Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

Archive for September, 2010

MEMBANGUN JAWA TIMUR DENGAN VISI

Dalam dua hari, 28 dan 29 September 2010, saya memperoleh kesempatan mendengarkan pidato Gubernur Jawa Timur, Dr. Soekarwo, yang terkenal dengan sebutan Pak De. Yang pertama ketika beliau memberikan sambutan atas pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, MT dan Drs. Bambang Dwi Hartono, MPd dan yang kedua dalam forum sosialisasi anggaran dan […]

VARIABEL CENTER OF EXCELLENCE PT: DOSEN DAN PBM

Saya kemarin sudah menulis tentang dosen sebagai variabel struktural dalam mengembangkan center of excellence di PT. Secara konseptual bisa dinyatakan bahwa dosen memiliki kontribusi besar dalam rangka mewujudkan gagasan membentuk center of excellence di PT. Mengapa dosen dianggap sebagai pilar penting bagi pengembangan center of excellence bagi PT? Alasan utamanya adalah dosen sebagai figur yang […]

VARIABEL CENTER OF EXCELLENCE PT

Kemajuan sebuah lembaga sangat tergantung kepada visi yang dirumuskan oleh segenap pimpinan lembaga beserta seluruh jajarannya. Tentu saja visi saja juga tidak cukup, jika tidak diikuti dengan implementasi yang memadai. Makanya antara visi dan implementasi harus seimbang dan memadai. Untuk mengembangkan center of excellence tentu harus dilihat dari beberapa variable. Mempertimbangkan variabel-variabel ini tentu sangat […]

MERENDA CENTER OF EXCELLENCE PT

Hari Ahad dan Senin, 26-27 September 2010, saya dilibatkan di dalam acara yang dikaitkan dengan program konsolidasi dan Sosialisasi Program Bantuan Kementerian Agama, yang dilaksanakan oleh Sub Direkorat Perpustakaan, Bantuan dan Beasiswa. Program ini merupakan bagian dari upaya untuk mengkoordinasikan dan menyosialisasikan  tentang program bantuan yang dikucurkan oleh Kementerian Agama. Acara ini dikoordinasi oleh Dra.Ida Nor […]

MENGUTAMAKAN KERUKUNAN BERAGAMA

Jika kita berbicara tentang kerukunan umat beragama, maka tentu saja kita harus merasakan betapa persoalan agama adalah persoalan yang sangat rumit,  karena agama melibatkan keyakinan tentang sesuatu yang ultimate truth. Sesuatu kebenaran yang dianggap mutlak. Karena kemutlakannya itu, maka seringkali menjadikan sentimen keagamaan menempati urutan  tertinggi sebagai factor pemicu ketegangan sosial.