• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN DAN ERA MASA DEPAN

PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN DAN ERA MASA DEPAN
Saya diminta untuk menjadi narasumber dalam acara yang dilakukan oleh Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Menado Sulawesi Utara, Selasa, 24 April 2018. Acara ini dihadiri oleh segenap dosen dan pejabat pada IAKN serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Menado. Hadir juga Rektor IAKN, Dr. Jeanne Marie Tulung, Rector IAKN yang baru beberapa saat yang lalu dilantik oleh Menteri Agama, Pak Lukman Hakim Saifuddin.
Di dalam acara ini saya menggambarkan tentang bagaimana arah ke depan PTKN. Yaitu adanya perubahan paradigmatic tentang PT. Jika di masa lalu lebih berorientasi pada perluasan akses, maka yang akan datang akan lebih mengarah kepada membangun pendidikan berkualitas. Di dalam RPJMN 2019-2024, ada 4 (empat) hal yang menarik, yaitu pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu: Indonesia tanpa kemiskinan, Indonesia tanpa kelaparan, Indonesia yang sejahtera dan sehat serta pendidikan bermutu.
Ke depan pendidikan haruslah dipersiapkan untuk beralih ke paradigm baru, yaitu bagaimana mengembangkan pendidikan Indonesia yang lebih berkualitas. Secara institusi, pendidikan harus bermutu dengan indicator semakin meningkatnya akreditasi, semakin meningkatnya kualitas dosen, semakin membaiknya mutu lulusan, semakin meningkatnya kualitas karya akademis dosen dan mahasiswa, semakin kuatnya riset dan pengabdian masyarakat dan sebagainya.
Dewasa ini kita sedang menghadapi generasi Y dan Z, yang tentu harus dilayani dengan segenap piranti teknologi informasi. Generasi Y dan Z yang lebih melek teknologi informasi tentu mengharapkan pelayanan pendidikan yang bernuansa dengan zamannya. Yaitu pendidikan berbasis tenologi informasi.
Kita sudah bukan lagi berada di era industry 1.0, yang perubahan masyarakatnya bercorak evolusi biologis. Juga bukan pada era 2.0, yang perubahannya berselaras dengan evolusi kebudayaan, dan juga bukan pada era 3.0 dengan masyarakat bercorak evolusi teknologi. Akan tetapi kita sudah berada di era evolusi digital atau cyber. Makanya, sekarang sedang berkembang ekonomi digital, teknologi digital, pendidikan berbasis digital, perpustakaan digital dan sebagainya. oleh karenanya, pendidikan harus didesain dengan memacu diri sesuai dengan zaman atau eranya.
Sementara itu, kita masih memiliki tantangan yang cukup besar, yaitu: Pertama, rendahnya persentase karya akademis dosen dalam level internasional dan nasional. Kita baru menyumbang sebesar 12 persen untuk karya akademis internasional. Sementara Filipina (15 persen), Cina (19 persen), Thailand (20 persen), Malaysia 25 persen dan Brazil 53 persen.
Melalui data ini akhirnya dapat diketahui bahwa banyak dosen kita yang belum aktif di dalam karya akademis di tingkat internasional maupun nasional. Kita kalah dengan negara-negara tetangga yang sudah memiliki sumbangan lebih besar dalam jurnal akademis internasional. Jadi, tantangan PTKN ialah bagaimana ke depan bisa menghasilkan karya-karya yang berkualitas, baik buku maupun jurnal ilmiah.
Kedua, Tantangan berikutnya ialah pemenuhan terhadap keinginan masyarakat. Terhadap PT ada sejumlah keinginan, yaitu PT sebagai agent of education. Institusi PT harus dapat menjadi agen dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. kemudian menjadi agent of research. PT harus menjadi center of excellence dalam bidang riset baik riset akademis, riset terapan maupun riset aksi. PT yang hebat saya kira sangat tergantung kepada bagaimana peran para dosennya untuk menghasilkan riset yang bagus dan outstanding.
Tantangan lainnya ialah PT sebagai agent of cultural, social and technological transfer. Bagi PT maka masyarakat berharap menjadi pusat bagi transfer budaya. Ada proses enculturation terhadap nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan dan agama. Para dosen diharapkan akan dapat menularkan terhadap nilai luhur bangsa, nilai kemanusiaan dan nilai religiositas. Kita memiliki budaya kerukunan, keharmonisan, dan toleransi yang luar biasa dan telah diakui oleh dunia internasional. Indonesia adalah the best example on religious harmony. Dunia memandangnya seperti itu. Maka sudah selayaknya jika PT dapat menjadi instrument penyemai budaya bangsa yang baik ini.
Yang juga penting ialah tantangan agent of economic development. PT harus menjadi pusat pengembangan inkubasi pendidikan kewirausahaan. Di dalam konteks ini, maka diharapkan oleh masyarakat agar melalui lembaga pendidikan tinggi akan dapat dihasilkan talenta-talenta hebat di bidang business dan entrepreneurship.
Ketiga, tantangan global competitiveness index (GCI). Peringkat Indonesia di GCI memang fluktuatif. Misalnya pada tahun 2015/2016 di peringkat 34 dan kemudian tahun 2016/2017 berada di peringkat 41. Kita tentu berharap bahwa ke depan PT akan dapat menjadi salah satu agen dalam peningkatan kualitas SDM. Jika semakin banyak anak Indonesia yang bisa memasuki gerbang pendidikan tinggi dan menyelesaikan pendidikannya dengan baik, maka dipastikan akan meningkatlah GCI kita. Dengan demikian, semakin berkualitas pendidikan tentu akan semakin berkualitas manusia Indonesia.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..