• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

JAGA DIRI DENGAN IMAN DAN AMAL SALEH: PESAN NABI MUHAMMAD UNTUK KELUARGA

JAGA DIRI DENGAN IMAN DAN AMAL SALEH: PESAN NABI MUHAMMAD UNTUK KELUARGA

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Saya rasanya jarang  meneteskan air mata mendengarkan khutbah Jum’at. Nyaris tidak pernah. Tetapi berbeda dengan khutbah yang disampaikan oleh Muhammad Firdus Ramadlan, SH., alumnus Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel, Jum’at, 09/05/2025 di Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya.

Ada tiga hal yang akan saya sampaikan terkait dengan khutbah dimaksud, yaitu: Pertama, bahwa Nabi Muhammad SAW pada suatu Ketika mengumpulkan kerabatnya. Pamannya, keponakannya, istrinya, anaknya, seluruh keluarganya.kalau di Indonesia semacam pertemuan untuk silaturahmi keluarga. Berbagai bani-bani di dalam kerabat Nabi Muhammad SAW datang untuk menghadiri undangan Nabi Muhammad SAW. Pada waktu memberikan ceramah kepada kerabatnya, Nabi Muhammad SAW menyatakan kurang lebih sebagai berikut: “Wahai Bani Abdi Manaf, Bani Hasyim, Bani Quraisy dan seluruh yang hadir di tempat ini, saya sampaikan bahwa yang dapat menyelamatkan dirimu dari api neraka adalah perbuatan atau amalan kalian semua. Saya tidak dapat memberikan keselamatan. Meskipun semua kerabat saya, tetapi saya tidak mampu menyelamatkan jika amalan di dalam kehidupan kalian semua tidak baik. Termasuk juga anakku Fathimah, jika dia tidak melakukan kebaikan maka saya tidak akan bisa menolongnya.”

Lebih lanjut Nabi menyatakan: “janganlah kalian semua mengandalkan keturunan. Meskipun tidak keturunan orang baik, akan tetapi menjalankan kebaikan, maka dialah yang akan selamat. Di dalam Islam dikenal sebuah nama yang hebat, yaitu Iklimah, seorang yang hafal Alqur’an, ahli tafsir dan ahli ibadah, padahal dia adalah keturunan Abu Jahal seorang tokoh yang sangat membenci Islam dan sering berperang melawan umat Islam. Jadi keturunan tidak menjamin keselamatan akan tetapi amalah shalihan yang akan menyelamatkan.”

Ada anak orang jahat, seperti Abu Jahal tetapi menjadi orang yang saleh, tetapi juga ada anak seorang Nabi Nuh yang Bernama Kan’an yang mengingkari perintah ayahnya. Ada puyra Nabi Adam yang sangat saleh, yaitu Habil dan ada anak Nabi Adam yang durhaka yaitu Qabil. Ada Nabi Ibrahim yang dibangsakan kepada Azar yang pembuat patung berhala, yang musyrik, dan  Nabi Ibrahim adalah seorang rasulullah. Dengan demikian, setiap orang bisa menjadi terbaik siapapun orang tua kita, dan juga berpotensi menjadi jahat siapapun orang tua kita.

Kedua, sebagai umat Islam, maka posisi kita semua sama. Ajaran persamaan sebagai manusia merupakan ajaran yang mendasar. Allah menciptakan manusia dalam berbagai suku bangsa dan kabilah. Tidak ada kelebihan satu suku bangsa dan kabilah atas lainnya. Yang membedakan adalah ketaqwaannya. Di sisi Allah SWT yang lebih utama adalah ketaqwaannya. Dari sini bisa dipahami bahwa di hadapan Allah, orang yang Istimewa adalah yang paling bertaqwa. Orang yang mempertahankan imannya kepada Allah dan melakukan amalan shalih itulah yang utama. Islam mengajarkan berimanlah kepada Allah dan kemudian istiqamahlah. Kita diminta meyakini Allah adalah Tuhan kita dan kita diminta untuk konsisten di dalam keimanan dimaksud.

Kita adalah drurriyah Nabi Muhammad SAW dalam kategori keturunan fisikal atau genealogi nasab, akan tetapi adalah dzurriyah Nabi Muhammad SAW dalam konteks orang yang menjadi pengikut dan setia untuk menjalankan ajaran-ajarannya. Kita percaya kepada Tuhan Allah sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dan kita juga orang yang mengamalkan ajaran Islam sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Yakinlah bahwa kita adalah penganut setia ajaran Islam dengan segala konsekuensinya.

Ketiga, di dalam kehidupan ini ada dua hal yang diberikan otoritas oleh Allah untuk memberikan syafaat. Yaitu Rasulullah Muhammad SAW dan kitab Suci Alqur’an.keduanya dikaitkan dengan konsep syafi’an liashhabihi. Yang bisa memberikan syafaat. Allah memang memberikan kapasitas sebagai pemberi syafaat kepada umat manusia. Itu artinya, bahwa yang akan mendapatkan syafaat adalah umat Islam. Umat Islam memiliki peluang untuk mendapatkan syafaat dari salah satunya. Jadi yang mendapatkan syafaat adalah orang yang menjadi sahabatnya. Yaitu orang Islam yang bersahabat dengan ajaran Nabi Muhammad dan orang yang bersahabat dengan Alqur’an.

Kita ini orang yang beruntung sebab insyaallah adalah orang yang istiqamah di dalam beriman kepada Allah SWT. Meskipun secara minimalis kita telah berkomitmen untuk meyakni akan keradaan Allah Dzat yang Maha kuasa, dan mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT. Kita juga menjalankan ajaran Islam sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Insyaallah kita menjadi orang yang beruntung di dunia dan akherat.

Agar kita menjadi sahabat Nabi Muhammad SAW, maka ada instrument yang dapat digunakan yaitu dengan membaca shalawat, Allahumma shalli ‘ala Sayydina Muhammad, wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad. Dan juga ada yang menjadi sahabat Alqur’an karena kecenderungannya untuk membaca Alqur’an bahkan menghafalnya.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..