Jam masih menunjukkan pukul 3.30 pm, ketika saya terbangun. Karena mata sudah tidak bisa lagi dikatupkan, maka saya menulis. Jadi tulisan ini saya buat pada hari Sabtu, 12 Desember 2009. Sementara itu Masdar masih menikmati tidurnya, bahkan mungkin bermimpi masih ada di Indonesia. Saya senang karena dia memiliki selera tidur yang hampir sama dengan saya. Lampu dimatikan, dan tidak mendengkur ketika tidur. Saya pernah dua kali memiliki pengalaman tidur dengan kawan yang daya dengkurnya luar biasa hebat, sehingga semalam suntuk saya tidak bisa memejamkan mata. Tentu saja pagi harinya menjadi sangat kantuk dan capai sekali. Tapi seperti biasa, jika saya pergi keluar kota selalu saya siapkan vitamin, VitalongC. Doping ini yang membuat badan kembali segar. (more..)
Semestinya saya bisa ke Melbourne bulan September yang lalu. Akan tetapi karena saya kena flu berat akhirnya saya batalkan. Ketepatan waktu itu musim flu burung sedang mengganas. Makanya oleh dokter saya dilarang untuk pergi ke Australia. “Nanti bisa dikarantina,” kata dokter yang memeriksa saya. Waktu itu sejumlah dosen IAIN Sunan Ampel memperoleh kesempatan mengikuti workshop tentang Higher Education Revenue. Program ini dianggap penting terkait dengan upaya menyongsong Badan Layanan Umum (BLU) yang sedang dalam proses perizinan. Sejumlah dosen tersebut harus belajar tentang bagaimana universitas mengarrange sumber daya usaha untuk meningkatkan generate incomenya. Hari ini, Jum’at, 10 Desember 2009 akhirnya saya bisa ke Melbourne untuk penandatanganan Letter of Agreement dengan Melbourne University. Ada beberapa hal yang akan dikerjasamakan dengan Melbourne University, yaitu workshop metodologi penelitian, manajamen pendidikan dan metodologi pengajaran. Program tersebut dirancang dalam tiga tahun dengan diikuti oleh kira-kira 15 orang. Kerjasama dengan Melbourne University sudah dilakukan dua tahun yang lalu. Pada tahun 2008 bertema Confirmatory Research Methodology dan pada tahun 2009 dengan tema Higher Education Revenue. (more..)
Kemarin, Rabo, 09/12/09, merupakan Peringatan Hari Anti Korupsi se Dunia. Peringatan Hari Anti Korupsi tersebut ditandai dengan berbagai kegiatan unjuk rasa di berbagai daerah. Di kota-kota besar diselenggarakan kegiatan unjuk rasa. Di Jakarta, Surabaya, Makasar, dan sebagainya. Secara umum unjuk rasa tersebut dilakukan dengan damai kecuali di Makasar yang agak anarkhis. Makanya, prediksi Presiden SBY bahwa gerakan unjuk rasa Anti Korupsi yang ditunggangi kepentingan politik, tampaknya tidak terbukti. Untuk rasa tersebut murni merupakan gerakan moral mendukung semua tindakan anti korupsi yang memang masih menjadi penyakit bangsa ini. (more..)
Seperti telah saya tulis kemarin, bahwa menjadi miskin tentu bukan keinginan manusia. Kemiskinan selalu saja terkait dengan problem yang terjadi ketika kemiskinan tersebut terjadi. Kemiskinan tentu saja juga bukan pilihan. Manusia dengan kemampuan rasionalitasnya tentu juga tidak ingin menjadi miskin. Kemiskinan semata-mata merupakan bagian dari kehidupan manusia yang memang harus terjadi. Meskipun sekali lagi, kemiskinan tersebut bukan kemauan dan bukan pula keinginan pelakunya. (more..)
Sebagai akibat pembangunan yang lebih berorientasi kepada sistem kapitalistik, maka jurang antara yang kaya dan miskin tentu tidak bisa dihindari. Ada beberapa gelintir orang kaya dan jutaan orang miskin. Memang kekayaan dan kemiskinan merupakan suatu keniscayaan di dunia ini. Namun bukan berarti bahwa jurang antara yang kaya dan miskin itu harus menganga seperti itu. Ada orang Indonesia dengan kekayaan luar biasa, sementara ada banyak orang miskin dengan tidak memiliki apa-apa. Mungkin kita juga tidak perlu berdebat tentang seberapa penurunan angka kemiskinan, sebab angka-angka memang bisa saja direkayasa. Untuk kepentingan politik, misalnya. Tetapi yang paling penting adalah memahami, bagaimana orang miskin itu ada di sekeliling kita. (more..)