TARIAN NUSANTARA DI NUSA DUA BALI
TARIAN NUSANTARA DI NUSA DUA BALI
Siapapun pastinya akan mengenal Bali sebagai wilayah dengan dunia kesenian sebagai ikon budayanya. Tarian Bali banyak yang dikenal oleh pada wisatawan tidak hanya dari dalam negeri akan tetapi juga wisatawan asing. Tarian Bali terkenal dengan gerak mata yang lincah, gerakan tubuh yang gemulai dan tangan yang lincah. Rupanya tarian ini menjadi ciri khasnya, sehingga jika ada tarian dengan tiga ciri ini, maka dapat dipastikan tari tersebut berasal dari Bali.
Saya beruntung bisa menikmati musik, dan juga berbagai pertunjukan. Meskipun saya tidak tahu apakah jenis musiknya, tetapi telinga saya segera familiar terhadap musik yang saya dengar. Semenjak kecil saya menyukai musik gamelan, demikian pula lagu-lagu pop sampai dangdut, bahkan juga musik rap dan keroncong. Irama musik tersebut bisa membawa saya kepada kenikmatan rohani yang mengagumkan. Kala banyak orang tidak suka gamelan, maka saya tetap menyukainya. Kala orang senang dengan musik Korea, maka saya tetap senang dengan musik dangdut. Akan tetapi lagu-lagu yang lirik lagunya bagus dan tidak seronok.
Saya senang ketika melihat pertunjukan teater yang disutradarai oleh Radhar Panca Dahana, dengan temanya “Republik Reptil”. Saya beruntung sebab ketika saya menjadi rektor IAIN Sunan Ampel, maka ada dua pertunjukan berskala nasional, yaitu pertunjukan teater “Republik Repti” dan pertunjukan musik Iwan Fals di Lapangan IAIN Sunan Ampel. Saya ingat waktu itu ada saran agar pertunjukan tidak dilakukan di Lapangan IAIN Sunan Ampel, sebab yang bisa menampungnya hanyalah lapangan Makodam dan lapangan Tambak Sari. Tetapi saya nekad menyelenggarakannya di lapangan IAIN Sunan Ampel. Acara pun berjalan lancar.
Ketika saya ke Thailand, saya bisa menikmati pertunjukan teater yang sangat baik. Dan semenjak itulah saya mulai gandrung dengan pertunjukan teater. Dan ketika di Bali dalam acara Gerak Jalan kerukunan antar umat beragama bersama Menteri Agama, Dr. Suryadharma Ali saya sempatkan untuk menonton teater di Nusa Dua Bali.
Sebagaimana jalan ceritanya, maka pertunjukan ini memang tidak menggunakan pendekatan kronologi budaya akan tetapi menggunakan potongan-potongan budaya dari seluruh Indonesia. Pertunjukan dimulai dengan petualangan dua bocah usia belasan tahun, dan kemudian menemukan berbagai benda pusaka yang menjadi ikon budaya pada masyarakat lokal.
Semua bermula dari Bali. dua bocah belasan tahun itu menemukan senjata senjata orang bali, dan dari situlah tari Obalan dan tari Kecak berlangsung. tari Obalan kira-kira sama dengan tarian selamat datang. Sedangkan tari Kecak adalah tarian khas bali yang menggambarkan keceriaan masyarakatnya. Tarian yang menggambarkan lirikan mata yang tajam dengan kedipan-kedipan yang mengarah ke kiri atau ke kanan dan kepala yang terus bergerak dengan lincah dan diikuti dengan gerakan tangan yang menggambarkan keserasian antara tangan, mata dan kepala.
Ketika berpetualang di Sumatera, maka ditemukan Rencong. Dari situlah kemudian meluncur tari-tarian Hujan yang menggambarkan upacara adat untuk meminta datangnya hujan. Tarian yang ditandai dengan pakaian khas Melayu ini merupakan gabungan antara tarian dan doa serta berakhir dengan keceriaan. Di akhir tarian kemudian dihadirkan hujan yang menggambarkan bahwa doa yang dilantunkan memperoleh jawaban dari langit dan turunlah hujan. Lalu tarian Tenun, yang menggambarkan bagaimana masyarakat menenun benang untuk menjadi kain. Dilatari oleh alat-alat tenun tradisional, maka sejumlah lelaki dan perempuan menari dengan lemah gemulai khas tarian Melayu. Tidak ada gerakan yang menghentak atau hanya ada langkah kaki ke muka serta belakang dan gerakan tangan yang serasi dengan irama musik khas Melayu.
Ketika berpetualang ke Kalimantan, maka ditemukan senjata orang Dayak. Dari sini juga kemudian tari Saman ditampilkan. Tari Saman adalah tarian khas keagamaan yang menggambarkan bagaimana ratib Saman dibaca. Tarian religius ini menggambarkan tentang bagaimana dzikir dipadukan dengan gerak tari dan bunyi musik khasnya. Maka melantunlah bacaan kalimat thayibah (tahlil, tahmid dan juga ungkapan rasa syukur) dari para penari yang bergerak dengan sangat kompak berselingan ke depan dan ke belakang. Mereka bergandengan tangan membentuk formasi kerukunan dan kesepahaman. Gerakan yang lincah dan teluk tangan yang serempak menandai tarian Saman ini.
Perjalanan pun sampai di pulau Jawa, maka ditemukan keris sebagai pusaka sakral orang Jawa. Di Jawa, maka yang ditampilkan adalah tarian Serial Solo. Tarian Jawa Tengah memang terkenal dengan gerakannya yang lemah gemulai. Bagi saya menikmati tarian Jawa Tengahan seperti menikmati perjalanan hidup yang penuh dengan ketenangan dan kehalusan. Kesopanan dan sekaligus keindahan. Gerak tangan yang berputar dengan ayunan badan yang gemulai menampakkan filosofi orang Jawa, alon-alon waton kelakon. Tidak ada ketergesa-gesaan. Semua dilakukan dengan cermaat dan penuh perhitungan. Juga ditampilkan pertunjukan wayang kulit. Saya masih teringat yang dimainkan adalah sosok Dursasono dan bertarung melawan Bima dan juga Gatutkaca yang ditampilkan bergantian dengan Arjuna, Kresna dan sebagainya. Efek lampu yang sangat baik membuat pertunjukan wayang rasanya seperti hidup. Tarian yang dramatis adalah tarian perang. Di dalam tarian perang ini didapati satu sesi di mana seorang pemuda ditaruh di atas senjata yang didirikan dan dengan gerakan memutar kemudian senjata itu menancap di dada pemuda tersebut. Terlepas dari tekniknya yang bagus, tetapi saya rasa tarian ini menggambarkan tentang bagaimana di dalam peperangan itu, yang kalah menjadi sangat menderita termasuk ditusuk dengan senjata tajam. Tetap ada gambaran kengerian di dalam setiap peperangan.
Juga masih ada tarian akrobat bendera, tarian atau modern dance dengan gadis berpakaian mini dan lelaki muda yang berpakaian khas orang modern. Maskot dari acara ini adalah gerakan penari yang bergelantungan di atas kanvas. Dengan tali-tali yang kokoh terdiri dari kain putih, maka ada dua penari yang bergelantungan dengan sangat indah. Formasi yang dibangun dengan pelatihan yang sangat ketat. Bagaimana bisa dibayangkan hanya dengan menjepit kaki lelaki dengan pangkal pahanya, maka penari perempuan itu berputar-putar bersama dengan putaran penari lelakinya. Juga tampak para bidadari dengan kepak sayapnya yang indah menari di udara. Bagus sekali.
Ketika petualangan sampai di tanah Papua, maka ditemukan sebuah koteka. Maka meluncurlah tarian Papua yang trengginas dengan gerakan kaki dan tangan yang lincah. Selain semua ini juga ada tarian api, tarian lilin, tatian air dan sebagainya. Tarian Papua ternyata mengakhiri seluruh rangkaian acara ini. Acara diakhiri dengan penampilan seluruh peserta tari dengan nyanyian dan tepuk tangan.
Saya sungguh menikmati sajian tarian-tarian ini. Jika saya cermati, maka sebenarnya dunia kesenian Nusantara memiliki kekayaan yang luar biasa. Dengan kekayaan pulau, bahasa, budaya dan bahasanya, maka dapat dipastikan bahwa Indonesia itu kaya sekali dengan variasi budayanya. Dengan demikian, jika para profesional bekerja keras dan cerdas, maka pastilah Indonesia bisa.
Wallahualam bisshawab.