• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENDIDIKAN KARAKTER

Dalam satu kesempatan memberikan pidato pembukaan dalam acara Pertemuan Rektor PTN dan Wakil/Pembantu Rektor PTN di Makasar, 14/02/2010,  tentang Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN),  Mendiknas, Prof. Dr. H. Ir. Mohammad Nuh, DEA menekankan akan pentingnya tugas para dosen dan pimpinan perguruan tinggi untuk melaksanakan pendidikan karakter bagi para generasi muda, khususnya para mahasiswa. Pendidikan karakter dirasakan penting di tengah berbagai problem moralitas bangsa yang sekarang sedang berada di era global.

Investasi pendidikan memang tidak dapat dirasakan secara langsung. Artinya bahwa membutuhkan waktu untuk mengetahui bagaimana hasil pendidikan tersebut. jika kita berinvestasi sekarang untuk dunia pendidikan, maka baru akan dirasakan hasilnya 10-15 tahun yang akan datang. Misalnya program Bidikmisi (Beasiswa Pendidikan bagi anak miskin berprestasi) sebanyak 20.000 orang, maka hasilnya baru akan diketahui nanti 10 tahun yang akan datang. Yaitu ketika para mahasiswa pintar dari seluruh Indonesia tersebut sudah menyelesaikan pendidikannya, lalu memasuki dunia kerja dan memiliki prestasi di dalam bidangnya masing-masing.

Tahun depan program ini harus ditingatkan menjadi 40.000 anak Indonesia yang pintar tetapi kekurangan biaya untuk memasuki perguruan tinggi. jika setiap tahun naik 100% untuk proram yang sangat baik ini, maka dalam 10-15 tahun kita akan melihat ada sejumlah orang Indonesia yang memiliki kecerdasan sangat baik untuk menjadi orang yang berprestasi di bidangnya.

Hingga dewasa ini, masih dinyatakan bahwa pendidikan adalah bagian penting dari human capital. Artinya, bahwa pengembangan sumber daya manusia yang paling penting adalah melalui pendidikan. Negara-negara maju selalu meningkatkan anggaran belanja pemerintahnya untuk kepentingan pendidikan. Hal ini tidak lain adalah karena keyakinannya bahwa pendidikan adalah human investment yang kelak akan bermanfaat bagi negaranya.

Sebagai human capital, maka pendidikan menjadi harus diperhatikan. Dan usaha ke arah tersebut sudah dilakukan akhir-akhir ini. Misalnya dengan alokasi anggaran pendidikan yang sudah mencapai 20% yang didasayagunakan untuk pemberdayaan pendidikan dalam segala level dan aspeknya tentu menjadi bukti bahwa pemerintah sudah pro pendidikan yang dianggap sebagai human capital tersebut. Makanya yang penting adalah bagaimana mendayagunakan anggaran pendidikan tersebut tepat sasaran dan berdayaguna dalam pemberdayaan masyarakat, terutama para generasi muda.

Jika anggaran pendidikan sudah dinaikkan, ketepatan programjuga sudah diancangkan, maka yang mendasar adalah bagaimana menyiapkan generasi yang akan datang agar menjadi generasi yang  cerdas, kompetitif dan bermoral. Itulah sebabnya di dalam visi pendidikan nasional, maka terdapat perubahan yang cukup signifikan untuk rencana strategik dewasa ini. Jika pada masa sebelumnya adalah mencetak insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif, maka sekarang diselaraskan, yaitu mencetak Insan Indonesia yang memiliki kecerdasan komprehensif dan kompetitif.

Kecerdasan komprehensif memiliki makna yang jauh lebih kompleks. Yaitu tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga cerdas emosional dan spiritual. Jika pendidikan hanya menghasilkan kecerdasan intelektual, maka yang dibidik hanyalah kepandaian otak semata. Dia memang cerdas dalam pemikiran. Tetapi bisa saja lemah dalam kecerdasan emosional dan spiritual. Makanya, melalui pengembangan tiga kecerdasan sekaligus, maka diharapkan para anak didik –siswa atau mahasiswa—akan dapat menjadi insan Indonesia yang lebih komplit dalam era yang akan datang.

Oleh karena itu, himbauan Mendiknas menjadi sangat urgen untuk direnungkan ulang,mengapa pendidikan karakter perlu ditumbuhkembangkan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini