MENDORONG MAHASISWA MENJADI WIRAUSAHAWAN
Saya beruntung memperoleh kesempatan bertemu dan mendengarkan ceramah Prof. Renald Kasali, PhD di dalam acara penyerahan Buku Modul Kewirausahaan di Hotel Bumi Surabaya, Selasa, 31/03/2010.
Ada yang menarik dari logo yang ditampilkan ketika Prof. Renald Kasali, PhD membincang tentang modul kewirausahaan Program S1, yaitu kata Rumah Perubahan. Rumah Perubahan adalah rumah yang dibuat oleh Prof. Rhenald Kasali, PhD dan dijadikan sebagai tempat untuk mendiskusikan tema-tema enterprenership. Rumah Perubahan ini tidak sama dengan yang dibuat ole Rizal Ramli. Jika Rumah Perubahan Rizal Ramli bercorak politik, tetapi rumah perubahan milik Prof. Rhenald Kasali, PhD itu non politis.
Menurutnya, ada beberapa madzab di dalam orang mendorong agar yang lainnya menjadi wirausahawan. Meskipun belum tuntas, maka Prof. Renald Kasali, PhD membagi beberapa cara yang digunakan oleh para enterprener untuk mendorong agar orang menjadi pengusaha. Tentu ada yang sangat prospektif dan ada juga yang tidak. Ada yang sangat aplikabel dan bermanfaat dan ada juga yang kurang aplikabel dan kurang manfaat.
Pertama, Madzab orang bodoh. Bob Sadino di dalam beberapa seminar di perguruan tinggi, dia menyatakan bahwa orang pinter ternyata justru bodoh. Banyak orang pinter yang kebanyakan ide, akan tetapi ide tersebut tidak bisa diaplikasikan. Orang bodoh hanya punya satu ide dan itu diusahakan secara maksimal. Sehingga dengan modal satu ide saja, namun dilakukan secara maksimal, maka akan menghasilkan sesuatu.
Kedua, Madzab menjadi kaya. Cepat kaya secara instan. Ada banyak tulisan yang terkait dengan usaha agar cepat kaya. Ada banyak orang yang ingin kaya secara cepat. Makanya ada banyak buku yang berbicara tantang kaya. Misalnya Rich Dad Poor Dad, bahkan ada yang menulis buku Cara Cepat Menjadi Kaya. Dan yang justru meresahkan adalah munculnya usaha-usaha di internet tentang pengumuman agar dapat menjadi kaya melalui website. Dunia ini sekarang dipenuhi dengan keinginan untuk berpikir cepat kaya. Misalnya melalui Pohon emas, Gold Quest dan sebagainya.
Ketiga, Madzab keunikan dan inovasi. Menurut Michael Porter, bahwa strategi bisnis harus unik dan inovatif. Misalnya bisa menjadikan orang yang kaki dan tangannya cacat justru bisa bermain balet. Di Cina, balet yang dimainkan oleh orang yang cacat ini menjadi tontonan yang menggairahkan. Yang perempuan cacat tangannya sebelah kanan dan yang lelaki cacat kaki kirinya. Tetapi dengan kecacatan fisik tersebut justru menjadi kekuatannya. Kruck yang menjadi alat penyangga tubuh, justru menjadi kekuatan dan asesori atau instrumen balet yang sangat unik. Ternyata balet yang dimainkan oleh orang cacat fisik ini dapat memantik ragam respon, ada yang menangis, ada yang tertawa dan ada yang kagum dan sebagainya. Orang cacat ternyata memiliki kemampuan yang sangat baik, dapat memainkan balet yang luar biasa. Dan bisnis balet orang cacat adalah memiliki keunikan dan kreatif. Sehingga bisnis ini tidak gampang ditiru oleh orang lain. Jika bisnis balet orang normal, maka banyak orang yang sudah melakukannya, akan tetapi bisnis balet orang cacat justru sangat khas.
Untuk menjadi wirausaha, maka yang sangat dibutuhkan adalah ketahanan mental. Ada suatu contoh, seorang pemuda dari Banjarmasin yang pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib, maka ketika di kapal dia sudah bias menjajakan dagangannya. Sehingga ketika datang di Jakarta, maka sudah punya modal meskipun tidak banyak. Karena sulitnya mencari lahan usaha di Jakarta, maka dia datang ke Monas dan menjajakan dagangannya di situ. Suatu ketika datanglah mantan pacarnya, maka dengan cepat dia mengambil keputusan untuk berpura-pura menjadi pembeli. Dia titipkan dagangannya dan berpura-pura menawar dagangannya sendiri. Jadi terkadang “rasa malu” bisa menghambat keinginan usaha. Makanya, harus ada perubahan terutama tentang mentalitas untuk berusaha.
Barangsiapa ingin perubahan kecil ubahlah perilaku anda, tetapi jika anda ingin perubahan besar maka ubahlah pemikiran anda. Perubahan adalah kata kunci di dalam kehidupan. Tanpa perubahan, maka dunia tidak ada artinya. Makanya, perubahan adalah kata sakti untuk membentuk dunia.
Agar menjadi wirausahawan, maka yang sangat diperlukan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu bukan mendiskusikan sesuatu. Maka, yang diperlukan didalam mengajarkan kewirausahaan adalah membuat mereka menjadi mau dan mampu untuk melakukan wirausaha dan bukan untuk memperoleh nilai dan lulus. Jadi, memang diperlukan kerja keras dan cerdas agar mahasiswa memiliki kemampuan tersebut.
Wallahu a’lam bi al shawab.