Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

URGENSI KEBANGGAAN SEBAGAI BANGSA

Dalam salah satu wawancara yang dilakukan oleh Televisi swasta (MetroTV), dalam acara yang ditayangkan pagi hari, sayangnya saya tidak mencatat secara teliti tentang acaranya dan narasumbernya, akan tetapi ada yang menarik untuk saya komentari terkait dengan pembicaraan pagi hari itu. Yang menarik adalah pentingnya sebuah bangsa memiliki kebanggaan. Mengapa sebagai bangsa kita harus memilki kebanggaan?

Sesungguhnya  bangsa ini perlu memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan. Salah satu  yang pernah  dimiliki oleh bangsa ini  adalah kebanggaan sebagai juara dunia dalam even olahraga. Seperti diketahui bahwa bangsa ini pernah memiliki juara-juara dunia.  Misalnya juara dalam bidang olahraga bulutangkis. Kita memiliki Rudi Hartono yang pernah menjuarai Kejuaraan All England sampai delapan kali dan tujuh kali diantaranya secara berturut-turut. Saya tentu masih ingat dalam kejuaraan All England yang ke delapan.  Secara  dramatis, Rudi Hartono dikalahkan oleh jagoan India, Prakash Padukone. Saya nonton di televisi hitam putih.   Kala  itu masih jarang orang yang memiliki televisi.

Tidak hanya Rudi hartono, kemudian juga diikuti oleh Liem Swie King, yang terkenal dengan King Smash. Kalau tidak salah, King menjuarai kejuaraan All England empat kali. Kejayaan itu juga terus berlanjut dengan hadirnya Alan Budikusuma sebagai juara dunia di even olimpiade yang juga diikuti oleh Susi Susanti yang juga menjadi juara olimpiade. Selain itu juga masih ada sekian banyak nama yang patut dicatat, seperti Icuk Sugiharto, Lius Pongoh, Hendrawan, Taufik Hidayat, Verawati Fajrin, Ivana Lie dan sebagainya.

Dewasa ini pamor bulutangkis  Indonesia sudah pudar. Di masa lalu, Indonesia dianggap sebagai negara bulutangkis. Seluruh komponen bangsa yang memahami akan arti kebanggan sebagai bangsa, maka akan merasakan betapa bangganya sebagai bangsa Indonesia sebab memiliki juara-juara dunia. Indonesia dikenal sebagai kiblatnya bulutangkis dunia.

Akan tetapi sekarang kiblat bulutangkis sudah melekat ke negeri Cina. Negeri ini hampir tidak putus-putusnya  melahirkan juara-juara baru secara silih berganti. Sama seperti Brazil yang memiliki kebanggaan sebagai negeri sepakbola. Perancis sebagai negeri mode, Italia sebagai negeri mode. Jepang terkenal dengan otomotifnya, Swiss dengan produsen jam, Norwegia dengan handphone dan sebagainya.

Kebanggan sebagai bangsa yang maju dalam bidang tertentu menjadi sangat penting. Tak lain karena memang kita butuh akan kebanggaan itu. Kita butuh pengakuan bahwa kita memiliki prestasi. Sebagai manusia yang menjadi bagian sebuah bangsa, kita butuh pengakuan dan harga diri. Bukankah teori Abraham Maslow juga seperti itu. Manusia tidak hanya butuh kepuasan akan tetapi juga pengakuan.

Sebagai bangsa kita telah kehilangan kebanggan itu. Hampir tidak ada yang bisa dibanggakan di era akhir-akhir ini.  Semuanya seakan menjauh dari kita. Yang ada hanya penyelewengan dan pelanggaran atas moralitas dan hukum. Yang merebak di mana-mana adalah mafia. Mulai dari mafia hukum, mafia pajak, mafia tanah, mafia usaha dan sebagainya. Dalam bidang olahraga, seperti sepakbola,  yang ada hanya tawuran dan amuk massal.

Itulah sebabnya maka yang harus dibangun ke depan adalah mengangkat satu atau dua hal yang masih memungkinkan untuk dikompetisikan dan dimenangkan. Melalui kompetisi yang menghasilkan kemenangan itulah,maka akan menghasilkan kebanggan itu.

Dalam contoh yang lebih mikro, misalnya tentang IAIN Sunan Ampel. Mestinya  harus selalu ada pertanyaan apa yang bisa dibanggakan dari IAIN SA  ini. Mungkinkah ada sesuatu yang bisa dijadikan sebagai kebanggaan. Saya yakin masih ada. Buktinya, melalui kerja keras ternyata web IAIN SA bisa masuk ke peringkat dunia. Dan mestinya harus disusul dengan prestasi-prestasi lainnya.

Yang menjadi UIN  memang sudah bisa menjadi kebanggaan, sebab dilihat dari tampilan fisik dan insfrastrukturnya sudah sangat memadai. Melalui skema loan dari Islamic Development Bank (IDB) maka seluruh bangunan fisiknya sudah sangat memadai. Bahkan dalam ukuran perguruan tinggi di Indonesia, tampilan fisiknya itu  sudah bisa disejajarkan dengan perguruan tinggi lainnya.

Itulah sebabnya, usaha untuk terus melakukan kerja keras dalam  melakukan perubahan di  berbagai aspek menjadi sangat penting. Ke depan, IAIN SA ini harus memperoleh dana pengembangan fisik dan insfrastruktur yang memadai. Dan itu semua tergantung dari usaha keras dan kerjasama yang kita lakukan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini