Kalau judul tulisan ini adalah menilai ulang tentang relasi Indonesia-Malaysia bukan berarti meninjau ulang perlu atau tidaknya hubungan Indonesia-Malaysia, akan tetapi kiranya perlu ditata ulang tentang bangunan relasi Indonesia-Malaysia tersebut dalam tatanan yang seimbang. Bukan tatanan yang saling mengklaim kebesaran masing-masing.
Berbagai komentar tentang hubungan Indonesia-Malaysia akhir-akhir ini cenderung tidak produktif bahkan kontra (more..)
Saya akhirnya juga merasa perlu untuk menulis tentang hubungan Indonesia-Malaysia sebagai komentar terhadap relasi Indonesia-Malaysia akhir-akhir ini. Seperti diketahui bahwa hubungan Indonesia-Malaysia akhir-akhir agak “memanas.” Hal ini disebabkan oleh adanya sikap tidak saling memahami di antara keduanya.
Pemicunya tentu sesuatu yang bukan spektakuler dalam ukuran relasi dua negara bertetangga. Artinya bahwa penahanan terhadap warga (more..)
Sebagaimana yang saya jelaskan kemarin bahwa agar pengentasan kemiskinan akan mampu menyentuh sasarannya dan sesuai dengan kebutuhan (more..)
Ada sesuatu yang menarik dari program pengentasan kemiskinan di Jawa Timur. Yaitu program pengentasan kemiskinan berbasis data by name by address. Gubernur Jawa Timur, Dr. Soekarwo, di dalam banyak kesempatan, selalu menyatakan bahwa pengentasan kemiskinan harus berbasis data yang kongkrit. Sebab jika tidak maka pengentasan kemiskinan akan selalu menuai kegagalan. Pengalaman pengentasan kemiskinan yang (more..)
Mengentaskan kemiskinan memang bukan dengan sim salabim ada kadabra. Akan tetapi memerlukan kesungguhan yang luar biasa. Bukan hanya dari mana uang untuk mengentas kemiskinan tersebut, akan tetapi juga data tentang siapa yang miskin juga selalu menjadi masalah yang sangat besar.
Selama ini kita selalu menggunakan patokan atau definisi miskin itu dari pendekatan kekuasaan. Artinya bahwa definisi miskin itu bisa (more..)