• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KE RAJA AMPAT: PEMBINAAN ASN KEMENAG (1)

KE RAJA AMPAT: PEMBINAAN ASN KEMENAG (1)
Sebenarnya, pada tahun 2013, saya pernah merencanakan untuk melihat kehebatan pariwisata Indonesia, yaitu Raja Ampat. Namun perjalanan itu tertunda sebab tiba-tiba ada rapat Baperjakat di Kantor untuk membahas hasil pemilihan Rektor IAIN Sunan Ampel. Saya merasa harus hadir pada acara itu dan meninggalkan rencana untuk datang ke Raja Ampat.
Jadwal saya pada waktu itu ialah ke STAIN Sorong, lalu ke STAIN Palopo dan baru kembali ke Jakarta. Akan tetapi karena jadwal Baperjakat itu, maka saya harus kembali ke Jakarta dan baru esok harinya ke STAIN Palopo. Perjalanan memang menjadi berputar-putar dari yang semula dalam satu jalur: Sorong, Makasar, Palopo, lalu menjadi Sorong, Jakarta, Makasar lalu Palopo dan kembali ke Jakarta.
Saya juga berkali-kali diundang ke Sorong dan Manokwari, akan tetapi karena kesibukan di Jakarta, maka perjalanan tersebut selalu tertunda. Terakhir saya diundang oleh Pak Sudamek untuk meresmikan Vihara di Manokwari dan akhirnya juga tidak bisa datang. Tetapi akhirnya takdir ke Manokwari dan Sorong datang juga. Bahkan juga ke tempat wisata Raja Ampat yang sangat terkenal itu.
Saya berangkat dari Jakarta hari Kamis malam, pukul 01.00 Wib dan sampai di Sorong pukul 06.00 WIT dengan pesawat Garuda, lalu melanjutkan perjalanan ke Manokwari dengan pesawat Garuda tipe Bombardir, dan sampai pukul 07.30 WIT. Saya dijemput oleh Pak Plt. Kakanwil Papua Barat, Pak Abdul Hamid Rahayamtel dan jajarannya. Bertepatan saya satu pesawat dengan Pak Wakil Gubernur Papua Barat, Pak Muhammad Lakotani. Saya disambut dengan tarian khas Papua dan juga dikalungi untaian manik-manik yang indah. Saya berpikir, ini cocok untuk mainan cucuku, Yufika Farnas Adzkiya.
Saya transit di Hotel Swiss Belhotel Manokwari untuk sekedar membersihkan muka dan badan secukupnya. Seperti biasa saya tidak berani mandi karena kurang tidur. Di pesawat saya hanya tidur 3 jam saja. Itu sudah sangat cukup bagi saya. Tetapi tentu kurang jika dihitung dengan jam tidur biasanya di rumah. Biasanya saya tidur 5 jam.
Di Kantor Wilayah Kementerian Agama sudah menunggu para pejabat dari pusat dan daerah. Bu Donna dari Ortala sudah berada di sini untuk menyelenggarakan kegiatan keortalaan, dan sementara pejabat di Kanwil Kemenag Papua Barat juga sudah menunggu untuk acara pembinaan pegawai. Pukul 09.30 WIT acara ini dimulai. Pak Plt. Kakanwil memperkenalkan profile Kanwil Kemenag dan juga berbagai kegiatan penting di sini. Lalu, saya juga menyampaikan beberapa hal yang saya anggap sangat penting di era sekarang ini. Ada beberapa hal yang saya sampaikan, yaitu:
Saya sampaikan tentang misi kementerian agama. Seperti biasanya, saya menggoda terhadap para pejabat di sini dengan pertanyaan: “siapa yang hafal tujuh misi Kemenag, akan saya beri hadiah dompet saya ini. dompetnya saja, sementara isinya tidak”. Saya tentu yakin bahwa para pejabat di sini pasti hafal tujuh misi ini. namun demikian, saya mengingatkan kembali tentang misi-misi tersebut.
Pertama, meningkatkan pemahaman dan pengamalan beragama. Misi ini merupakan misi utama Kemenag. Tugas kita semua ialah meningkatkan pemahaman dan pengamalan beragama dalam coraknya yang moderat. Atau di dalam konsepsi Islam disebut sebagai agama yang wasathiyah. Sebagai ASN Kemenag, kita semua wajib mengembangkan pemahaman dan pengamalan beragama yang mengandung perdamaian untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa. Jangan ada di antara kita yang tertarik pada pemahaman dan pengamalan agama yang mengandung kekerasan, intoleran, anti Pancasila, UUD 1945, NKRI dan ajaran berbasis takfiri. Kita harus menarik mereka yang ke kanan atau ke kiri untuk berada di tengah.
