• May 2025
    M T W T F S S
    « Apr    
     1234
    567891011
    12131415161718
    19202122232425
    262728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENDIDIKAN ENTERPRENERSHIP

Di dalam pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) di Hotel Aryaduta Makassar, 13/02/2010, maka ada satu hal yang menarik yaitu kerjasama antara Bank Mandiri dengan PTN untuk pengembangan pendidikan berbasis enterprenership. Tentu saja ini merupakan hal yang sangat penting di tengah adanya keraguan akan mutu pendidikan tinggi yang dinyatakan tidak siap bekerja. Hal ini disebabkan oleh program pendidikan yang lebih banyak berarah kepada pembekalan pengetahuan teoretik ketimbang pengetahuan praksis. Selain itu juga msaih tingginya angka pengangguran kaum terdisik, sekitar satu juta orang dari kira-kira delapan juta pengangguran di negeri ini. Di tengah kenyataan itu, maka diperlukan  adanya  inovasi tentang bagaimana mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk menjadi enterprener.

Padahal sesungguhnya, pendidikan entrerprener atau kewirausahaan sudah cukup lama dilakukan. Hanya saja sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Rhenald Kasali, bahwa program pembelajaran tersebut lebih banyak dimensi teoretiknya untuk menjadi enterprener dari pada bagaimana menjadi enterprener. Oleh karena itu, maka materi pembelajaran dan metode pembelajaran tentang enterprenership ini harus diubah dan mahasiswa tidak hanya ingin lulus tetapi bagaimana bisa mengembangkan desain usaha ke depan yang layak untuk dilakukan. Melalui  pendidikan enterprenership ini, maka mahasiswa akan diajarkan tentang bagaimana seharusnya menjadi enterprener yang baik di masa depan.

Untuk pengembangan kemampuan enterprener tersebut, Bank Mandiri bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi dalam rangka untuk menghasilkan buku panduan Menjadi Enterprener. Penulisan buku tersebut  dikomandani oleh Prof. Rhenald Kasali, PhD dan dibantu oleh sejumlah dosen UI, ITB, UGM, IPB, ITS dan menghasilkan suatu panduan Modul Kewirausahaan Untuk Mahasiswa Strata I. Sebagaimana  dijelaskan oleh Prof. Rhenald Kasali, bahwa buku ini  akan dapat menjadi pemandu bagi para dosen yang mengajarkan semangat berwirausaha di kalangan mahasiswa.

Buku ini memang dirancang khusus untuk menjadi pedoman bagi para dosen. Makanya, buku pedoman ini berisi hal-hal yang sangat praksis tentang “Menjadi Pengusaha.” Misalnya didapati tentang pengalaman menjadi pengusaha dari seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran UI yang kemudian menjadi pengusaha taksi. Pengusaha Taksi Blue Bird ini memang memiliki kecenderungan bekerja sedari awal. Bahkan ketika berada di SMA sudah bekerja membantu sopir (kenek). Dan ketika menjadi mahasiswa kedokteran, maka pagi hari kuliah dan malam harinya menjadi sopir angkutan. Makanya, meskipun dia seorang dokter, akhirnya jadilah dia pengusaha taksi. Dan sekarang dia menjadi pengusaha taksi paling sukses dengan armada taksinya sebanyak 17.000 buah dan pegawai sebanyak 25.000 orang. Bahkan di saat krisis moneter, dia justru bisa mengembangkan armadanya dengan membeli perusahaan taksi yang bangkrut. Dan bahkan mungkin,  dia menjadi pengusaha taksi terbaik di Asia. Dokter menjadi pengusaha taksi.

Pengalaman memang menjadi guru yang terbaik. Dokter yang menjadi pengusaha taksi tersebut karena dia pernah menggeluti bidang jasa angkutan. Maka kemudian ketika yang bersangkutan menjadi dokter, maka keahliannya juga tetap dapat digunakan untuk kepentingan usahanya. Misalnya dia darmabaktikan ilmunya untuk menjaga kesehatan pekerjanya. Jadi melalui usaha seperti itu, maka para pekerjanya menjadi terikat secara emosional dengan perusahaan. Jadi tetap ada titik temu antara bidang kerjanya yang perusahaan taksi dengan ilmunya di bidang kedokteran. Sebuah sinergi unik antara bidang kerja dengan keahlian seseorang.

Banyak orang yang lebih mengedepankan pikiran teoretiknya daripada aspek praksisnya. Melalui pendidikan enterprenership ini, maka seseorang akan diantarkan untuk menjadi kaum praktisi. Misalnya mahasiswa harus magang di pedagang Kaki Lima. Melalui proses magang di sisi, maka seseorang akan dilatih agar memiliki ketabahan dalam menghadapi berbagai macam tantangan. Menurut Kasali, bahwa pernah ada pedagang Kaki lima yang menjajakan dagangannya di Monas dan ketepatan datanglah mantan pacarnya, maka pedagang itu merasa malu dan akhirnya harus berpura-pura menjadi pembeli. Melalui penempatan mereka di pedagang kaki lima tersebut, maka seseorang akan dilatih mentalnya menghadapi kenyataan hidup dan bagaimana seseorang harus survive di tengah himpitan macam apapun.

Melalui pendidikan enterprenership yang dirancang sangat memadai, maka kita akan memiliki keyakinan bahwa akan ada sejumlah mahasiswa yang akan menjadi pengusaha kelak di kemudian hari. Tentu saja tantangannya adalah bagaimana kita bisa mengajarkan modul tersebut secara memadai. Akhirnya semuanya terpulang kepada bagaimana dosen bisa mentransfer pengetahuan teoretik ke dunia praksis di bidang ini.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini