PERTEMUAN ASSOCIATION OF THERAVADA BUDDHIST UNIVERSITIES
PERTEMUAN ASSOCIATION OF THERAVADA BUDDHIST UNIVERSITIES
Jum’at, 11 Nopember 2016, saya mewakili Menteri Agama, Bapak Lukman Hakim Saifuddin, untuk membuka acara International Conference of Association of Theravada Buddhist Universities di Magelang, Jawa Tengah. Acara yang digelar di Hotel Artos Magelang ini dihadiri oleh pejabat pada Ditjen Bimas Buddha, para Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri dan Swasta, dan juga para pimpinan Perguruan Tinggi Agama Buddha di seluruh dunia.
Acara International Conference ini dihadiri oleh Prof. Dr. Nyanissara, President the Association of Theravada Buddhist Universities (ATBU), Somdech Thepvong Sangha Raja Kamboja, Dr. Phra Sopphonvachiraborn, Vice Rector of Mahachulalongkorn University, Thailand, Prof. Dr. G. Sumanasiri, Rektor Buddhist Pali University, Dr. Phra Sakyavisuddi Wong, Mahanakut University, Bante Nyana Suryanadhi, Ketua Sangha Agung Indonesia, Bante Subbhapanno Mahathera, Ketua Sangha Theravada Indonesia, Biksu Dutavira Mahastavira, Ketua Sangha Mahayana Tanah Suci Indonesia, Bante Pabbakaro Thera, Sangha Walubi, Asisten III Provinsi Jawa Tengah, Prof. Dr. Nizar, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi DI Yogyakarta, Ketua DPD Walubi, David Hermanjaya, Sesdirjen Bimas Buddha, Caliadi, Direktur Pendidikan Agama Buddha, Supriyadi, Pimpinan Majelis Agama Budha, dan seluruh Ketua STAB, para dosen dan para pemerhati pendidikan di Indonesia.
Acara dibuka dengan tarian hasil cipta Kanjeng Sunan Pakubuwono, yang dikenal sebagai Tarian Gambyong. Tarian khas Jawa Tengahan dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang menggambarkan keluwesan dan keindahan. Berbeda dengan tarian Sunda yang lebih mengedepankan gerakan-gerakan cekatan atau Tarian khas Banten yang menggambarkan kekuatan fisik dan senjata tajam, atau tarian khas Jawa Timuran yang juga lebih menampilkan kecekatan tangan dan kaki atau tarian khas Bali yang menggambarkan kegenitan mata dan gerak kepala yang menarik.
Sebagai tuan rumah, maka juga dinyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Mungkin karena dianggap bukan lagu kebangsaannya atau karena perintah MC yang kurang jelas, maka sebagian peserta luar negeri tidak mengikuti Nyanyian Indonesia Raya dengan berdiri.
Di dalam sambutan yang saya bacakan, saya kira bisa disimpulkan menjadi tigal hal, yaitu: Pertama, dunia sedang berubah menuju semakin religious. Meskipun budaya materialism, kapitalisme dan modernism yang semakin mengakar di masyarakat, akan tetapi yang justru menarik adalah sikap dan tindakan masyarakat yang justru menjadi religious. Spiritualisme dipelajari oleh berbagai kalangan di dunia ini. Oleh karena itu, di tengah perubahan yang makin cepat, maka kita harus berharap bahwa pendidikan akan menjadi alternative untuk membangun peradaban dunia. Dinyatakan bahwa “pendidikan merupakan kunci membuka pintu ke arah modernisasi”.
Pendidikan merupakan agen perubahan sosial. Pendidikan diharapkan untuk berperan proaktif dan dinamis di dalam menghadapi perubahan menuju modernisasi ini. Pendidikan harus memiliki kontribusi yang jelas untuk membawa masyarakat menuju kesejahteraan. Jangan sampai kita membiarkan diri tertidur lelap, menutup mata atau mengisolir diri terhadap hiruk pikuknya perubahan sosial yang tengah berlangsung dan tidak mau mengambil bagian daripadanya.
Kedua, kita berharap agar para pimpinan Perguruan Tinggi Agama Buddha dapat memainkan peran yang lebih optimal di tengah pembangunan masyarakat. Makanya, Menteri mengapresiasi dan menyambut baik prakarsa untuk melakukan International Conference 4th the Association of Theravada Buddhist Universities (ATBU) yang sedang menyelenggarakan acaranya di Indonesia. Momentum konferensi ini tentu yang diharapkan adalah agar Pendidikan Tinggi Agama Buddha akan merajut kembali kejayaan pendidikan Agama Buddha pada masa Kerajaan Sriwijaya, sehingga pendidikan Agama Buddha akan menjadi ekselen di masa depan. Untuk itu, diharapkan agar pendidikan tinggi Agama Buddha makin banyak doktornya, makin berkualitas program pembelajarannya dan makin baik lulusannya.
Ketiga, agar komunitas pendidikan Buddha dapat semakin meningkatkan profesionalitas, menciptakan iklim yang kondusif untuk kembali melahirkan semangat maju bagi setiap insan yang mengabdi kepada pendidikan Buddha, dan melakukan dialog antar dan lintas agama di dalam memantapkan kepentingan bangsa dan Negara serta menjadikan pendidikan tinggi Buddha yang unggul dengan mengedepankan value: Dhamma, Indonesia dan modern.
Di akhir sambutan tersebut. Pak Menag meminta agar PTAB semakin kuat membangun sinergi terutama dengan ATBU di dalam kerangka untuk meningkatkan kualitas masing-masing. Selamat berkoferensi, semoga Tuhan yang Maha Esa selalu memberkahi kita semua.
Wallahu a’lam bi al shawab.