Kedua, memperkuat kerukunan umat beragama. Kita bersyukur bahwa bangsa Indonesia memiliki common platform yang berupa Pancasila. Dengan memiliki Pancasila, maka kerukunan umat beragama itu bisa dirajut dengan kuat. Negara yang besar ini tidak didasarkan atas dasar agama atau isme-isme lainnya, akan tetapi oleh Pancasila. Indonesia bukan negara agama dan juga bukan negara secular, akan tetapi negara yang berbasis pada agama. Kita telah memilih hubungan antara agama dan negara ialah yang bercorak simbiosis mutualisme. Saling membutuhkan.
Ketiga, meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan. Pendidikan merupakan instrument penting untuk meningkatkan kualitas SDM. Makanya dengan pendidikan yang berkualitas, maka dipastikan juga akan didapatkan manusia Indonesia yang berkualitas. Lembaga pendidikan kita harus semuanya bermutu. Madrasah, Pendidikan Tinggi, lembaga pendidikan di bawah ditjen agama-agama juga harus ekselen. Semua lembaga pendidikan harus terakreditasi dengan baik. Semua guru harus professional, dan para siswa, santri atau mahasiswa juga harus berkualitas di dalam menyongsong Indonesia Emas, 2045. Jangan sampai kita salah mengajar generasi sekarang ini, sebab merekalah yang akan menjadi generasi emas Indonesia di masa depan.
Keempat, memperkuat pelayanan kepada umat beragama. Tugas kita ialah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi semua umat beragama. Sarana dan prasarana umat beragama harus dipenuhi. Masjid, Vihara, Gereja, Pura dan Kelenteng juga harus dipenuhi sebagai pelayanan ibadah kepada umat beragama. Demikian pula pelayanan pendidikan, perkawinan, kependudukan, dan lain-lainnya. Kita ini adalah pelayan umat.
Kelima, penguatan ekonomi berbasis institusi keagamaan. Misi ini yang saya kira perlu diperkuat ke depan. Kita harus memperkuat penyelenggaraan Zakat, Infaq dan Shadaqah sebagai pilar ekonomi umat. Demikian pula dana punia, dana kolekte dan sebagainya juga haris didayagunakan untuk mengembangkan ekonomi umat. Masjid tidak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah tetapi juga untuk pemberdayaan ekonomi, kesehatan dan sebagainya.
Keenam, meningkatkan kualitas pelayanan haji. Kita sungguh bersyukur sebab hasil survey tentang penyelenggaraan haji terus meningkat. Sekarang kita sudah berada dalam score 84,85 artinya hanya tinggal 0,15 score saja untuk mencapai pelayanan yang sangat memuaskan. Kita telah melakukan pembenahan secara optimal tentang pemondokan, catering dan juga transportasi. Dan hasilnya tentu adalah kepuasan para Jemaah haji yang semakin meningkat.
Ketujuh, penguatan tata kelola dan manajerial. Kita telah berbuat banyak, misalnya dalam reformasi birokrasi kita telah mencapai prestasi yang baik dengan nilai BB. Kita sudah mendapatkan nilai IRB sebesar 72, 23, artinya kita sudah akan berhak untuk memperoleh tunjangan kinerja sebesar 70 persen. Tetapi satu hal yang harus saya ingatkan agar para ASN meningkatkan kualitas kinerjanya. Sekarang kita telah memiliki aplikasi baru, SIEKA atau Sistem Informasi Elektronik Kinerja ASN. Semua harus menggunakannya agar upaya untuk meningkatkan tukin akan semakin mendekati kenyataan.
Dalam bidang Laporan Keuangan Kementerian Agama (LKKA) tahun 2017, kita bersyukur bahwa kita telah mencapai prestasi terbaik, sebagaimana tahun lalu, yaitu memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
LKKA merupakan marwah Kementerian Agama. Jadi kalau kita tidak mendapatkan WTP maka hal itu terasa sangat menyedihkan. Kita bisa mempertahankan berturut-turut WTP tahun 2016 dan 2017. Kita sudah mengalami disclaimer pada tahun 2000-an, lalu mulai WTP-DPP tahun 2012-2014. Menjadi WDP tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh perubahan system akuntansi dari cash based ke accrual based. Tetapi dalam dua tahun terakhir justru kita bisa meraih WTP sebagai penilaian tertinggi dari BPK. Kita harus bersyukur tentang hal ini. dan saya ingin menyatakan bahwa WTP ini adalah kerja keras kita semua. Bukan capaian individu-individu tetapi capaian bersama.
Lalu kita juga memperoleh penilaian yang baik terkait dengan Pelayanan Publik. Ombudsman Republik Indonesia (ORI) memberikan penilaian yang signifikan, yaitu dari peringkat 19 menjadi peringkat 10. Tahun ini harus bisa masuk zona warna hijau dengan score sekurang-kurangnya 88.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..