• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS GENDER

Hari ini saya diminta untuk memberikan sambutan pada pembukaan acara yang diselenggarakan oleh ELOIS bekerjasama dengan PSG IAIN Sunan Ampel dan kepala Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah se Jawa Timur dalam Program Pengembangan Madrasah Berbasis Kesetaraan gender. Persoalannya adalah mengapa kesetaraan gender masih menjadi topic utama di dalam berbagai pelatihan di berbagai lembaga pendidikan, dan apa perlunya hal tersebut dilakukan.

Dalam konstruksi Barat, bahwa ada beberapa masalah yang terkait dengan gender, yaitu gender differention, gender equaliaty dan gender oppression. Dalam hitungan orang Barat, bahwa di dunia ini masih ada perbedaan jender, ketidaksamaan jender dan kekerasan jender. Ketiga hal inilah yang harus diperhatikan ke depan terkait dengan pemberdayaan pendidikan, khususnya madrasah.

Dewasa ini, sebagaimana diketahui bahwa masih ada beberapa kelemahan pendidikan di Indonesia, yaitu pertama, rendahnya akses pendidikan. Di Jawa Timur, misalnya angka partisipasi kasar pendidikan sudah tinggi akan tetapi lama pendidikan masih rendah. Angka rata-rata lama pendidikan masih berkisar 6,5 tahun. Jadi masih setara dengan pendidikan SD/Madrasah Ibtidaiyah. Namun demikian, angka partisipasinya tinggi kira-kira 9,5, sehingga Jawa Timur dianggap relative berhasil dalam program wajib belajar sembilan tahun. Jadi secara kuantitatif, pendidikan dasar relative berhasil, hanya saja ketika dikomparasikan dengan jumlah penduduk dengan lama pendidikan ternyata angkanya masih rendah.

Maka, madrasah dapat memberikan sumbangan relative besar dalam meningkatkan angka partisipasi pendidikan ini. Ke depan tentunya harus ditingkatkan lagi bagaimana madrasah bisa memberikan makna signifikan dalam peningkatan akses pendidikan.

Kedua, adalah peningkatan tata kelola. Jangan sampai ada pernyataan: karena madrasah tidak ada apa-apanya, maka juga dikelola apa adanya. Yang semestinya menjadi penting adalah bagaimana mengelola madrasah yang tidak ada apa-apanya tetapi dikelola dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan madrasah yang baik tentu akan menjadi bagian dari peningkatan kualitas SDM. Hingga hari ini, masih kuat pandangan yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan instrumen penting dalam peningkatan human capital. Banyak orang yang sekarang menduduki jabatan penting di negeri ini, yang sekolahnya dulu di madrasah. Jadi, madrasah telah memberikan sumbangan penting di dalam peningkatan SDM atau menjadi intrumen human capital.

Ketiga, adalah peningkatan kualitas kelembagaan dan out put pendidikan. Melalui tata kelola yang baik, maka akan berdampak positif bagi institusi pendidikan tersebut. Misalnya yang perlu dikedepankan adalah bagaimana agar lembaga pendidikan bisa terakreditasi. Makanya, jika ada lembaga pendidikan yang sudah terakreditasi, maka menjadi kewajibannya untuk menularkan ilmunya tersebut agar lembaga pendidikan lainnya juga bisa terakreditasi. Islam mengajarkan agar selalu melakukan tolong menolong di dalam kebaikan. Menularkan pengalaman terakreditasi merupakan bagian dari ta’awanu ala al birr.

Madrasah yang berkualias adalah tuntutan kementerian agama. Makanya, semakin banyak lembaga pendidikan di bawah kementerian agama yang kerkualitas maka akan menjadi bukti bahwa lembaga pendidikan keagamaan tidak kalah dengan lembaga pendidikan lainnya. Kita ciptakan madrasah rasa sekolah plus. Bukan sekedar madrasah rasa madrasah. Namun yang penting perubahan kelembagaan jangan sampai menghilangkan ciri khas yang menjadi visi pendidikan madrasah. Boleh berubah tetapi jangan meninggalkan tradisi dan ciri khas.

Kerja sama antara ELOIS, PSG IAIN Sunan Ampel dan Kepala Madrasah merupakan kerjasama untuk peningkatan kualitas, terutama yang terkait dengan peningkatan pendidikan berbasis pada ksetaraan jender. Di dalam hal ini, maka kita semua harus bisa merumuskan visi kesetaraan jender tersebut ke dalam program dan action plan. Sebab merumuskan action plan adalah bagian dari upaya untuk membumikan keinginan yang sering kali mengawang di angkasa.

Melalui perumusan yang lebih membumi, saya berkeyakinan bahwa lembaga pendidikan kita akan setapak lebih maju.

Wallahu a’lam  bi al shawab.

Categories: Opini