• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MEMBINA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Salah satu di antara yang sangat mendasar bagi Kementetian Agama dalam tugas pokok dan fungsinya adalah membangun kerukunan umat beragama. Hal ini dianggap penting sebab tanpa kerukunan umat beragama maka tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan Indonesia yang kita cintai ini.
Membangun kerukunan umat beragama adalah bagian dari tugas kemanusiaan. Artinya bahwa membangun kerukunan umat beragama hakikatnya adalah membangun kemanusiaan itu sendiri. Sejarah dunia ini terlalu kelam dengan berbagai konflik bernuansa keagamaan. Memang bukan konflik agama akan tetapi agama selalu menjadi variabel penguat terjadinya kekerasan demi kekerasan yang diatasnamakan agama.
Itulah sebabnya kita semua harus mengapresiasi terhadap semua gerakan untuk mengembangkan kerukunan umat beragama.
Sejarah agama-agama juga tidak selalu menunjukkan wajahnya yang cemerlang, terutama pasca Kenabian. Semua agama memiliki sejarahnya yang bertaburan dengan konflik. Artinya bahwa sejarah agama juga selalu terkait dengan kekerasan, peperangan dan sebagainya. Semua ini tentu menggambarkan betapa pemeluk agama sering menafsirkan agama sesuai dengan levelnya masing-masing. Itulah sebabnya hingga hari ini juga masih dijumpai tindakan terorisme dan kekerasan lainnya yang mengatasnamakan agama.
Agama tentu memiliki wajah yang ambigu. Meskipun pesan dasarnya adalah keselamatan dan perdamaian, akan tetapi juga memberikan peluang untuk melakukan perang jika situasi memang mengharuskannya. Dalam banyak perang yang dilakukan disebabkan oleh pencederaan terhadap kesepakatan dan pengingkaran terhadap perjanjian. Ketika umat Islam berada di dalam situasi mengharuskan perang, maka alternatif itu tentu yang dipilih.
Wajah ambigu agama dalam relasi sosial inilah yang kemudian dimanfaatkan orang untuk menjadi justifikasi atas kekerasan yang dilakukannya. Namun demikian, bahwa pesan perdamaian tentu jauh lebih indah dan benar. Ketika Nabi Muhammad saw harus berperang untuk mempertahankan diri dan umat Islam, maka yang dipesankan adalah jangan lakukan kekejaman, jangan bunuh orang tua, perempuan, orang tidak berdaya, jangan bakar rumah ibadah, lembaga pendidikan dan jangan rusak kebun, tanaman dan sebagainya.
Artinya, bahwa moralitas agama itu dipertahankan sedemikian rupa. Itulah sebabnya Islam dinamakan sebagai agama yang menyelamatkan sebab memang ajaran keselamatan tersebut dijaga sangat kuat. Praktik kehidupan Nabi Muhammad saw menggambarkan tentang hal tersebut.
Jika pemeluk agama menghayati tentang betapa Islam menghargai perdamaian, maka saya yakin bahwa kekerasan atas nama agama tentu tidak akan ada di dunia ini. Hanya saja problemnya adalah masih ada sebagian kecil masyarakat yang menafsirkan ajaran agama dengan kekerasan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini