• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

ARTIFISIAL INTELIGENT BAGI GENERASI MILENIAL

ARTIFISIAL INTELIGENT BAGI GENERASI MILENIAL
Kita tidak menyangka bahwa di era sekarang ini terdapat perkembangan yang spektakuler terkait dengan kecerdasan buatan atau disebut sebagai artificial inteligent. Semenjak ditemukannya robot sebagai bagian dari revolusi industry, maka perkembangan robot berbasis kecerdasan buatan menjadi luar biasa.
Bagi manusia, kehadiran robot yang memiliki kecerdasan buatan memang memiliki dampak positif dan negatif. Kehebatan robot di dunia industry tentu sangat luar biasa. Dengan kehadiran robot, maka pekerjaan yang sesungguhnya berbahaya akan dapat diminimalisir atau dikurangi dampak bahayanya. Misalnya untuk bekerja di sector nuklir yang secara kesehatan membahayakan manusia, maka robot akan bisa dijadikan pekerjanya. Selain aman tentu juga memiliki ketelitian yang luar biasa. Efektif dan efisien.
Di dalam konteks ini, maka kehadiran robot dapat menggantikan peran manusia yang memang memiliki kerentanan dalam kaitannya dengan dangerous situation atau tingkat resiko yang sangat besar. Dengan ditemukannya teknologi remote control, maka robot akan sangat mudah dipekerjakan, dikendalikan dan dimonitor akurasinya.
Di antara yang sangat pesat perkembangannya, selain teknologi pertahanan dan persenjataan, maka yang juga sangat diuntungkan ialah dunia kesehatan. Melalui kehadiran robot dengan artificial inteligent ini, maka akurasi pemeriksaan dan pembedahan akan sangat teliti untuk dilakukan. Melalui teknologi canggih di dalam bidang kesehatan, maka pembedahan dengan resiko tinggi akan bisa dilakukan lebih akurat dan cermat.
Dari sisi negatifnya ialah pada saat banyak pekerjaan yang bisa dihandle oleh robot dengan kecerdasan buatan. Di dalam buku yang ditulis oleh Malcolm Frank, “What to do When the Machine do Everything” digambarkan tentang aspek positif dan negatif artifisial intelligent ini. Saya memang hanya membaca ringkasannya saja di Majalah Swa (31 Agustus-13 September 2017), akan tetapi yang penting bagi saya ialah dapat sedikit terlibat di dalam membahas tatangan bagi kaum milenial di era kecerdasan buatan.
Amerika Serikat akan melakukan otomasi terhadap sector pekerjaan sebesar 47 persen tahun 2025, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Oxford University. Itu artinya bahwa pemerintah Amerika Serikat akan memangkas terhadap tenaga kerja manusia di dalam berbagai jenis pekerjaan yang sudah diotomasikan. Jika ini terjadi maka dapat dibayangkan bahwa ke depan, akan terdapat pabrik-pabrik yang selama menggunakan tenaga kerja manusia dan akan digantikan oleh robot-robot berkecerdasan artifisial.
Tantangan terbesar otomasi atau digitalisasi ialah pada aspek ketenagakerjaan ini. Bisa dibayangkan dengan otomasi melalui kecerdasan buatan, maka dipastikan bahwa manusia akan tergeser dari dunia pekerjaannya. Dengan kata lain, manusia akan melawan teknologi hasil ciptaannya sendiri. Dan di dalam banyak hal, akhirnya manusia harus menyatakan kekalahannya menghadapi hasil rekayasa teknologi dimaksud. Para Grand Master Catur Dunia tidak ada yang bisa mengalahkan mesin catur yang direkayasa dengan teknologi canggih. Robot bisa menjadi musuh manusia nomor satu dalam era Industri 4.0.
Di era kecerdasan buatan, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sesuai dengan nasehat Malcolm Frank, yaitu AHEAD. A ialah automate, yaitu upaya manusia untuk mengotomasikan seluruh hal yang terkait dengan teknologi. Otomasi dilakukan terhadap banyak aspek di dalam rekayasa industry.
Halo ialah upaya untuk menjadikan chip sebagai salah satu piranti untuk memudahkan dalam banyak hal, misalnya chip untuk kartu pintar, pembayaran, transaksi keuangan dan sebagainya. Melalui digitalisasi perpustakaan, misalnya, maka tidak dibutuhkan ruangan-ruangan besar untuk kepentingan pengembangan perpustakaan, dan sebagainya.
Enhance atau memaksimalkan manfaat dari peran teknologi untuk kemudahan kehidupan. Diyakini bahwa dengan paduan antara kecerdasan manusia dan kecerdasan buatan akan semakin memaksimalkan kehidupan manusia.
Abundance yaitu keberlebihan atau menjadikan kehidupan lebih murah dan efekif atau efisien. Melalui pemanfaatan teknologi informasi maka dengan mudah seseoang dapat mengakses berbagai informasi dengan hanya klik Google atau lainnya.
Discovery ialah upaya untuk terus menemukan sesuatu yang baru yang lebih bermanfaat. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di dalam bidang teknologi informasi, maka kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan mendatangkan kemanfaatan.
Dengan demikian, bagi yang menganut paham kemudahan, maka teknologi justru akan mendatangkan kebaikan bagi manusia, sedangkan bagi yang menganut paham kesulitan, maka kehadiran teknologi merupakan tentangan berat yang dihadapi manusia.
Jadi tergatung dari sudut mana kita akan melihat teknologi atau rekayasa kecerdasan buatan tersebut dalam konteks kehidupan yang memang selalu berada di dalam tantangan demi tantangan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..