• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENGEMBANGKAN SEMANGAT KEBANGSAAN ALUMNI PT

MENGEMBANGKAN SEMANGAT KEBANGSAAN ALUMNI PT
Akhir-akhir ini saya memperoleh kesempatan untuk memberikan taushiyah bagi para wisudawan dan wisudawati di Perguruan Tinggi Agama (PTA). Tidak terkecuali kemarin, Rabo, 9 Nopember 2016. Saya didapuk untuk memberikan wejangan bagi wisudawan dan wisudawati Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hikmah, Jakarta yang diselenggarakan di Graha Sasana Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
Hadir di di tempat ini adalah para pejabat di lingkungan PTAI ini, yaitu: Prof. Dr. Mundzir Suparta, MA., Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mantan Inspektur Jenderal Kemenag (Ketua STAI Al Hukmah), Prof. Dr. HD. Hidayat., (Direktur PPS STAI Al Hikmah.), Dr. KH. Manarul Hidayat, Ketua Umum Yayasan dan seluruh jajaran Wakil Ketua STAI Al Hikmah Jakarta, para dosen, para wisudawan dan wisudawati serta orang tua atau wali wisudawan dan wisudawati.
Selayaknya upacara wisuda sarjana, maka prosesi tentu dilakukan dengan sangat ketat tahap demi tahap. Meskipun saya datang terlambat, tentu karena urusan kantor, maka saya diperkenankan untuk duduk di meja kehormatan pimpinan atau Senat STAI Al Hikmah. Pagi itu saya harus melayani wawancara dengan wartawan Jurnal asing (Febriyanti) tentang bantuan beasiswa ke luar negeri melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Pada kesempatan ini saya sampaikan tiga hal mendasar terkait dengan apa yang harus dilakukan oleh para wisudawan dan wisudawati pasca pengukuhan gelar sarjana strata satu dan magister ini. Pertama, saya sampaikan ucapan selamat dan apresiasi atas keberhasilan para wisudawan dan wisudawati untuk menjadi sarjana. Melalui upacara ini tentu menegaskan bahwa para alumni ini telah menjadi bagian dari sedikit orang Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi. Kini, saudara telah menjadi bagian dari kira-kira tiga persen dari anak-anak Indonesia yang usia pendidikan tinggi dan bisa belajar di lembaga pendidikan tinggi.
Melalui wisuda ini menegaskan bahwa saudara telah menjadi kaum intelektual atau kaum akademisi. Di belakang nama saudara telah tercantum gelar Sarjana Pendidikan atau Magister Pendidikan. Atas keberhasilan ini tentu kita semua harus mengingat betapa menjadi sarjana adalah hasil dari kerja bersama. Menjadi sarjana bukan hanya capaian individu, akan tetapi capaian kebersamaan. Ada orang tua atau wali mahasiswa, ada dosen, ada tenaga kependidikan, ada pimpinan perguruan tinggi dan banyak lainnya yang terlibat di dalam proses pencapaian prestasi ini. Maka saya mengingatkan agar jasa orang-orang yang telah membuat para wisudawan itu berhasil, dikenang sebagai jasa yang baik dan bermanfaat.
Kedua, ada teladan baik yang saya rasa harus dijadikan sebagai pedoman di dalam kehidupan. Saat saya meluncur ke tempat ini, saya diwawancarai oleh Wartawan Republika terkait dengan pemberian Gelar Pahlawan Nasional terhadap KHR. As’ad Syamsul Arifin. Dia bertanya tentang kepahlawan KHR. As’ad tersebut. Saya sampaikan bahwa Kyai As’ad memiliki sumbangan yang sangat signifikan di dalam menegaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan harus menjadi pedoman di dalam kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi. Pada saat terjadi perdebatan tentang Pancasila harus menjadi satu-satunya asas bagi seluruh organisasi di Indonesia, maka Kyai As’ad dengan tiga Kyai lain, yaitu KH. Ahmad Siddiq, Kyai Masjkur, dan KH. Ali Ma’shum menyatakan bahwa Pancasila bisa menjadi satu-satunya asas organisasi keagamaan. Beliau berempat menyatakan: “jika ijtihad menetapkan Pancasila sebagai asas NU ini salah, maka beliau berempat yang pertama-tama harus masuk neraka”. Bukankah ini contoh yang luar biasa bagaimana Kyai yang sering disebut sebagai Kyai Tradisional ini ternyata memiliki jiwa dan semangat kebangsaan yang tidak ada taranya. Berikutnya, adalah sumbangannya bagi bangsa ini untuk memiliki organisasi terbesar, NU. Beliau adalah kurir Hadratusy Syekh Kyai Hasyim Asy’ari dan sekaligus juga pendiri dan pemikir NU. Jika NU hingga hari ini terus mengembangkan sikapnya yang moderat, tentu hal ini adalah sumbangan signifikan beliau terhadap bangsa Indonesia. Lalu Beliau juga mendirikan Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. Melalui lembaga ini tentu sangat banyak orang Indonesia yang menjadi pintar. Tidak hanya dari Jawa Timur, tetapi juga dari NTB, Kalimantan dan sebagainya.
Ketiga, saya jelaskan tentang tantangan pendidikan Indonesia dewasa ini. Ada tantangan yang penting, yaitu: tantangan pendidikan dan pengembangan SDM. Saya kira ini adalah problem yang tiada henti untuk dibicarakan dan diimplematasikan. Kita masih berada di peringkat IPM 110, indeks Kompetisi 37 (2014). Posisi GCI kita yang semacam ini tentu menjadi masalah jika dikaitkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah menjadi kenyataan. Juga tentang posisi kualitas pendidikan tinggi dan pelatihan sebagai sub-indikator GCI yang masih berada di posisi 80. Dengan demikian, menjadi tugas civitas akademika untuk terus memperbaiki kualitas pendidikan itu, sehingga peningkatan HDI dan GCI akan semakin baik ke depan.
Selain tantangan ini, maka juga ada tantangan yang tidak kalah seru adalah mengenai gerakan ekstrimisme, radikalisme dan fundamentalisme yang semakin menguat di negeri ini. Makanya, saya sungguh-sungguh berharap bahwa para alumni STAI Al Hikmah Jakarta, akan bisa menjadi agen dalam kerangka menanggulangi radikalisme, fundamentalisme atau ekstrimisme keagamaan, sehingga ke depan posisi tantangan ini makin berkurang. Menurut saya harus ada yang menggerakkan perubahan menuju ke moderatisme dengan melakukan gerakan deradikalisasi atau deekstrimisasi yang sedang berlangsung ini.
Alumni pendidikan tinggi saya kira bisa menjadi warga Negara yang baik karena telah mengenyam pendidikan yang makin tinggi dan hal itu berkonsekuensi agar para alumni mampu mendarmabhaktikan ilmunya untuk kepentingan menjaga keislaman kita, keindonesiaan kita dan kebudayaan kita.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..