IAIN SA PUN BISA MERAIH PERINGKAT WEBOMETRICS
Pada hari Senin, 15 Pebruari 2010, saya memang memiliki kegiatan di IAIN Sultan Amai Gorontalo untuk membicarakan tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (FPPTAIN) dan beberapa isu penting terkait dengan peningkatan kualitas Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI). Selaku ketua FPPTAIN, maka saya memang harus memimpin tim kecil yang akan mempersiapkan AD/ART dan pertemuan FPPTAIN di Gorontalo sekitar akhir April 2010. Yang hadir pada acara ini adalah Rektor IAIN Palembang (Prof. Dr. Aflatun Muchtar) beserta Pembantu Rektor I (Prof. Dr. Saerozi), Rektor Antasari Banjarmasin (Prof. Dr. H.M. Fauzi Aseri), Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo (Prof. Dr. Muhammadiyah Amin) beserta Pembantu Rektor I, dan Ketua STAIN Salatiga (Prof. Dr. Usman Abubakar) dan Rektor IAIN Sunan Ampel (Prof. Dr. Nur Syam) dan Pembantu Rektor I (Prof. Dr. Abd. A’la).
Pada pukul 18.23 (WIT) Lukman Hakim (Tim Pengembang ICT IAIN Sunan Ampel) mengirimkan SMS kepada saya, yang isinya sebagai berikut: “Selamat Prof. IAIN Sunan Ampel masuk world Class Universities versi Webometrics menempati rangking ke 7717 dari 8000 universitas seluruh dunia dan posisi ke 57 untuk Indonesia.”
Pada pukul 20.30 (WIT) saya menerima SMS dari Tim Pengembang ICT IAIN Sunan Ampel (Atik Chairiyati Shaleh) isinya sebagai berikut: Pak, congratulation IAIN now becomes WCU according to Webometrics. IAIN is the 7717th of 8000 universities around the world. Its announced on 10 Pebruari. We hope with web team we will increase our grade to be top 5000 WCU on June.”
Karena saya dalam perjalanan menuju ke Gorontalo dari Makassar, maka HP saya mesti saya off kan dan kebetulan juga baterinya drop, maka HP itu baru saya nyalakan ketika sampai di hotel Grand2 Gorontalo, kira-kira jam 23.00 WIT. Jadi SMS itu baru saya baca jam itu. Jadi dua SMS yang mengabarkan tentang masuknya IAIN Sunan Ampel dalam WCU versi Webometrics itu baru saya ketahui jam tersebut. Maka saya hubungi Lukman Hakim dan Atik untuk menanyakan kabar tersebut. Alhamdulillah kabar itu memang benar adanya dan secara pasti IAIN Sunan Ampel telah menggapai mimpi untuk masuk rangking dunia melalui webometrics. Saya lalu menjadi ingat beberapa bulan yang lalu saya menulis di Blog saya, bahwa “IAIN Sunan Ampel pun Mimpi Webometrics”. Mimpi itu kini telah menjadi kenyataan.
Bagi perguruan tinggi seperti IAIN Sunan Ampel maka menjadi salah satu perguruan tinggi yang diperhitungkan dari sisi websitenya tentu sangat menggembirakan. Pengakuan yang diberikan oleh Webometrics tentang rangking dunia tersebut menggambarkan bahwa IAIN Sunan Ampel tentu layak diperhitungkan. Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) sering menerima asumsi sebagai perguruan tinggi yang gagap teknologi. Ada dugaan bahwa PTAI yang konsentrasi pendidikannya kepada ilmu keagamaan sering dilabel sebagai perguruan tinggi yang belum melek teknologi. Tetapi melalui pengakuan website IAIN Sunan Ampel oleh lembaga yang sangat kredibel dalam penilaian website, maka menjadi bukti bahwa labeling itu keliru.
Di dalam pertemuan yang digelar oleh Kementerian Agama beberapa saat yang lalu, memang dicanangkan bagaimana agar ada PTAI yang masuk ke dalam ranking dunia atau WCU. Yang diundang pada waktu itu adalah UIN Jakarta, UIN Jogjakarta, UIN Malang dan IAIN Sunan Ampel. Di dalam pertemuan itulah saya usulkan bahwa yang terdekat untuk dimasuki oleh PTAIN yaitu peringkat webometrics. Bahkan saya nyatakan kalau IAIN Sunan Ampel siap dua tahun lagi, sebab dari sisi infrastruktur ICT sudah sangat memadai hanya perlu peningkatan jejaring, richfiles dan sebagainya. Ternyata di luar perhitungan saya, bahwa tahun ini, tepatnya 10 Pebruari 2010, IAIN Sunan Ampel sudah masuk di dalam jajaran PT terkemuka dalam websitenya.
Menurut saya ada beberapa hal yang menjadi catatan saya tentang hal ini. Pertama, konsistensi. Bahwa semenjak IAIN Sunan Ampel memiliki jaringan infrastruktur ICT, maka secara terus menerus dikumandangkan pentingnya ICT bagi lembaga pendidikan. Ada beberapa program yang digunakan untuk mendorong agar segenap civitas akademika IAIN Sunan Ampel memiliki kemampuan menggunakan ICT. Misalnya dalam dua semester terakhir telah dilatih sejumlah 2000 mahasiswa untuk memahami blog, internet dan ICT. Kita punya program GO BLOG. Kemudian juga menggandeng Microsoft dalam Desk Application Technology (DAT) program, agar mahasiswa IAIN Sunan Ampel angkatan tahun 2009/2010 memiliki certificate yang diakui berstandart internasional.
Kedua, kerja keras. Tim ICT, Khorul Ulum dkk juga bekerja keras. Mereka terdiri dari staf yang gila teknologi informasi. Tidak jarang mereka bekerja di kantor sampai larut malam bahkan juga di hari-hari libur. Kemampuan teknologi informasinya juga bisa diandalkan. Sehingga banyak hal yang bisa dilakukan oleh tim ini. Dan yang penting juga kepedulian terhadap pengembangan ICT itu. Kita dorong semua lini untuk peduli terhadap ICT. Ada banyak pertemuan yang digalang untuk pengembangan ICT. Bahkan dalam banyak kesempatan saya nyatakan: ”sudahlah yang penting masuk Webometrics, berapapun urutannya.” Mungkin saja, ungkapan ini sudah sangat membosankan bagi mereka, sebab saking seringnya kata-kata ini saya ungkapkan di dalam forum-forum pertemuan.
Ketiga, kerja sama. Kerja keras dan konsistensi tentu tidak akan ada artinya jika tidak didasari oleh kerja sama yang sangat memadai dari berbagai pihak. Tim ICT di tingkat Institut yang dibantu oleh tim ICT di tingkat Fakultas dan juga seluruh jajaran civitas akademika IAIN Sunan Ampel tentu memiliki sumbangan yang sangat signifikan bagi pengembangan ICT IAIN Sunan Ampel. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika di dalam kesempatan ini, saya mengucapkan ”SELAMAT KEPADA SEGENAP CIVITAS AKADEMIKA IAIN SUNAN AMPEL” yang sudah menorehkan sejarah penting bagi pengembangan IAIN Sunan Ampel.
Ternyata, Konsistensi, Kerja keras dan Kerja sama (K3) bisa menjadi kunci dalam menggapai suatu visi bagi pengembangan lembaga. Maka tugas berikutnya adalah bagaimana kita semua, para civitas akademika IAIN Sunan Ampel dapat meningkatkan peringkat Webometriscnya hingga mencapai urutan yang ideal. Semuanya harus bersyukur kepada Allah untuk hal ini.
Wallahu a’lam bi al shawab.