Hari Sabtu, 21 Nopember 2009, saya berkesempatan untuk memberikan orasi ilmiah dalam Wisuda Sarjana di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Rasyid di Gedung Juang 45 Surabaya. Secara sengaja saya menyampaikan materi tentang “Membangun Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal”. Tema ini saya anggap penting karena lembaga pendidikan ini berada di dalam naungan pondok pesantren. Sehingga alumni strata I (S1) Pendidikan Agama Islam (PAI) ini tetap berda di jalur Islam yang rahmatan lil alamin, sebagaimana misi pesantren pada umumnya. (more..)
Hingga dewasa ini, korupsi masih menjadi problem di negara-negara berkembang. Korupsi memang sudah menjadi penyakit sosial di negara-negara berkembang dan sangat sulit diberantas. Untuk melakukan pemberantasan korupsi ternyata juga sangat banyak hambatannya. Makanya, bagaimanapun kerasnya usaha yang dilakukan oleh pemerintah melalui lembaga-lembaga negara ternyata korupsi juga tidak mudah dikurangi apalagi dihilangkan. Bahkan secara seloroh bisa dinyatakan bahwa korupsi tidak akan pernah bisa untuk dihilangkan. Kenyatannya memang tidak ada suatu negara di dunia ini yang memiliki indeks persepsi korupsi (IPK) yang berada di dalam angka mutlak 10, paling banter adalah mendekati angka mutlak tersebut. (more..)
Di dalam sebuah workshop yang diselenggarakan oleh Bakesbang Jawa Timur tanggal 18 Nopember 2009 di Hotel Utami, ada sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang guru Pendidikan Kewarganegaan yang mengajar di sekolah dasar, bahwa menjadi guru sekarang ini sangat berat, sebab sangat sulit untuk memberi contoh kepada siswa tentang kebaikan-kebaikan. Di sekolah mereka diajari tentang yang baik dan buruk, akan tetapi di lingkungannya dijumpai sesuatu yang bertentantangan dengannya. Misalnya, tayangan tentang ketidakadilan, tayangan sinetron dengan latar percintaan remaja, beredarnya ponsel porno dan sebagainya. Hal ini merupakan tantangan pendidikan yang tidak mudah diatasai oleh guru. (more..)
Di tengah perseteruan berbagai institusi penegak hukum, KPK dengan Kepolisian, ternyata muncul peringkat baru tentang Indeks Korupsi di Indonesia. Indeks korupsi Indonesia ternyata berada di urutan 111 dari 180 negara di dunia yang disurvei. Memang ada peningkatan indeksnya, yaitu 2,8 di tahun 2009 dibanding dengan 2,6 di tahun 2008. Di dalam hal peringkat tersebut, Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura, Brunei Darus Salam, Malaysia dan Thailand. Meskipun indeks korupsi meningkat, namun ternyata peringkat Indonesia tersebut hanya sejajar dengan beberapa negara miskin lain, yaitu Togo, Solomon Island, Mali, Algeria dan Djibouti. Di kawasan Asia Tenggara, persepsi korupsi Indonesia belum membanggakan. Indonesia berada di urutan kelima, sedangkan Singapura berada di urutan 3 dan Brunei di urutan 35. Indonesia hanya lebih baik sedikit dibandingkan Filipina, Timor Leste, Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar. Indeks Persepsi Korupsi tersebut dibuat berdasarkan survey setahun terakhir yang merupakan gabungan dari 13 polling dan survey yang dilakukan oleh 10 institusi independen. Survey tersebut dilakukan untuk mengukur persepsi korupsi para pejabat publik dan politisi. (more..)
Membincang Islam rahmatan lil alamin memang mengasyikkan. Penyebabnya tentu saja adalah adanya keinginan yang sangat kuat untuk menunjukkan bahwa Islam Indonesia ini adalah Islam dalam wajahnya yang damai dan menyelamatkan. Islam tidak boleh dijadikan sebagai dasar untuk melakukan kekerasan kepada siapapun dan dimana pun juga juga. Baik kekerasan simbolik maupuan aktual. Kekerasan aktual, misalnya perusakan terhadap fasilitas umum dan pribadi, perusakan tempat ibadah, kekerasan terhadap umat agama lain (hubungan antar umat beragama), dan kekerasan terhadap umat seagama (hubungan interen umat beragama). Sedangkan yang termasuk kategori kekerasan simbolik, misalnya munculnya peraturan diskriminatif atau munculnya tulisan-tulisan provokatif tentang truth claimed yang berlebihan. (more..)