Salah satu isu yang sangat mengedepan terkait dengan terorisme adalah ketiadaan keadilan terhadap umat Islam di berbagai belahan dunia. Kaum teroris sering menjadikan isu Palestina, Irak, Afghanistan, Filipina Selatan, Thailand Selatan dan sebagainya sebagai isu untuk membangun kebencian terhadap dunia barat, khususnya Amerika Serikat. Kebencian terhadap barat ini tentu saja dikaitkan dengan tindakan barat yang selalu semena-mena terhadap umat Islam. Makanya, hampir seluruh pernyataan yang dikeluarkan oleh kaum teroris menunjukkan kebenciannya yang sangat tinggi. (more..)
Kita sungguh tidak tahu kenapa para teroris itu senang bersembunyi di Indonesia. Apakah Indonesia memang tempat yang tepat untuk bersembunyi ataukah di Indonesia banyak yang melindungi. Atau bisa jadi karena jaringan terorisme di Indonesia sudah sangat kuat. Ada banyak pertanyaan yang memang tidak mudah dijawab. (more..)
Saya diundang oleh PBNU dalam acara Civic Education yang diselenggarakan di Hotel Sahid Jaya, Surabaya, kemarin (12/03/2010). Acara ini dihadiri oleh Kyai-kyai Muda NU seluruh Jawa Timur dan juga Prof. Dr. Masykuri Abdillah, dari UIN Jakarta. Selain saya, yang menjadi pemateri adalah KH. Miftahul Achyar, Dr. Wahidah, MA, Pembantu Dekan I Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel dan Prof. Dr. Kacung Marijan, MA dari Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mas’ud Said, dari Universitas Muhammadiyah Malang. Ketepatan saya diberi tema “Keragaman dan Toleransi”. Di antara sekian banyak kyai yang bertanya, maka ada sebuah pertanyaan yang rasanya perlu saya apresiasi. Pertanyaan itu secara substansial ialah: “apakah khittah NU sudah selesai? (more..)
Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi
Guru Besar Sosiologi dan Rektor IAIN Sunan Ampel[1]
Pengantar
Secara hakiki, bahwa tidak ada manusia yang hidup sendirian di dunia ini. Seseorang pasti membutuhkan lainnya dalam menjalani kehidupan. Di dalam cerita keagamaan, maka ketika Nabi Adam hidup sendirian di surga, maka beliau kesepian. Ketika beliau melamun seorang diri, maka datanglah kemudian Hawwa yang kemudian menjadi kawannya. Maka, ketika Nabi Adam dipindahkan ke dunia, maka kemudian Hawwa menjadi isterinya. Dari dua orang inilah kemudian menghasilkan manusia yang jumlahnya sangat banyak dengan bergolongan-golongan, dalam etnis, suku dan bahasa. (more..)
Apakah ada demo berkeadaban? Secara teoretis mestinya ada. Secara konseptual mestinya juga ada. Jika secara empiris ternyata sulit didapatkan, tentu ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan yang senyatanya. Ada gap antara das sein dan das solen. Sesungguhnya, melakukan demonstrasi adalah bagian dari proses demokrasi. Demonstrasi adalah bagian dari cara untuk menyampaikan gagasan kepada pihak lain, ketika cara yang sangat lazim, misalnya musyawarah tidak lagi bisa dilakukan. Di dalam hal ini, maka demonstrasi bisa dijadikan sebagai instrument untuk artikulasi kepentingan. (more..)