Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

Archive for October, 2009

MENGELOLA KRITISISME MAHASISWA

 Mahasiswa merupakan kelompok paling kritis di antara generasi muda lainnya. Tentu saja kritisisme tersebut diperoleh dari bangku kuliahnya. Bukankah mereka diajari agar memiliki kemampuan kritis dan analitis tentang masalah yang ada di sekitarnya. Melalui proses pembelajaran, diskusi dengan teman sejawat dan berbagai aktivitas yang dilakukannya baik melalui organisasi intra maupun ekstra kampus, maka mereka menjadi […]

MENGAPA MAHASISWA TERLIBAT KEKERASAN AGAMA?

 Ketika tiga orang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fajar Firdaus, Sony Djajadi dan Ahmad Ramadlan,   dinyatakan terlibat di dalam menyembunyikan buron nomor wahid, Syaifuddin Zuhri,  bagi khususnya Densus 88 dan juga masyarakat Indonesia umumnya, maka menjadikan kita semua yakin bahwa jaringan terorisme di Indonesia sudah memasuki kawasan yang variatif. Yang saya maksud di sini, bahwa […]

MAHASISWA DAN GERAKAN KEKERASAN AGAMA

 Gerakan kekerasan agama menjadi mengedepan pasca reformasi. Pada waktu Orde Baru berkuasa, negara sangat represif terhadap kelompok-kelompok yang diidentifikasi sebagai gerakan agama yang disebut sebagai fundamental. Begitu powerfullnya peran pemerintah dalam menghadapi gerakan Islam garis keras, maka begitu terdapat gejala mengenai hal itu, maka segera saja ditumpas habis. Makanya,  berbagai gerakan Islam garis keras, seperti […]

MAKNA APBD UNTUK RAKYAT

 Saya memperoleh kesempatan untuk memberikan sambutan pada acara penandatangan Memory of Understanding (MoU) tentang Fasilitasi Peningkatan Kualitas Guru Madrasah Diniyah, Selasa, 13 Oktober 2009 di Ruang Binaloka Adikara, Kantor Gubernur Jawa Timur.  Tidak ada yang khusus dalam sambutan saya. Saya ungkapkan bahwa secara nyata di Indonesia telah terjadi silent revolution, yaitu melalui disahkannya UU Sisdiknas, […]

HAKIKAT PENGEMBANGAN MADIN

 Madrasah Diniyah (Madin) merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem pendidikan madrasi yang mulai berkembang di tahun 60-an. Sebelumnya, banyak pesantren yang melakukan pembelajaran melalui sistem tradisional seperti wetonan, sorogan dan bandongan. Sistem ini merupakan sistem asli dalam pembelajaran di pondok pesantren. Baru ketika pesantren menerimna sistem baru pembelajaran yang bercorak klasikal, maka sistem ini kemudian […]