• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

DOGMA DI DALAM AGAMA

DOGMA DI DALAM AGAMA

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Komunitas Ngaji Bahagia (KNB) mendapatkan asupan tentang keimanan dalam konteks pemahaman Islam yang ditafsirkan dengan penjelasan-penjelasan yang lebih rasional. Saya memberikan ceramah pada jam’iyah Ngaji Bahagia di Masjid Al Ihsan, Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya, 23/12/2025. Sebagaimana biasa maka ngaji ini diselenggarakan pada ba’da Shubuh yang diikuti oleh para jamaah shalat shubuh.

Islam mengajarkan bahwa ada doktrin agama yang harus dipercayai. Di dalam Alqur’an Surat Al Baqarah dinyatakan:  “Alif Lam Mim. Dzalikal kitabu la raiba fihi hudal lil muttaqin. Alladzina yu’minuna bil ghaibi wa yuqimunash shalata wa mimma razaqnahum yunfiqun”.

Yang artinya: “Alif Lam Mim. Kitab (Alqur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada Allah, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.

Ayat ini memberikan gambaran tentang adanya “Kitab” yang di dalamnya tidak terdapat sedikitpun untuk meragukannya. Tidak boleh manusia meragukan isi Kitab tersebut. Di dalam kitab tersebut terdapat petunjuk bagi orang yang meyakini kebenarannya. Di dalamnya terdapat doktrin tentang Keesaan Tuhan  yang berisi kegaiban atau sesuatu yang misterius, sebab tidak mungkin akan dapat dilihat dengan mata dan didengarkan apa yang dinyatakannya, dan tidak bisa merasakan kehadiran fisiknya.

Allah adalah Dzat yang bersifat transenden atau berada di luar diri manusia. Tuhan itu yang menciptakan, menguasai dan memiliki seluruh alam atau tata surya. Bahkan juga pencipta dan pemilik alam dunia dan alam akherat. Orang yang meyakini akan eksistensi Tuhan, maka harus meyakini kegaiban-kegaiban di dalam kehidupan. Ada kosmos dalam wujud mikro kosmos dan makro kosmos. Jagad kecil dan jagad besar. Jagad kecil adalah manusia dan jagad besar adalah tata surya di dalam kehidupan.

Jangan digambarkan bahwa di dalam jagad kecil itu tidak terdapat kompleksitas penciptaannya. Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling unik. Dinyatakan sebagai sebaik-baik ciptaan. Manusia dibekali dengan kemampuan akal yang luar biasa. Dengan kelebihan akal atau rasio tersebut manusia juga dapat menciptakan sesuatu yang baru yang belum terdapat pada zaman sebelumnya. Manusia memiliki jutaan saraf dengan fungsi sistemik di dalamnya. Saraf otak yang dianggap sebagai pusat berpikir terdapat jaringan saraf sistemik yang saling terhubung. Jika ada informasi yang masuk di dalam otak manusia, maka otak tersebut memiliki saraf yang terhubung dengan gudang inderawi, lalu dipilah mana yang penting dan mana yang tidak. Jika penting maka disimpan di dalam file memory untuk di taruh di gudang penyimpanan. Dan jika informasi tersebut tidak bermanfaat, maka ditaruh di file sampah dan kemudian akan dibuang. Gudang inderawi merupakan gudang yang sangat besar, sehingga bisa menyimpan jutaan informasi yang masuk ke dalamnya dan bisa dipanggil jika diperlukan.

Demikian pula kompleksitas jagad besar atau tatasurya ini. Begitu rumit tetapi teratur. Gususan Bintang di sekitar planet-planet, setiap planet memiliki bulan dengan garis edar yang teratur, sehingga di dalam tata surya tersebut terjadi keteraturan yang luar biasa. Penciptaan alam yang sedemikiran teratur, maka menghasilkan kesimpulan sains bahwa tata surya yang sedemikian rumit tetapi teratur dipastikan tidak terjadi dengan sendirinya. Apakah tata surya terbentuk dari dentuman besar atau big bang atau lainnya, tetapi yang jelas bahwa alam dipastikan ada yang menciptakannya. Dan pencipta atau creator tersebut adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Esa.

