• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PRESIDEN SBY DAN MUKTAMAR NU MAKASSAR

Saya bersyukur bisa masuk ke ruangan upacara Muktamar NU ke 32 di Makassar. Sebab kedatangan saya memang agak terlambat, yaitu ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah datang di acara tersebut. Sesuai dengan undangan yang saya terima, bahwa acara memang akan dibuka oleh Presiden SBY jam 14.00 WIT. Akan tetapi  nampaknya dipercepat, sehingga jam 13.00 WIT sudah ditutup semua pintu untuk masuk ke arena muktamar.  Untunglah saya bertiga, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Dr. Rahmad Wahab, Rektor UIN Malang, Prof. Dr. Imam Suprayogo dan saya bisa masuk ke dalam ruang upacara pembukaan tersebut. Bahasa kasarnya, ada nasib baik. Sebab banyak  orang yang tidak bisa masuk ke ruang itu.

Seperti pada umumnya, bahwa acara ini dimulai dengan pidato pembukaan oleh panitia, dan kemudian dilanjutkan dengan ucapan selamat datang oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo dan dilanjutkan dengan pidato iftitah yang disampaikan oleh KHM. A. Sahal Mahfudz. Raim Am PBNU yang selama dua periode bergandengan dengan KH. Hasyim Muzadi untuk mengawal NU.

NU memang semenjak kemerdekaan telah menjadi pilar kemerdekaan Indonesia. Bersama dengan Muhammadiyah, NU menjadi bagian penting di dalam proses kemerdekaan bangsa. Bias diingat di dalam sejarah, bagaimana NU mendirikan lasykar Hisbullah yang menjadi bagian pilar dari tentara nasional secara umum. Kemudian juga seluruh Kyai NU terlibat di dalam proses kemerdekaan itu. Bahkan saking antinya terhadap kaum penjajah, maka sampai-sampai KH. Hasyim Asy’ari memfatwakan agar jangan menyerupai pakaian kaum penjajah. Haram hukumnya menyerupai pakaian kaum penjajah itu.

Ini merupakan bagian dari keterlibatan NU dalam kemerdekaan bangsa. Makanya, SBY menyatakan bahwa NU memiliki sumbangan yang sangat signifikan di dalam proses pembangunan bangsa. NU sedari awal memang telah terlibat dengan sangat aktif di dalam proses kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Sebagai bagian dari proses pembangunan bangsa, maka pantaslah jika harus ada apresiasi yang memadai atas keterlibatan NU tersebut di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.

SBY juga menyatakan bahwa ada tiga hal penting dalam kaitannya dengan Indonesia ke depan, yaitu: pertama, bagaimana NU terlibat secara aktif dalam membangun Keislaman dan Keindonesiaa. Keislaman dan keindonesiaan bukanlah sesuatu yang dapat dipertentangkan secara diametral. Tetapi merupakan suatu kesatuan yang saling meneguhkan. NU selama ini telah teruji bagaimana membangun relasi keislaman dan keindonesiaan dengan sangat baik.  NU dalam sikap politik kenegaraannya sangat jelas, yaitu berkomitmen terhadap  Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Ke depan, NU harus semakin aktif untuk mengembangkan Islam yang memberi  rahmat kepada seluruh alam, Islam yang rahmatan lil alamin.

Kedua, NU harus terlibat secara aktif di dalam pembangunan masyarakat yang mengarahkan kepada kesejahteraan rakyat. Pembangunan bangsa merupakan bagian integral dari Negara bangsa. NU sebagai organisasi terbesar tentu memiliki peran yang sangat mendasar bagi bangsa ini. Pembangunan bangsa membutuhkan kerukunan antar komponen bangsa. Makanya, NU lalu memiliki tugas ke depan adalah menjaga kerukunan bangsa secara menyeluruh sebagai prasyarat pembangunan bangsa.

Ketiga, NU harus terlibat di dalam membangun relasi dengan dunia internasional.  NU harus menjadi corong yang baik di dalam rangka menjalin hubungan dengan dunia internasional. Di dalam contoh yang nyata, misalnya bagaimana NU dapat menjadi garda depan di dalam membangun jaringan internasional. Dewasa ini, harus dipahami bahwa tidak ada bangsa yang bisa hidup sendiri selain dalam relasinya dengan dunia internasional.    Indonesia jelas sangat membutuhkan relasi dengan dunia internasional, sehingga setiap Negara harus membangun jaringan dengan dunia internasional. NU sebagai organisasi besar akan memiliki  tugas untuk menjadi pilar bagi pengejawantahan  hubungan harmonis antar bangsa.

Mengacu kepada arahan Presiden SBY, maka sesungguhnya  NU memiliki peran strategis di dalam kerangka menatap Indonesia ke depan yang adil berkesejahteraan dan sejahtera di dalam keadilan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini