Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

Archive for December, 2009

AKHIRNYA BISA KE MELBOURNE

Semestinya saya bisa ke Melbourne bulan September yang lalu. Akan tetapi karena saya kena flu berat akhirnya saya batalkan. Ketepatan waktu itu musim flu burung sedang mengganas. Makanya oleh dokter saya dilarang untuk pergi ke Australia. “Nanti bisa dikarantina,” kata dokter yang memeriksa saya. Waktu itu sejumlah dosen IAIN Sunan Ampel memperoleh kesempatan mengikuti workshop […]

HARI ANTI KORUPSI

 Kemarin, Rabo, 09/12/09,  merupakan Peringatan Hari Anti Korupsi se Dunia. Peringatan Hari Anti Korupsi tersebut ditandai dengan berbagai kegiatan unjuk rasa di berbagai daerah. Di kota-kota besar diselenggarakan kegiatan unjuk rasa. Di Jakarta, Surabaya, Makasar,  dan sebagainya. Secara umum unjuk rasa tersebut dilakukan dengan damai kecuali di Makasar yang agak anarkhis. Makanya, prediksi Presiden SBY […]

KEMISKINAN DAN TAKDIR TUHAN

 Seperti telah saya tulis kemarin, bahwa menjadi miskin tentu bukan keinginan manusia. Kemiskinan selalu saja terkait dengan problem yang terjadi ketika kemiskinan tersebut terjadi. Kemiskinan tentu saja juga bukan pilihan. Manusia dengan kemampuan rasionalitasnya tentu juga tidak ingin menjadi miskin. Kemiskinan semata-mata merupakan bagian dari kehidupan manusia yang memang harus terjadi. Meskipun sekali lagi, kemiskinan […]

MEMAHAMI KEMISKINAN DI SEKELILING KITA

 Sebagai akibat pembangunan yang lebih berorientasi kepada sistem kapitalistik, maka jurang antara yang kaya dan miskin tentu tidak bisa dihindari. Ada beberapa gelintir orang kaya dan jutaan orang miskin. Memang kekayaan dan kemiskinan merupakan suatu keniscayaan di dunia ini. Namun bukan berarti bahwa jurang antara yang kaya dan miskin itu harus menganga seperti itu. Ada […]

ORANG MISKIN DAN ORANG KAYA

 Berdasarkan laporan Biro  Pusat Statistik (BPS), ternyata jumlah orang miskin menurun. Menurut BPS bahwa di tahun 2009, ternyata jumlah orang miskin menurun menjadi 31,5 juta. Angka ini yang kemudian menjadi polemik di kalangan para ahli terkait dengan angka tersebut. Bahkan beberapa kalangan menyebutkan bahwa angka tersebut hanya digunakan sebagai “pemanis” keberhasilan pemerintah dalam menangani kemiskinan.