makodam VIII Brawijaya yang sangat luas tersebut penuh dengan manusia dari berbagai wilayah di Jawa Timur. Konon di Surabaya, hanya ada dua lapangan besar yang bisa digunakan untuk pertunjukan musik dengan jumlah penonton yang sangat besar, yaitu lapangan Makodam dan Gelora 10 Nopember. Jika ada pertunjukan musik seperti Iwan Fals, maka yang bisa menampungnya hanyalah salah satu dari dua lapangan tersebut.
Sebagaimana biasa, maka ada tiga acara yang dilaksanakan di dalam suatu kegiatan kunjungan kerja Menteri Agama di suatu daerah. Untuk acara di Surabaya, maka selain ada acara gerak jalan kerukunan umat beragama, juga ada pertemuan tokoh lintas agama dan kunjungan ke pasar atau super market terkait dengan gerakan Kampanye Peningkagan Penggunaan Produk Halal (KP3H).
Saya sengaja untuk menuliskan tentang kegiatan Pak Menag untuk kunjungan ke Super market. Beliau beserta dengan jajarannya menyempatkan untuk mengunjungi Super Market Carrefour di daerah Ketintang. Super market ini memang menjadi salah satu dari tempat belanja yang dikunjungi oleh Menag dalam acara KP3H.
Kunjungan ini didampingi oleh direktur Super Market Carrefour untuk memberi penjelasan tentang bagaimana dan berapa banyak barang-barang yang dijajakan di tempat ini. Pak menag mengunjungi stand yang menjajakan produk makanan dan minuman, misalnya susu, mentega, minyak goreng, daging, produk minuman dan sebagainya. Diambilnya beberapa contoh makanan atau minuman yang sudah memiliki lambang produk halal dan yang belum. Ternyata hanya 20 -30 persen saja produk makanan dan minuman yang sudah memiliki lambang produk halal. Artinya masih bagian kecil dari produk makanan yang memenuhi standart produk halal. Sedangkan sebagian besar masih belum memilikinya.
Di sisi lain, yang memiliki sertifikat produk halal juga belum menunjukkan dengan nyata produk halalnya. Terbukti banyak produsen yang mencantumkan produk halal dengan lambang dan tukisan yang sangat kecil, sehingga nyaris tidak diketahui. Saya tidak tahu apakah ada aturan tentang besaran lambang halal, tetapi saya kira mestinya ada besaran lambang halal dari MUI yang memiliki kewenangan untuk menyatakan bahwa produk ini halal atau tidak.
Tulisan halal berwarna hijau tersebut memang ada yang dibuat dengan ukuran besar sehingga dengan mudah diketahui dan ada yang dibikin dengan gambar yang kecil sehingga tidak mudah dilihat oleh konsumen . Standardisasi gambar dan tulisan halal tersebut kiranya perlu memperoleh penekanan dari MUI agar konsumen dapat dengan cepat mengetahuinya.
Tetapi berdasarkan wawancara Menteri Agama dengan konsumen, dapat diketahui bahwa konsumen ternyata mengabaikan terhadap produk halal. Ketika ditanya apa yang dia pilih untuk belanja, maka sama sekali mereka tidak ada yang menyebutkan tentang produk halal yang harus dibeli atau dikonsumsi. Mereka hanya melihat merek, pengalaman rasa, dan keperluannya. Tidak ada yang mempersyaratkan produk halal sebagai produk yang harus dibeli.
Oleh karena itu pantaslah kiranya jika Menteri Agama selalu menekankan tentang pentingnya penggunaan produk halal dimaksud. Konsumen harus menggunakan produk halal, baik untuk makanan, minuman, obat dan kosmetik serta barang gunaan. Tidak hanya produk makanan dan minuman yang harus halal akan tetapi barang seperti sepatu, baju, ikat pinggang, jaket, piring, sendok, dan alat-alat makanan juga harus halal.
Menteri Agama, Dr. Suryadharma Ali menyatakan bahwa agama Islam mengajarkan agar makanan itu tidak disyaratkan halal saja akan tetapi juga yang baik. Halalan thayiban. Jadi bukan makanan yang halal saja akan tetapi yang baik. Misalnya, makanan ikan laut adalah halal akan tetapi ketika ikan tersebut diberi boraks untuk pengawetnya tentu menjadi halal tetapi tidak baik. Demikian pula minuman yang diberi zat pewarna dari pewarna pakainan, pasti akan merusak kesehatan. Makanan yang seperti itu tentu tidak sehat. Islam mengajarkan agar makanan atau minuman harus halal dan sehat.
Selain itu menag juga mengajak semua masyarakat agar selalu menggunakan makanan, minuman, kosmetik dan obat serta bahan-bahan gunaan lainnya dengan status produk halal dan baik. Dengan menggunakan produk yang baik dan halal maka tentu akan dijamin kebaikannya, kemanfaatannya dan akibat ikutannya. Oleh karena itu, KP3H memang menjadi penting di tengah keinginan kita semua untuk menggunakan produk halal sebagai syarat produk makanan, minuman dan sebagainya.
Wallahualam bisshawab.

STAIN TULUNGAGUNG PUN JADI IAIN

STAIN TULUNGAGUNG PUN JADI IAIN
Meskipun hari Sabtu, 28 Desember 2013 terdapat masalah sedikit terkait dengan helikopter yang tidak jadi terbang, maka melalui perjalanan darat akhirnya acara peresmian STAIN Tulungagung menjadi IAIN Tulungagung dapat dilaksanakan. Helikopter yang dipinjam dari Perusahaan Gudang Garam memang terkendala oleh pilotnya. Tiba-tiba pilotnya sakit. Meskipun telah diusahakan untuk pinjam ke berbagai instansi, seperti POLRI dan Angkatan Laut, akan tetapi akhirnya gagal juga. Maka akhirnya harus menggunakan perjalanan darat.
Karena memakai kendaraan darat, maka acara yang semestinya dijadwalkan tepat waktu menjadi bergeser. Tapi tetap beruntung sebab masih bisa makan ayam lodho yang merupakan masakan khas Tulungagung. Sebenarnya masakan ini mirip dengan masakan kare ayam khas daerah lain. Saya kira memang ada bumbu lain yang berbeda, sebab ada nuansa rasa yang berbeda. Karena disediakan untuk Pak Menteri Agama, Dr. Suryadharma Ali, maka kepedasan dan kekentalannya dikurangi. Biasanya masakan lodho disediakan dengan amat pedas dan kental.
Dalam kunjungan ke Jawa Timur, Menteri Agama RI, Dr. Suryadharma Ali mempunyai empat agenda, yaitu: gerak jalan kerukunan di Surabaya, temu tokoh lintas agama, pertemuan dengan para kyai di pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin, Ngunut, dan peresmian STAIN Tulungagung menjadi IAIN Tulungagung. Acara yang padat tentu saja.
Ada dua pesan penting yang disampaikan oleh Menteri Agama RI, Dr. Suryadharma Ali. Pertama, bahwa perubahan status dari STAIN menjadi IAIN atau IAIN menjadi UIN sesungguhnya bukan hanya perubahan kelembagaan biasa dan perubahan status biasa saja akan tetapi merupakan perubahan mendasar, baik secara struktural maupun akademik. Dari sisi struktural, memang ada perubahan status dari ketua STAIN menjadi rektor IAIN. Ini artinya, bahwa perubahan status ini membawa perubahan tanggungjawab yang lebih besar secara akademik, kelembagaan dan administratif.
Dengan menjadi IAIN, maka tanggungjawab struktural menjadi lebih luas, sebab akan membawahi beberapa dekan dan lembaga-lembaga lain yang tentu menuntut kemampuan leadership dan manajerial yang lebih luas. Jadi mindset pemimpin dan yang dipimpin mestilah berubah sesuai dengan pengembangan status tersebut.
