LEBARAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGIS (1) Tulisan ini memang agak lambat saya tulis, tiga hari setelah hari raya Id al Fithri 1437 H. Saya harus menyelesaikan nadzar saya untuk menulis 30 buah selama bulan Ramadlan, dan Alhamdulillah bisa saya lakukan sesuai dengan waktu yang tersedia. Meskipun hanya nadzar menulis selama bulan Ramadlan, tetapi rasanya menjadi kewajiban […]
PUASA DAN KESADARAN BERBAGI DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGIS (30) Di antara ajaran Islam yang sangat menonjol dalam kaitannya dengan relasi sesame umat manusia adalah ajaran tentang zakat, infaq dan shadaqah. Zakat merupakan pilar Islam. Zakat termasuk rukun Islam. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw, bahwa “didirikan Islam atas lima perkara, yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji”. […]
PUASA DAN KESADARAN BERBAGI DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGIS (29) Jika ingin melihat bagaimana sebenarnya masyarakat Indonesia dalam hal kesejahteraannya, maka datanglah ke wilayah-wilayah padat penduduk di beberapa tempat di Jakarta. Misalnya di wilayah Grogol Jakarta Barat. Saya tidak ingin menyebut nama kampungnya, akan tetapi kala kita datang ke sana, maka dapat diketahui bagaimana tingkat kepadatan penduduknya […]
PUASA DAN ELIMINASI NAFSU DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGIS (28) Setiap tindakan terror pastilah akan meninggalkan trauma, yang di dalam konsepsi sosiologis disebut sebagai trauma social, yaitu perasaan umum yang dirasakan oleh sebuah komunitas berdasar atas pengalaman yang tidak mengenakkan. Misalnya terjadinya pengeboman yang tentu meninggalkan bekas trauma di kalangan masyarakat yang terkena dampak langsung. Trauma bukan […]
PUASA DAN ELIMINASI NAFSU DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGIS (27) Kita sungguh tidak bisa memahami bagaimana di bulan puasa, 1437 Hijriyah, yang disucikan oleh seluruh umat Islam di dunia ini justru terjadi banyak pengeboman yang dilakukan oleh sekelompok orang yang “mengaku” sebagai penegak agama. Pengeboman dilakukan di dekat Masjidil Haram di Madinah, di Malaysia dan juga di […]