Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

Archive for April, 2020

STUDI AGAMA DAN LINTAS BUDAYA

  STUDI AGAMA DAN LINTAS BUDAYA Prof. Dr. Nur Syam, Msi Abstract The aim of this work is to understand the relation between religion and cross-culture. By Geertz’s definition, we understood that the study intensively about religion and culture is an effort to understand better about the relation between them. The focus of study is […]

DOMESTIFIKASI IBADAH DI BULAN PUASA (1)

Menurut hisab dan rukyat, akhirnya diputuskan oleh Menteri Agama, Pak Fahrul Razi, puasa akan dimulai hari Jum’at mendatang, 24 April 2020. Dan biasanya pada hari-hari menjelang puasa orang sudah pada berdatangan ke daerah untuk berziarah ke makam leluhurnya. Bagi umat Islam Indonesia, berziarah ke makam menjelang puasa sudah merupakan tradisi yang fenomenal. Tidak hanya bagi […]

KESENJANGAN SOSIAL DI ERA SOCIAL MARKET ECONOMY (2)

Gagasan sistem ekonomi pasar sosial sebenarnya sudah lama, yaitu di kala usai Perang Dunia ke dua. Di Jerman dengan tokohnya Kanselir Konrad Adenauer seorang tokoh Persatuan Demokrat Kristen ((CDU). Ekonomi pasar sosial dikenal juga sebagai Kapitalisme Rhein, dan berasal dari Madzab Ekonomi Freiburg saat jeda antar perang dunia. Sistem ini dianggap sebagai jalan ketiga di […]

KESENJANGAN SOSIAL DI ERA SOCIAL MARKET ECONOMY (1)

Tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan sebagai upaya untuk menelanjangi kegagalan sistem ekonomi kapitalis atau kemudian menjustifikasi bahwa sistem ekonomi social market sebagai pilihan yang pastilah benar. Posisi tulisan ini hanyalah “renungan” untuk memahami bahwa setiap pilihan pastilah mengandung dua dimensi menguntungkan atau tidak menguntungkan atau tidak jelas hasilnya. Sebagaimana diketahui bahwa kapitalisme tidak mau […]

KELOMPOK PALING RENTAN DI ERA COVID-19

Data yang dirilis oleh Saiful Mujani Research & Consultant (SMRC) dalam survey tentang Wabah Covid-19 menyatakan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia (77%) menyatakan covid-19 telah mengancam pemasukan atau penghasilan mereka. Lebih jauh lagi, sekitar 25 persen (50 juta warga Indonesia) menyatakan sudah tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman, 15 persen menyatakan tabungan yang dimiliki […]