Di sisi lain juga mengawal pengembangan akademis. Perubahan status menjadi IAIN tentu saja berakibat terhadap perluasan program studi atau jurusan yang relevan dengan misi IAIN. Jika menjadi STAIN maka hanya berwenang mengembangkan ilmu keislaman dan ilmu lain yang mendukung pengembangan ilmu keislaman. Dengan menjadi IAIN maka mandatnya akan menjadi lebih luas. Oleh karena itu, perubahan status menjadi IAIN juga mengandung konsekuensi agar seluruh civitas akademika mengembangkan potensi dan kapasitas diri untuk maju dan berkembang sesuai dengan visi IAIN.
Pada tahun 2020 sudah dicanangkan sebagai tahun membangun distingsi dan ekselensi PTAI. Di dalam kerangka ini, maka yang penting dipikirkan adalah bagaimana menjadikan IAIN yang baru ini dapat merancang pengembangan akademik yang relevan dengan rencana strategis ini. Untuk itu agar dipikirkan sedari awal arah mana yang akan ditempuh untuk melakukan perubahan akademik yang mendasar. Harus dipikirkan bagaimana mengembangkan kualitas dosen, kualitas pembelajaran, kualitas sarana dan prasarana, kualitas jurnal dan sebagainya.
Kedua, adalah pesan yang terkait dengan mahasiswa. Menteri Agama mengingatkan bahwa perubahan status menjadi IAIN ini sangat penting bagi mahasiswa. Mindset mahasiswa juga harus berubah. Menjadi mahasiswa IAIN memanggul tugas yang berat karena ada status sebagai mahasiswa Islami. Setiap tindakan mahasiswa Islam selalu dinilai sebagai tindakan yang berbeda dengan tindakan pada umumnya. Masyarakat selalu menilai berbeda antara mahasiswa Islam dengan mahasiswa umum. Jika mahasiswa PTAI melakukan satu kesalahan, maka masyarakat menilainya sepuluh kali lipat. Akan tetapi kalau mahasiswa PTAI melakukan tindakan kebaikan, maka akan tetap dinilai sebagaimana yang dilakukan oleh mahasiswa pada umumnya.
Basis moralitas Islam itulah yang akan membedakan antara mahasiswa Islam dengan bukan mahasiswa Islam. Berdasarkan atas justifikasi ini, maka mahasiswa PTAI harus melakukan tindakan yang sesuai dengan ajaran agamanya. Jadi, mahasiswa PTAI selalu dianggap oleh masyarakat dengan karakter keislaman yang disandangnya.
Sekarang kita hidup di era demokrasi. Akan tetapi demokrasi itu tidak identik dengan demonstrasi. Apalagi demonstrasi yang anarkis. Demonstrasi yang merusak propertinya sendiri. Bangunan fisik PTAIN itu dibangun dengan susah payah. Karena keterbatasan anggaran, maka penyelesaiannya bertahan-tahun, lalu dirusak hanya dalam beberapa jam. Perbuatan yang seperti ini sungguh menyakitkan dan bukan menjadi ciri mahasiswa Islam yang sesungguhnya memiliki ajaran Islam yang luhur.
Dengan dalih demokrasi apapun tentu tidak akan ada yang membenarkan tindakan anarkis. Makanya, semua harus berubah untuk menuju kepada peningkatan kualitas. Jadi bukan sebaliknya, menjadi UIN atau IAIN tetapi tindakan kita justru sebaliknya akan menghancurkan kualitas. Peningkatan kualitas sangat tergantung kepada bagaimana kita memandang terhadap potensi yang kita miliki di tengah arus perubahan yang akan terus bergulir.
Oleh karena itu, jadikanlah perubahan status STAIN Tulungagung menjadi IAIN Tulungagung ini sebagai momentum untuk bangkit melakukan perubahan baik dalam aspek akademis, kelembagaan maupun administratif. Sekali lagi bahwa perubahan itu akan datang dari kita dan bukan dari lainnya.
Wallahualam bisshawab.

TARIAN NUSANTARA DI NUSA DUA BALI

TARIAN NUSANTARA DI NUSA DUA BALI
Siapapun pastinya akan mengenal Bali sebagai wilayah dengan dunia kesenian sebagai ikon budayanya. Tarian Bali banyak yang dikenal oleh pada wisatawan tidak hanya dari dalam negeri akan tetapi juga wisatawan asing. Tarian Bali terkenal dengan gerak mata yang lincah, gerakan tubuh yang gemulai dan tangan yang lincah. Rupanya tarian ini menjadi ciri khasnya, sehingga jika ada tarian dengan tiga ciri ini, maka dapat dipastikan tari tersebut berasal dari Bali.
Saya beruntung bisa menikmati musik, dan juga berbagai pertunjukan. Meskipun saya tidak tahu apakah jenis musiknya, tetapi telinga saya segera familiar terhadap musik yang saya dengar. Semenjak kecil saya menyukai musik gamelan, demikian pula lagu-lagu pop sampai dangdut, bahkan juga musik rap dan keroncong. Irama musik tersebut bisa membawa saya kepada kenikmatan rohani yang mengagumkan. Kala banyak orang tidak suka gamelan, maka saya tetap menyukainya. Kala orang senang dengan musik Korea, maka saya tetap senang dengan musik dangdut. Akan tetapi lagu-lagu yang lirik lagunya bagus dan tidak seronok.
Saya senang ketika melihat pertunjukan teater yang disutradarai oleh Radhar Panca Dahana, dengan temanya “Republik Reptil”. Saya beruntung sebab ketika saya menjadi rektor IAIN Sunan Ampel, maka ada dua pertunjukan berskala nasional, yaitu pertunjukan teater “Republik Repti” dan pertunjukan musik Iwan Fals di Lapangan IAIN Sunan Ampel. Saya ingat waktu itu ada saran agar pertunjukan tidak dilakukan di Lapangan IAIN Sunan Ampel, sebab yang bisa menampungnya hanyalah lapangan Makodam dan lapangan Tambak Sari. Tetapi saya nekad menyelenggarakannya di lapangan IAIN Sunan Ampel. Acara pun berjalan lancar.
Ketika saya ke Thailand, saya bisa menikmati pertunjukan teater yang sangat baik. Dan semenjak itulah saya mulai gandrung dengan pertunjukan teater. Dan ketika di Bali dalam acara Gerak Jalan kerukunan antar umat beragama bersama Menteri Agama, Dr. Suryadharma Ali saya sempatkan untuk menonton teater di Nusa Dua Bali.
Sebagaimana jalan ceritanya, maka pertunjukan ini memang tidak menggunakan pendekatan kronologi budaya akan tetapi menggunakan potongan-potongan budaya dari seluruh Indonesia. Pertunjukan dimulai dengan petualangan dua bocah usia belasan tahun, dan kemudian menemukan berbagai benda pusaka yang menjadi ikon budaya pada masyarakat lokal.
Semua bermula dari Bali. dua bocah belasan tahun itu menemukan senjata senjata orang bali, dan dari situlah tari Obalan dan tari Kecak berlangsung. tari Obalan kira-kira sama dengan tarian selamat datang. Sedangkan tari Kecak adalah tarian khas bali yang menggambarkan keceriaan masyarakatnya. Tarian yang menggambarkan lirikan mata yang tajam dengan kedipan-kedipan yang mengarah ke kiri atau ke kanan dan kepala yang terus bergerak dengan lincah dan diikuti dengan gerakan tangan yang menggambarkan keserasian antara tangan, mata dan kepala.
