• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENGAWALI SIANG DAN MALAM DENGAN NAMA ALLAH

MENGAWALI SIANG DAN MALAM DENGAN NAMA ALLAH

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Jika saya di rumah Tuban, di Dusun Semampir, Desa Sembungrejo, Kecamatan Merakurak, Tuban, lalu tidak memberikan sedikit ceramah agama, rasanya ada yang kurang. Tetapi karena waktunya bersamaan dengan nuansa duka, wafatnya Emak Hj. Turmiatun, maka dalam sepekan hanya sempat dua kali saja ceramah agama, yaitu terhadap Ibu-Ibu Jamiyah Tahlilan dan Yasinan serta ceramah bad’a shubuh berjamaah di Mushalla Raudlatul Jannah di dusun tersebut. Jumat, 14/11/2025.

Seperti biasanya, maka jamaah shalat Shubuh berjamaah diikuti oleh kawan-kawan saya di kala kecil. Waktu sekolah dasar di SDN Semampir, Sembungrejo,  Merakurak,  Tuban. Selama saya di Tuban, maka kami shalat berjamaah di Mushalla di depan rumah. Saya yang selalu didapuk menjadi imam, terutama untuk shalat magrib, isya’ dan shubuh. Senang juga rasanya bisa bersama mereka sebagaimana di waktu kecil. Ternyata usianya sekarang sudah di atas 65-tahunan semua.

Ada tiga hal yang saya sampaikan di dalam ceramah saya, yaitu: pertama, betapa senangnya kita semua itu karena setiap hari memulai siang hari dengan shalat jamaah dan berdoa kepada Allah SWT melalui shalat jamaah shubuh,  kemudian bekerja di tempatnya masing-masing, dan di malam hari juga dimulai dengan shalat jamaah maghrib untuk memulai kegiatan malam hari, yaitu istirahat setelah seharian bekerja. Inilah yang saya sebut sebagai kebahagiaan hakiki. Sebuah kebahagiaan yang dihasilkan dari menjalani ibadah kepada Allah di waktu pagi dan malam hari. Tidak semua orang bisa seperti kita ini. Orang yang dapat menyeimbangkan antara beribadah dan bekerja. Saya kira hanya sedikit orang yang bisa melakukannya. Orang yang melaksanakan ibadah shalat bisa banyak, akan tetapi yang shalat jamaah di Mushalla atau masjid sangat terbatas.

Oleh karena itu, marilah kita bersyukur kepada Allah, karena kita menjadi orang yang terpilih. Orang yang terpilih untuk menjadi umat Islam yang sadar akan posisi kita sebagai hamba Allah. Bukankah kita diciptakan Allah untuk beribadah kepada-Nya. Dan kita sudah melakukannya. Kita diciptakan oleh Allah illa liya’budun. Beribadah adalah ekspressi kepatuhan kita kepada Allah SWT.

Kedua,  kita juga bersyukur menjadi orang yang selalu berdzikir kepada Allah. Jika selesai shalat, maka selalu kita baca ayat kursi, kita baca kalimat yang mengagungkan Asma Allah, memuja dan memuji Allah dan menyucikan Asma Allah dan diakhiri dengan membaca kalimat tauhid, kalimat untuk mengesakan Allah SWT. Jadi pantaslah kalau kita disebut sebagai orang Islam yang tuntas. Shalat magrib, isya’ dan shubuh menjadi tempat bagi kita untuk berperilaku baik atau terpuji kepada Allah.

Perilaku terpuji kepada Allah itu sudah dilakukan bertahun-tahun, artinya bukan tindakan temporer atau kadang-kadang. Ada konsistensi di dalam perilaku beribadah tersebut. Allah di dalam Alqur’an meminta kepada kita untuk beriman kepada-Nya dan beristiqamah. Beriman kepada Allah secara terus menerus dan beribadah kepada Allah secara terus menerus. Dan insyaallah kita juga sudah beramal tentang kebaikan, sesuai dengan kadar kekuatan kita untuk beramal kepada manusia lainnya.

Allah menyenangi atas amal ibadah yang konsisten atau terus menerus. Bukan ibadah yang sekali banyak tetapi tidak istiqamah. Konsistensi itu menandai atas ketetapan iman kita kepada Allah. Semakin konsisten ibadah kita semakin besar iman kita kepada Allah SWT. Dan di dalam penilaian saya, kita semua ini sudah memenuhi konsistensi di dalam beribadah, sebab nyaris setiap hari kita shalat berjamaah dan berdzikir kepada Allah SWT. Jangan bertanya sedikit atau banyaknya tetapi konsistensinya.

Ketiga, bagi orang beriman dan beramal shaleh, maka dijanjikan Allah akan diganjar dengan surga. Dan orang yang ingkar akan kebenaran Allah akan diganjar dengan neraka. Pastilah kita memilih yang akan diganjar dengan surga. Dinyatakan di dalam Alqur’an: “wahai orang yang beriman dan beramal shaleh, maka bagi mereka diberikan ganjaran kebaikan yang tidak terhingga”. Adakah orang yang tidak ingin diberikan oleh Allah dengan ganjaran yang sebesar itu. Bagi orang yang beriman dipastikan akan dengan senang hati untuk  melakukan amal ibadah yang akan diberikan ganjaran besar tersebut.

Mushalla ini akan menjadi saksi bagi kita semua tentang amalan kebaikan yang kita lakukan. Setiap langkah kita ke masjid atau mushalla akan menjadi saksi atas perilaku ibadah kita. Tubuh kita, jejak kaki kita, jejak tangan kita, jejak sujud kita semua akan menjadi saksi atas amal ibadah kita kepada Allah. Maka sudah sepantasnya jika kita bersyukur dijadikan sebagai umat Islam yang beriman dan bertaqwa kepada Allah.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..