MAFIA PAJAK YANG SISTEMIK
Di mana-mana yang namanya mafia memang memiliki struktur tersembunyi dan keterikatan kepentingan yang sangat kuat. Sebagai sebuah struktur, maka ikatannya adalah kesamaan kepentingan terutama yang terkait siapa berperan apa dan seberapa besar perolehannya. Di dalam hal ini, maka ada peran sentral yang mesti memperoleh bagian besar dan ada juga yang sekedar sebagai biaya tutup mulut. Semua tergantung pada perannya masing-masing.
Untuk menjadi mafia pajak, maka dapat dipastikan ada banyak meja yang dilalui. Sebab tidak ada pemain tunggal dalam mekanisme penghitungan dan pembayaran pajak. Jadi pantaslah jika Gayus Tambunan tidak bermain sendirian. Jika kita baca di media, maka hampir seluruh pejabat yang terkait dengan Gayus bisa saja terlibat. Tentu semuanya membutuhkan bukti yang kuat dan akurat.
Negara yang memiliki jaringan mafia sangat kuat adalah Italia. Hanya saja mafia Italia memiliki kekhasan terkait dengan penguasaan wilayah dan ekonomi. Para gang ini kebanyakan menguasai wilayah perdagangan dan tugasnya adalah menjadi penyeimbang di daerah itu, agar tidak dijarah oleh kelompok atau gang lainnya. Tidak jarang juga terjadi pertempuran antar gang. Majalah Tempo (Edisi 11017 Januari 2010) pernah mengulas gang-gang di Italia dalam laporan khusus. Di dalam laporan tentang Para Don di Sisilia, digambarkan sejumlah tokoh mafia yang termasyhur. Beberapa di antaranya jsutru sudah ada di akhir abad ke 19. Misalnya, Calogero Vizzini (1877-1954) hingga Matteo Messina Denaro (1962-sekarang). Dan yang menarik adalah strategi gang yang semula menggunakan kekerasan dan sekarang lebih cenderung persuasive. Tentu tidak seluruhnya, akan tetapi hal ini mengindikasikan bahwa di kalangan mafia sudah mulai berubah.
Di kota-kota besar sebenarnya juga ada gang atau mafia. Yang kuat, menurut Anton Medan adalah gang dari wilayah timur, khususnya Maluku. Mereka juga berperan menjadi penyangga keamanan di wilayah tertentu. Ahad, 5/04/10, di Jakarta terjadi bentrok antargang yang menyebabkan tewasnya seorang anggota gang dan dua lainnya luka parah.
Tentu mafia pajak memiliki perbedaan sangat prinsipil dengan mafia di luar struktur birokrasi. Namun tetap ada prinsip yang mempersamakan di dalam cara kerjanya. Yaitu silent agenda, hidden program dan keterikatan kepentingan yang sangat kuat. Makanya, prinsip kerja mafia pajak dan mafia lainnya tentu memiliki kesamaan.
Mafia pajak sesungguhnya diisi orang yang memiliki kesamaan dengan mafia lainnya. Yaitu orang yang hanya peduli dengan nasibnya sendiri tanpa memperdulikan nasib yang lainnya. Padahal semuanya tahu, bahwa pajak tersebut digunakan untuk pembiayaan pembangunan. Artinya berhasil atau tidaknya peningkatan kesejahteraan rakyat sangat tergantung pada pembayaran pajak.
Mafia pajak memang bercorak sistemik. Terbukti bahwa Gayus memang tidak sendirian. Berdasarkan berita di Jawa Pos (06/04/2010), bahwa sudah ada 121 rekan Gayus yang akan dirombak dari jabatannya dan sebanyak 10 atasan Gayus yang sebelumnya dinonaktifkan dan juga akan segera dicopot. Di dalam hal ini, Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan akan segera melakukan tindakan pemeriksaan terhadap seluruh pelaksana yang terkait dengan kasus Gayus.
Memang harus ada penegakan terhadap orang yang melakukan penyelewengan. Mereka yang terlibat di dalam proses mafia pajak juga harus diberi sangsi dan hukuman yang setimpal. Mafia pajak tentu saja akan membuat “rasa” amarah di kalangan masyarakat. Jika “rasa” keadilan tidak ditegakkan, maka rakyat akan melakukan pembangkangan terhadap pembayaran pajak.
Bukankan gerakan anti pajak melalui dunia maya sudah dilakukan. Pemerintah tidak boleh mengabaikan terhadap gerakan ini.
Oleh karena itu, membongkar mafia sistemik pajak menjadi hal yang sangat mendasar. Dengan demikian, tidak boleh ada kata berhenti melawan korupsi dengan cara dan strategi macam apapun.
Wallahu a’lam bi al shawab.