Ketika berpetualang di Sumatera, maka ditemukan Rencong. Dari situlah kemudian meluncur tari-tarian Hujan yang menggambarkan upacara adat untuk meminta datangnya hujan. Tarian yang ditandai dengan pakaian khas Melayu ini merupakan gabungan antara tarian dan doa serta berakhir dengan keceriaan. Di akhir tarian kemudian dihadirkan hujan yang menggambarkan bahwa doa yang dilantunkan memperoleh jawaban dari langit dan turunlah hujan. Lalu tarian Tenun, yang menggambarkan bagaimana masyarakat menenun benang untuk menjadi kain. Dilatari oleh alat-alat tenun tradisional, maka sejumlah lelaki dan perempuan menari dengan lemah gemulai khas tarian Melayu. Tidak ada gerakan yang menghentak atau hanya ada langkah kaki ke muka serta belakang dan gerakan tangan yang serasi dengan irama musik khas Melayu.
Ketika berpetualang ke Kalimantan, maka ditemukan senjata orang Dayak. Dari sini juga kemudian tari Saman ditampilkan. Tari Saman adalah tarian khas keagamaan yang menggambarkan bagaimana ratib Saman dibaca. Tarian religius ini menggambarkan tentang bagaimana dzikir dipadukan dengan gerak tari dan bunyi musik khasnya. Maka melantunlah bacaan kalimat thayibah (tahlil, tahmid dan juga ungkapan rasa syukur) dari para penari yang bergerak dengan sangat kompak berselingan ke depan dan ke belakang. Mereka bergandengan tangan membentuk formasi kerukunan dan kesepahaman. Gerakan yang lincah dan teluk tangan yang serempak menandai tarian Saman ini.
Perjalanan pun sampai di pulau Jawa, maka ditemukan keris sebagai pusaka sakral orang Jawa. Di Jawa, maka yang ditampilkan adalah tarian Serial Solo. Tarian Jawa Tengah memang terkenal dengan gerakannya yang lemah gemulai. Bagi saya menikmati tarian Jawa Tengahan seperti menikmati perjalanan hidup yang penuh dengan ketenangan dan kehalusan. Kesopanan dan sekaligus keindahan. Gerak tangan yang berputar dengan ayunan badan yang gemulai menampakkan filosofi orang Jawa, alon-alon waton kelakon. Tidak ada ketergesa-gesaan. Semua dilakukan dengan cermaat dan penuh perhitungan. Juga ditampilkan pertunjukan wayang kulit. Saya masih teringat yang dimainkan adalah sosok Dursasono dan bertarung melawan Bima dan juga Gatutkaca yang ditampilkan bergantian dengan Arjuna, Kresna dan sebagainya. Efek lampu yang sangat baik membuat pertunjukan wayang rasanya seperti hidup. Tarian yang dramatis adalah tarian perang. Di dalam tarian perang ini didapati satu sesi di mana seorang pemuda ditaruh di atas senjata yang didirikan dan dengan gerakan memutar kemudian senjata itu menancap di dada pemuda tersebut. Terlepas dari tekniknya yang bagus, tetapi saya rasa tarian ini menggambarkan tentang bagaimana di dalam peperangan itu, yang kalah menjadi sangat menderita termasuk ditusuk dengan senjata tajam. Tetap ada gambaran kengerian di dalam setiap peperangan.
Juga masih ada tarian akrobat bendera, tarian atau modern dance dengan gadis berpakaian mini dan lelaki muda yang berpakaian khas orang modern. Maskot dari acara ini adalah gerakan penari yang bergelantungan di atas kanvas. Dengan tali-tali yang kokoh terdiri dari kain putih, maka ada dua penari yang bergelantungan dengan sangat indah. Formasi yang dibangun dengan pelatihan yang sangat ketat. Bagaimana bisa dibayangkan hanya dengan menjepit kaki lelaki dengan pangkal pahanya, maka penari perempuan itu berputar-putar bersama dengan putaran penari lelakinya. Juga tampak para bidadari dengan kepak sayapnya yang indah menari di udara. Bagus sekali.
Ketika petualangan sampai di tanah Papua, maka ditemukan sebuah koteka. Maka meluncurlah tarian Papua yang trengginas dengan gerakan kaki dan tangan yang lincah. Selain semua ini juga ada tarian api, tarian lilin, tatian air dan sebagainya. Tarian Papua ternyata mengakhiri seluruh rangkaian acara ini. Acara diakhiri dengan penampilan seluruh peserta tari dengan nyanyian dan tepuk tangan.
Saya sungguh menikmati sajian tarian-tarian ini. Jika saya cermati, maka sebenarnya dunia kesenian Nusantara memiliki kekayaan yang luar biasa. Dengan kekayaan pulau, bahasa, budaya dan bahasanya, maka dapat dipastikan bahwa Indonesia itu kaya sekali dengan variasi budayanya. Dengan demikian, jika para profesional bekerja keras dan cerdas, maka pastilah Indonesia bisa.
Wallahualam bisshawab.

UMAT BERAGAMA DI TAHUN POLITIK

UMAT BERAGAMA DI TAHUN POLITIK
Jumat, 27 Desember 2013, di Kementerian Agama diselenggarakan temu tokoh umat beragama yang dihadiri oleh Menteri Agama RI, Dr. Suryadharma Ali, Wakil Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, dan pejabat eselon I dan II kementerian agama RI. Hadir di dalam acara tersebut tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Mereka mewakili MUI, WALUBI, KWI, GKI dan sebagainya.
Mereka sengaja dihadirkan dalam rangka untuk mengembangkan kerukunan umat beragama yang telah menjadi agenda Kementerian Agama RI. Sebagaimana kita ketahui bahwa agenda besar kementerian agama di tahun 2013 adalah membangun kerukunan umat beragama sebagai sarana untuk melandasi kerukunan nasional.
Di dalam banyak kesempatan Menteri Agama, Dr. Suryadharma Ali menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun politik, sehingga kita semua harus menjawab tantangan Bapak Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa di tahun politik yang akan datang akan sangat mungkin terjadi gesekan-gesekan politik. maka tahun politik agar bisa dimanej dengan baik.
Pada tahun 2014 akan terjadi pemilihan legislatif, baik untuk DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan juga pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Oleh karena itu, maka keamanan harus menjadi kekuatan utama di tahun politik tersebut. Jika keamanan tidak dimanej dengan baik, maka bisa dipastikan bahwa pada tahun politik tersebut bisa terjadi gesekan-gesekan yang lebih keras.
Kerukunan sesungguhnya sama dengan keamanan. Hari ini rukun, besuk belum tentu. Bulan ini rukun, bulan depan belum tentu. Tahun ini rukun, tahun depan belum tentu. Sama halnya dengan keamanan. Hari ini aman, besuk belum tentu. Bulan ini aman, bulan depan belum tentu. Tahun ini aman, tahun depan belum tentu. Makanya, menjaga kerukunan sama dengan menjaga keamanan bahwa keduanya merupakan sesuatu yang dinamis. Sebagai hal yang dinamis, maka sudah sepantasnya kalau semua di antara kita, komunitas dan masyarakat beragama harus menjaga agar kerukunan tersebut dapat dilaksanakan.
Kerukunan dan keamanan bagaikan dua sisi mata uang. Tidak ada kerukunan tanpa keamanan, dan tidak ada keamanan tanpa kerukunan. Jadi antara kerukunan dan keamanan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Menjaga keduanya merupakan tanggungjawab seluruh masyarakat kita.
Tahun politik selalu ditandai dengan konflik kepentingan. Dan inti dari tahun politik adalah perebutan kekuasaan. Ada yang ingin menjadi wakil rakyat, ada yang ingin menjadi Presiden atau Wakil Presiden, ada yang ingin menjadi gubernur atau wakil gubernur dan sebagainya. Semuanya akan menggunakan seluruh sumber daya politik dan bahkan ekonomi untuk kepentingan merebut kekuasan tersebut.
Sumber daya politik tersebut berupa dukungan massa, tokoh politik, tokoh agama, tokoh organisasi dan tokoh masyarakat. Semuanya akan saling mengklaim, memanfaatkan dan dimanfaatkan. Demikian pula sumber daya ekonomi yang pasti juga akan dilibatkan. Bukankah setiap pemilihan umum, maka membutuhkan biaya politik yang tidak sedikit. Sumber daya ekonomi tersebut digunakan untuk membuat iklan politik berupa: baliho, poster, pamflet, dan pernyataan politik. Semuanya akan bisa saja menguras dana politik.
Tahun politik yang sarat dengan tarikan kepentingan politik yang berupa artikulasi kekuasaan, maka dibutuhkan kearifan semua pihak. Oleh arena itu diharapkan kiranya kita tidak menggunakan agama sebagai instrumen untuk menguatkan konflik kepentingan politik tersebut. Di sinilah arti pentingnya membangun kesepahaman antar tokoh agama mengenai kerukunan beragama di tahun politik ini.
Di dalam kerangka tahun politik inilah maka gerakan kerukunan nasional akan memperoleh momentumnya. Bukan hanya kerukunan beragama saja akan tetapi adalah kerukunan nasional. Rukun berbangsa, rukun berbudaya, rukun beretnis, rukun bertata nilai, rukun dalam semua hal. Melalui kerukunan ini, akan bisa di jelang Indonesia yang rukun, damai dan indah. Kerukunan adalah keindahan dan kedamaian adalah keindahan. Tanpa kerukunan tidak akan ada persatuan dan tanpa persatuan tidak akan ada pembangunan. Pesan inilah yang selalu diungkapkan oleh Menteri Agama RI, Dr. Suryadharma Ali di dalam setiap acara gerak jalan kerukunan umat beragama di seluruh Indonesia.
Ada keinginan yang sangat kuat untuk menjadikan tanggal 3 Januari sebagai hari kerukunan nasional. Sehingga kelak tanggal 3 Januari tidak hanya dikenal sebagai hari kelahiran kementerian agama saja, akan tetapi juga sebagai hari kerukunan nasional. Hanya saja untuk mencapai hal ini, maka Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan agar ada banyak tokoh agama di tingkat nasional yang mendukung keinginan ini.
Makanya, pertemuan tokoh antar umat beragama ini diharapkan akan menjadi wadah bagi persetujuan untuk mengangkat tanggal 3 Desember sebagai hari kerukunan nasional. Dan dapat dipastikan bahwa para tokoh agama di Indonesia akan menyetujuinya.
Wallahualam bisshawab.

TARI NUSANTARA DI THEATER NUSA DUA BALI

TARI NUSANTARA DI THEATER NUSA DUA BALI
Saya merasakan bahagia sebab bisa nonton Sendratari Nusantara di Theater Nusa Dua Bali. Memang selama ini saya belum menikmati tontonan tarian di theater Indonesia. Bahkan saya juga membayangkan bahwa suatu ketika saya akan bisa nonton Sendratari bercita rasa internasional, sebagaimana di Bangkok Thailand yang pernah saya tonton sekian tahun yang lalu. Akhirnya saya bisa juga melihat tontonan tarian unik di negeri ini.
Bali memang identik dengan dunia tari dan seni internasional. Bali memang mengandalkan wilayahnya sebagai pusat rekreasi dunia berkat kesenian dan religiositasnya. Bali dikenal sebagai negeri patung. Hampir semua sudut daerahnya dan juga bangunannya mestilah terdapat patung dengan berbagai ukuran dan variasinya.
