• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PERLUNYA BAHAN AJAR ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN

 Membincang Islam rahmatan lil alamin memang mengasyikkan. Penyebabnya tentu saja adalah adanya keinginan yang sangat kuat untuk menunjukkan bahwa Islam Indonesia ini adalah Islam dalam wajahnya yang damai dan menyelamatkan. Islam tidak boleh dijadikan sebagai dasar untuk melakukan kekerasan kepada siapapun dan dimana pun juga juga. Baik kekerasan simbolik maupuan aktual.  Kekerasan aktual, misalnya perusakan terhadap fasilitas umum dan pribadi, perusakan tempat ibadah, kekerasan terhadap umat agama lain (hubungan antar umat beragama), dan kekerasan terhadap umat seagama (hubungan interen umat beragama). Sedangkan yang termasuk kategori kekerasan simbolik, misalnya munculnya peraturan diskriminatif atau  munculnya tulisan-tulisan provokatif tentang truth claimed yang berlebihan.

Dewasa ini kita sedang hidup di tengah dua kutub ekstrimitas yang saling berlawanan. Kutub liberalisme dan kutub fundamentalisme. Jika liberalisme seakan mati suri dalam wacana pemikiran keagamaan di Indonesia, maka fundamentalisme justru menuai perkembangan yang luar biasa. Liberalisme merupakan pemikiran sekelompok elit agama yang bergerak dalam wacana, dia melakukan otak atik teks dengan pendekatan kontekstual, dan hasilnya terkadang bisa menjebol terhadap bangunan penafsiran teks yang selama ini dianggap baku. Inilah sebabnya banyak produk pemikiran kaum liberal yang dianggap menyimpang dari pemikiran ulama pendahulunya. Tentu saja akibatnya adalah kecaman dan hujatan terhadap kelompok ini, sebagai kelompok yang keluar dari arus utama pemikiran Islam yang orisinal.

Sementara itu, kelompok fundamentalis justru menangguk keuntungan luar biasa.  Melalui pengkaderan yang sistematis dan dengan dukungan anggaran yang baik dari berbagai sumber, maka kelompok ini dapat melakukan rekruitmen kader yang sangat baik. Kader-kader itu drekrut dari perguruan tinggi, mahasiswa yang cerdas-cerdas yang memiliki kekecewaan luar biasa terhadap cengkeraman barat terhadap negara berkembang, khususnya yang penduduknya beragama Islam. Misalnya Indonesia. Islam fundamentalis tersebut meskipun bervariasi organisasinya, ada HTI, MMI, FPI, Ikhwanul MUslimin, dan sebagainya tetapi memiliki kesadaran politik yang sangat tinggi. Terbukti bahwa mereka menjadikan PKS sebagai kendaraan politik. Dukungan mereka yang solid terbukti dengan perolehan posisi ke empat dalam pemilu legislatif dan berhasil menempatkan empat kadernya dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Suatu prestasi politik yang luar biasa. Partai berbasis komunitas Islam seperti PAN, PKB, PBB dan PPP dibuat tidak berkutik.

Memang harus diakui bahwa gerakan Islam fundamental telah memasuki dunia aktivisme yang sangat kuat. Tidak seperti kelompok lain yang hanya berwacana, tetapi kelompok Islam fundamentalis benar-benar gerakan yang sangat solid. Mereka telah berhasil memobilisasi SDM dengan kemampuan organisasi, semangat, etos kerja dan militansi yang luar biasa. Maka, Islam moderat sebenarnya sedang dalam proses ujian. Apakah lulus atau tidak sangat tergantung kepada kemampuannya untuk mempertahankan diri dari “serangan” kelompok lain yang sangat terorganisir.

Maka, munculnya gagasan untuk menulis buku daras tentang Islam rahmatan lil alamin yang nantinya akan dijadikan sebagai sumber belajar bagi para siswa SD/MI sampai SMA/MA merupakan suatu langkah maju dalam mewacanakan dan mengimplementasikannya di dalam tindakan yang nyata. Oleh karena itu, yang sesungguhnya dilakukan adalah: 1) perlunya perumusan hal-hal yang kongkrit tentang membangun Islam rahmatan lil alamin, perlunya merumuskan gerakan bukan hanya wacana: dari halaqah ke harakah. 2) Perlunya membangun kesadaran bersama tentang pentingnya Islam rahmatan lil alamin bagi Indonesia yang plural dan multikultural. 3) Perlu merumuskan pendidikan berbasis Islam rahmatan lil alamin. Sehingga yang diperlukan sebagai affirmative action adalah 1) Perencanaan, 2) Penyusunan, 3) Uji Expert, 4) Revisi, 5) Uji Coba Lapangan, 6) Revisi, 7) implemetasi. Tujuh langkah inilah yang diperlukan agar penulisan buku Islam rahmatan lil alamin sebagai pedoman bagi guru dan siswa dalam rangka membentengi Islam moderat di masa depan akan dapat dipertanggungjawabkan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini