• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

JANGAN MENJADI PEMIMPIN TANPA KEPEMIMPINAN (1)

JANGAN MENJADI PEMIMPIN TANPA KEPEMIMPINAN (1)
Tulisan ini sesungguhnya diilhami oleh tulisan di Majalah Swa, dengan judul “Leader without leading.” Sebuah tulisan yang sangat inspiratif untuk memahami apakah diri kita sebagai pemimpin itu memberikan seluruh potensi kepemimpinan kita untuk memimpin staf kita, atau hanya separoh saja bahkan tanpa memberikan potensi kepemimpinan tersebut.
Makanya, saya secara sengaja menuliskan ulang tentang “leader without leading tersebut dalam perspekti saya tentu, sehingga meskipun tulisan ini diinspirasikan oleh tulisan di atas tetapi seluruh tanggungjawab dan gambaran-gambaran atau penjelasan-penjelasan di dalamnya tentu sudah saya olah sedemikian rupa atas kemampuan nalar saya untuk menuliskannya.
Seorang pemimpin tentu dia bukan hanya manajer. Jika manajer dia adalah actor yang menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan apa yang sudah disepakati di dalam perjanjian kinerja, sedangkan seorang pemimpin tentu harus bekerja sesuai dengan perjanjian kinerjanya akan tetapi dia harus menghasilkan upaya-upaya baru atau inisiatif baru yang memungkinkan terjadinya percepatan demi percepatan untuk meraih sesuatu yang lebih. Dia adalah seorang agen yang dengan kemampuan agensinya akan dapat bekerja lebih atau plus dan plus.
Jika dibuat gambarannya, maka seorang manajer itu kemampuan teknisnya lebih besar dibandingkan dengan kemampuan konseptualnya, sedangkan seorang pemimpin itu lebih besar kemampuan konseptualnya dibandingkan dengan kemampuan teknisnya. Visi pengembangan akan lebih besar pada diri seorang pemimpin dibandingkan dengan seorang manajer. Seorang pemimpin itu lebih visioner dibandingkan dengan seorang manajer. Seorang manajer bekerja berdasarkan “pesanan” yang memperkerjakannya, sedangkan seorang pemimpin lebih “independen” di dalam mengerjakan tugas dan fungsinya. Seorang pemimpin itu memiliki otoritas yang lebih longgar di dalam mengemudikan roda kepemimpinannya.
Agar seorang pemimpin dapat melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, maka persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu: Pertama, pemimpin harus memiliki visi. Dia harus menjadi pemimpin yang visioner. Memiliki pandangan jauh ke depan untuk mengarahkan apa yang akan terjadi di masa datang. Seorang pemimpin tentu memiliki “kepekaan” untuk mencandra tentang apa dan bagaimana ke depan. Jika orang lain hanya berpikir sekarang, maka seorang pemimpin berpikir tentang beberapa langkah ke depan.
Kedua, pemimpin harus memberikan jalan keluar atau alternative pemecahan masalah atau solutif. Salah satu hal yang selalu terjadi di dalam setiap organisasi formal atau informal atau bahkan di dalam suatu masyarakat ialah masalah. Nyaris tidak ada di dalam kehidupan ini, suatu keadaan yang nir-masalah. Masalah merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan saya sering menyatakan bahwa kehidupan itu hakikatnya ialah rangkaian masalah. Kita akan selalu bergelut dengan masalah itu dari waktu ke waktu. Tentu dengan asumsi bahwa ada masalah yang kecil, yang biasa saja dan ada masalah yang besar, yang luar biasa. Oleh karena itu jangan pernah takut menghadapi masalah, sebab inti kehidupan sebenarnya ialah memecahkan masalah dimaksud. Kita senang atau bahkan bahagia, ketika kita bisa melampaui masalah itu dan kita menjadi sedih atau tidak senang sebab masalah yang kita hadapi belum mampu kita lampaui.
Seorang pemimpin tentu diharapkan akan dapat menemukan solusi atas masalah organisasi atau institusi di mana yang bersangkutan menjadi pemimpin. Seseorang akan dianggap berhasil sebagai pemimpin jika dia dapat menemukan alternative solusi atas kemelut atau masalah yang dihadapi oleh organisasi atau institusinya. Jika dia seorang pemimpin masyarakat, maka dia bisa menemukan jalan keluar atas problema sosial kemasyarakatan yang dihadapinya. Pemimpin besar selalu hadir di dalam situasi krisis dan kemudian dengan kemampuannya yang luar biasa ternyata bisa menemukan solusi terbaik bagi lingkungannya.
Ada banyak pemimpin besar yang hadir di saat yang memamg membutuhkan kehadirannya. Misalnya Ir. Soekarno di saat genting terjadinya perebutan kekuasaan menuju kemerdekaan Indonesia. Atau Mahatma Gandhi, yang hadir di saat penjajahan merajalela di India, dan dengan kemimpinan spiritualnya maka kemudian dapat menggerakan rakyat India untuk bergerak menempuh kemerdekaan. Lalu, Abraham Lincoln yang menjadi Bapak rakyat Amerika Serikat juga hadir dalam kondisi di mana Amerika membutuhkan pemimpin yang mencerahkan dan memerdekakan.
Dan yang tidak kalah penting juga tentu para Nabi, para Rasul, misalnya kehadiran Nabi Muhammad saw di dunia ini, yang kemudian bisa membebaskan manusia dari perbudakan teologis dan juga memberikan pedoman utuh bagi kehidupan manusia. Meskipun Beliau datang di Tanah Arab yang tandus dan gersang, akan tetapi pengaruh ajarannya menjadi luar biasa di dunia ini.
Pemimpin-pemimpin besar di dunia berada di saat genting atau krisis dan kemudian melalui visinya yang jauh ke depan dan upaya-upaya solutif yang dilakukannya, maka kemudian terjadi perubahan yang sangat signifikan dan pengaruhnya dalam jangka panjang sungguh sangat terasa.
Para pemimpin itu menghiasai lembaran-lembaran buku sejarah dengan amalnya yang luar biasa dan bukan hanya perilaku normative yang ditampilkannya.
Beliau-beliau itu memiliki amal saleh dan dengannya maka mereka bisa “menyelamatkan” kehidupan manusia dan masyarakatnya, dan kemudian tentu juga bagi kepentingan dirinya. Saya berkeyakinan bahwa amal saleh dari para pemimpin itu akan menjadi saksi bagi dirinya dalam kehidupan yang berikutnya.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..