Bagi saya yang mengenal sedikit dunia wayang, maka tentu saya bisa menikmati patung-patung yang bertebaran di sini. Misalnya patung peperangan antara Arjuna dengan Basukarna dengan kereta perang yang dikusiri oleh Kresna. Patung yang sangat indah dengan kuda-kudanya yang gagah dan kereta perang dan personal wayangnya yang sangat bagus. Patung di dekat Bandara Ngurah Rai itu tentu bisa menggugah semangat untuk menikmati pulau Bali dengan segala keindahannya.
Gedung Theater Nusa Dua Bali memang didesain secara khusus. Dengan tatanan wing kiri dan kanan lalu bagian tengahnya, maka penonton bisa menikmati tarian yang indah. Sebagaimana gedung theater lainnya, maka gedung ini sangat representatif untuk menjadi tontonan bertaraf internasional. Gedung ini dapat menampung penonton 700 orang.
Malam itu tidak semua kursi penonton tidak terisi sepenuhnya. Kira-kira setengahnya saja. Hampir sepertiga penontonnya adalah turis-turis asing yang memang sedang liburan di Bali. Maklumlah Bali memang identik dengan tujuan wisata internasional di Indonesia. Hampir semua wisatawan asing pasti akan menyempatkan diri untuk melihat Bali dengan berbagai keunikannya.
Dengan teme “Devdan, Treasure of the Archipelago” maka theater dengan kapasitas 700 penonton ini menjadi sangat menarik. Acara ini dimulai dengan penampilan dua orang bocah usia belasan tahun yang tersesat di Bali dan akhirnya menemukan sesuatu yang sangat langka. Maka kemudian keduanya melakukan perjalanan mistik ke seluruh pelosok Nusantara. Kemudian secara berurutan mereka menemukan berbagai tarian mulai dari Tari Bali, Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Papua. Panggung teater ini memang didesain sangat modern dengan tata lampu dan tarian tradisional dan modern yang menggambarkan keindonesiaan, ketradisioalan dan kemoderenannya. Ada tari kecak yang riang, ada tari Saman yang religius, ada tari hujan yang berpengharapan, ada tari perang yang keras, ada tarian wayang yang gemulai, dan juga ada tarian Papua yang rancak dan tarian air yang riang gembira.
Gedung teater ini diresmikan pada bulan Juni 2011 dan semenjak itu telah menjadi bagian dari aktivitas turisme di Bali. Gedung teater ini telah menjadi pilihan bagi wisatawan dalam dan luar negeri untuk melihat pertunjukan yang berkualitas. Melalui tata lampu yang indah dan desain gedung yang modern, maka pementasan Sendratari Nusantara ini menjadi menarik. Itulah sebabnya ketika terjadi pertunjukan ini maka beberapa kali terjadi tepuk tangan yang meriah. Dan menurut saya, bahwa tepuk tangan itu sesuatu yang wajar sebab memang cukup menarik pertunjukan ini.
Pertunjukan selama 90 menit yang menggambarkan ragam budaya Indonesia ini terasa kurang. Oleh karena itu, saya sependapat dengan pernyataan Marie Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang menyatakan bahwa: “Selamat atas Show yang luar biasa. Jati diri dan nuansa Nusantara tapi dengan kemasan kontemporer, entertainment tetapi tetap bercerita mengenai kekayaan budaya Indonesia. Sangat membanggakan dan tidak kalah dengan Show di luar negeri. Teruskan!”.
Melalui pertunjukan ini, sekurang-kurangnya bisa menjawab terhadap pertanyaan saya beberapa tahun yang lalu, bahwa dimindonesia juga terdapat pertunjukan teater yang bagus dan memberikan gambaran tentang keindahan Indonesia dari sisi budaya dan keseniannya. Ke depan, saya kira adalah bagaimana mempertahankan dan mengembangkan performance kesenian Nusantara ini sehingga akan bisa memberikan pemenuhan ekspektasi masyarakat internasional.
Wallahualam bisshawab.