• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

BUTUH PROSES DALAM KESUKSESAN DOA

BUTUH PROSES DALAM KESUKSESAN DOA

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Komunitas Ngaji Bahagia (KNB) itu merupakan kelompok ngaji yang unik. Dinyatakan unik tentu karena di dalam acara tersebut terdapat Upaya untuk tertawa ceria sebanyak-banyaknya, sekurang-kurangnya 17 kali. Ini supaya kita sehat. Temanya pun sangat temporal. Tidak ada yang baku, harus ini atau itu. Bahkan juga terkadang tema itu datang dari peserta pengajian. Maklumlah peserta pengajian ini merupakan orang yang sudah malang melintang di dalam profesinya masing-masing. Bahkan  saya sering menyatakan bahwa pengajian ini menggunakan “Tafsir Jalan Lain” bukan “Tafsir Jalalain”.

Tema yang kita bahas pada hari Selasa, 19/05/2025 adalah tentang bagaimana doa akan sampai kepada Allah dan kira-kira butuh waktu berapa lama. Ini tema baru tentang doa dan berbeda dengan pembahasan atas doa-doa pada pengajian sebelumnya. Di dalam pengajian ini sudah pernah dibahas Trilogi: Ikhtiar, doa dan tawakkal. Baca buku saya “Islam Itu Indah” diterbitkan oleh Nur Syam Centre Publishing, 2024. Kali ini saya menjelaskan tiga hal, yaitu:

Pertama, teologi doa atau theocentrisme-doa.  Doa itu memiliki makna teologis. Artinya bahwa berdoa itu adalah perintah Tuhan untuk manusia. Allah yang memerintah kita untuk berdoa kepadanya. Doa itu arti gampangnya adalah permohonan atau upaya untuk mendapatkan sesuatu dari Allah sesuai dengan yang diinginkan. Bisa untuk mendapatkan rejeki yang halal dan thayyib, bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat, bisa untuk mendapat kebahagian dan juga untuk mendapatkan surganya Allah kelak di alam akherat.

Doa  harus dibarengi dengan ibadah. Coba kita perhatikan di dalam Surat Al Fatihah, maka dinyatakan: “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”. yang artinya: “Kepada-Mu Ya Allah kami menyembah dan kepada-Mu kami memohon”. Harus ada keseimbangan. Tidak boleh hanya berdoa tanpa ibadah. Doa dan ibadah adalah keseimbangan yang diciptakan oleh Allah untuk manusia.  Di dalam ibadah ada doa dan doa adalah ibadah.

Di dalam Alqur’an juga terdapat ayat yang menyatakan agar manusia memohon kepada Allah melalui doa. Ayat tersebut berbunyi: “Ud’uni astajib lakum”. Yang artinya: “berdoalah kepada-Ku dan Aku akan mengabulkannya”.  Ini janji Allah kepada umat Islam. Dan saya kira juga janji Allah kepada uma-umat Nabi terdahulu sebelum datangnya Islam. Allah sendiri yang meminta agar manusia berdoa.

Kedua, doa sebagai kebutuhan manusia atau antropocentrisme-doa. Semenjak 4.000 tahun SM, manusia sudah mencari Tuhan. Manusia sudah mencari dan menemukan Tuhan. Keyakinan tentang Tuhan itulah yang menyebabkan manusia ingin berbakti kepada yang diyakininya. Orang menyembah Tuhan yang diyakini sebagai Dzat yang berkuasa. Manusia memang membutuhkan agama. Di dalam kajian psikhologi, misalnya dinyatakan bahwa manusia membutuhkan spiritualitas.  Manusia memiliki kebutuhan untuk mengekspresikan kebutuhan spiritualitasnya. Tidak hanya kebutuhan biologis yang ingin dipenuhinya, akan tetapi juga kebutuhan psikhologis termasuk kebutuhan spiritualitas.

Orang yang mempercayai Tuhan, dipastikan akan memiliki kebutuhan untuk berdoa. Ada dimensi kemanusiaan di dalam doa yang dilantunkannya. Bagi sekelompok orang yang masuk di dalam pemahaman agama yang esoteris atau ahli tasawuf yang telah memasuki dunia “kedalaman” beragama, maka akan merasakan betapa nikmatnya berdoa. Seseorang akan merasakan ada “kehadiran” Tuhan dalam batinnya. Maklum bahwa mereka telah memiliki ‘ainun bashirah atau pengalaman batin yang berhubungan dengan Tuhannya.

Bagi orang yang awam dalam pengalaman beragama, maka yang terpenting adalah berdoa kepada Allah di dalam ibadah yang kita lakukan. Jangan lelah berdoa, karena Allah memerintahkan kita untuk berdoa. Bisa dilakukan langsung kepada Allah dan boleh juga dengan berwashilah kepada Nabi Muhammad SAW. Boleh berjuang sendiri dan boleh memohon pertolongan. Dan salah satunya makhluk Allah yang diberi otoritas untuk memberikan syafaat adalah Nabi Muhammad SAW. Berdoalah dengan berwashilah kepadanya.

Ketiga, doa itu  melalui proses. Ada proses agar doa sampai kepada Allah SWT. Memang ada orang yang doanya langsung kepada Allah dan Allah langsung membalasnya. Doa para kekasih Allah dipastikan akan langsung diijabah oleh Allah. Doa Nabi Muhammad SAW dan Nabi-Nabi lainnya bisa langsung diijabah oleh Allah. Bahkan juga para waliyullah, orang yang sangat dekat kepada Allah. Di dalam mitos, misalnya Kanjeng Sunan Bonang dapat mengubah buah kelapa menjadi kelihatan seperti emas, sehingga Raden Sahid takjub dan mau menjadi muridnya. Lewat peristiwa itu, maka Raden Sahid kemudian bertapa dalam waktu yang sangat lama, tiga tahun, dan kemudian mendapatkan ainun bashirah dari Allah dan kemudian menjadi waliyullah penyebar Islam di tanah Jawa.

Bagi orang awam, maka rasanya ada proses yang harus dilampaui. Tidak bisa begitu berdoa,  begitu dikabulkan. Ada proses yang bahkan panjang agar sampai kehadhirat Allah SWT. Misalnya, pagi kita berdoa lalu doa tersebut  terdorong ke atas. Untuk bisa terdorong ke atas, maka dibutuhkan tiga sikap dan tindakan yaitu syukur, sabar dan tawakkal. Ketiganya adalah kunci. Jika kita berdoa lalu diiringi dengan tiga kata kunci ini, maka doa akan terdorong ke atas. Dan jika ada salah satu yang berkurang maka doa akan bisa turun lagi. Doa itu kemudian akan berada di batas antara langit dan bumi. Jika syukur, sabar dan tawakkal itu terus berlangsung, maka doa akan terdorong ke atas ke langit pertama, jika persyaratannya terpenuhi akan terdorong ke langit kedua, ketiga, sampai langit ketujuh. Hal ini bisa terjadi jika sabar, syukur dan tawakkal tersebut terjaga dengan baik. Kira-kira untuk sampai ke langit ketujuh butuh waktu tujuh hari sebagaimana Allah menciptakan langit tujuh lapis dalam waktu tujuh hari. Sab’a samawatin”. Lalu akan terus ke atas dan diproses apakah  doa akan dikabulkan langsung, atau ditunda atau bahkan akan diberikan di alam akherat.

Dengan kata lain, agar doa kita bisa diijabah oleh Allah, at minimum, membutuhkan waktu tujuh sampai 10 hari. Ini tafsir lain atas proses perjalanan doa, dan hal ini hanya tafsir yang tentu bisa disalahkan atau diragukan. Yang tidak boleh diragukan adalah manusia membutuhkan berdoa kepada Allah. Jika gelombang Allah dengan orang yang berdoa sama, maka doa akan cepat dikabulkan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..