Kehadiran Tuhan di dalam penciptaan tatasurya tetaplah menjadi misterius. Eksistensi Tuhan tidak dapat dihadirkan bersamaan dengan ciptaannya. Di inilah makna “Kitab” yang berisi dogma yang harus diyakini kebenarannya. Tidak ada penolakan. Tidak ada kata tidak percaya kepada-Nya. Semua manusia harus patuh dan tunduk kepada-Nya. Tuhan menghadirkan diri-Nya melalui atau berwashilah dengan  para nabi dan rasul-Nya. Nabi Muhammad SAW adalah washilah terbesar di dalam kehidupan manusia. Nabi Muhammad adalah representasi kehadiran Tuhan di dunia ini. Nabi Muhammad SAW yang mengabarkan hukum Tuhan kepada manusia. Hukum ketuhanan, hukum kemanusiaan dan hukum kealaman, semuanya dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW. Manusia bisa menalarnya sebab hukum-hukum tersebut dapat dipikirkan. Hanya saja yang sesuai dan  relevan dengan kemampuan manusia untuk menalarnya. Allah meminta kepada manusia untuk memikirkan ayat-ayat kauniyah atau tanda-tanda alam yang akhirnya dapat meyakini akan keberadaan Allah SWT. Manusia tidak memiliki kemampuan berpikir tentang eksistensi Tuhan, maka Tuhan melarang manusia untuk memikirkannya. Jika manusia memikirkan tentang keberadaan Tuhan, maka bisa jatuh kepada atheism atau pandangan yang menyatakan bahwa Tuhan tidak ada. Sebuah pengingkaran atau kekafiran yang dihasilkan dari memikirkan tentang keberadaan Tuhan. Kaum teolog akhirnya terbelah menjadi dua, ada yang tetap percaya kepada Allah dan ada yang mengingkarinya.

Keyakinan tentang adanya Tuhan di dalam berbagai kajian dinyatakan terjadi pada 10.000 tahun sebelum Masehi. Yaitu di kala Adam AS diangkat sebagai khalifah Allah di bumi. Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang mendapatkan otoritas kenabian. Nabi Adam AS menjadi pemimpin spiritual bagi keluarganya. Nabi Adam diyakini sebagai kakek moyang manusia yang sempurna seperti sekarang. Hanya tinggi badan, kekuatan fisik dan usianya yang berbeda dengan manusia sekarang. Tinggi Nabi Adam diperhitungkan 60 hasta atau kira-kira 30 meter. Demikian pula umat Nabi Hud. Bisa dinyatakan sebagai makhluk raksasa. Setelah itu lalu tinggi badan manusia semakin mengecil dan seperti sekaranglah keadaannya.

Semua Nabi dan Rasul mengajarkan tentang dogma keagamaan, khususnya Tuhan dan alam gaib lainnya. Semenjak Nabi Adam diajarkan tentang ketauhidan yaitu keyakinan akan keesaan Allah SWT. Lama kelamaan terjadilah penyimpangan akidah. Sampailah kemudian datang Nabi Ibrahim AS untuk mengembalikan keyakinan akan keesaan Allah. Berhala yang bertebaran di Kerajaan Babilonia yang dikuasai oleh Namrudz (2275- 1943 SM) kemudian dihancurkan. Nabi Ibrahim dikenal sebagai Bapak Monotheisme. Melalui Nabi Ibrahim kemudian lahirlah agama-agama besar, yaitu Agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Agama Nasrani kemudian terpecah menjadi dua yaitu Agama Katolik dan Kristen Protestan.

Hingga hari ini tidak ada yang mampu memecahkan kemesteriusan Tuhan. Sejauh yang bisa dihasilkan adalah mengamati ciptaannya, melalui kajian sains, dan hasilnya bahwa ada Kreator Agung yang menciptakan dan memelihara alam. Dalil keteraturan alam itulah yang menjadi bukti bahwa Tuhan itu eksis di dalam kehidupan alam secara keseluruhan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..