• April 2025
    M T W T F S S
    « Mar    
     123456
    78910111213
    14151617181920
    21222324252627
    282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

I’TIKAF BAGI UMAT ISLAM

I’TIKAF BAGI UMAT ISLAM

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Saya akan memberikan ulasan atas ceramah agama yang dilakukan oleh Ustadz M. Toha Mahsun, SS, yang memberikan taushiyahnya di Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya dalam paket acara Kuliah Tujuh Menit atau Kultum yang diikuti oleh jamaah shalat tarawih, pada Senin, 17/03/2025.

Ustadz Toha, memberikan materi yang sangat penting dalam kaitannya dengan bulan Ramadlan, yaitu penjelasan tentang I’tikaf, yang banyak dilakukan oleh umat Islam terutama pada bulan Ramadlan. Penjelasan ini sangat penting dalam kaitannya untuk menjaga agar sunnah Ramadlan dapat dilaksanakan secara lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Ustadz Toha menjelaskan tiga hal, yaitu: pertama, bulan ramadlan merupakan lahan yang sangat penting di dalam mengamalkan ajaran Islam secara kaffah, terutama dalam beribadah kepada Allah. Bulan ini diyakini  sebagai bulan suci, sehingga banyak orang Islam yang berkeinginan untuk menjumpainya. Doa kita adalah “Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan pertemukan kami dengan bulan Ramadlan”. Alhamdulillah kita dapat menjumpai bulan Ramadlan, sehingga kita dapat  melaksanakan puasa dengan sempurna dan juga mengamalkan berbagai macam kesunahan yang terkait dengan bulan puasa. Doa kita selanjutnya, adalah agar bisa dipertemukan dengan bulan Ramadlan tahun berikutnya.

Bulan puasa merupakan bulan yang sangat Istimewa, sebab Allah SWT memberikan pelipatgandaan pahala kepada umat Islam yang melakukan ibadah lebih dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Jika pada bulan lainnya hanya diberikan pahala paling banter sebanyak 10 kali lipat, misalnya membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, akan tetapi pada bulan Ramadlan dilipatgandakan menjadi 700 kali lipat. Makanya, pada bulan Ramadlan mari kita tingkatkan amal ibadah kita. Jika pada bulan lainnya, kita tidak membaca Qur’an, maka pada bulan Ramadlan minimal satu juz sehari. Belum pahala shalat sunnah, dzikir atau wirid dan sedekah.

Kedua, bulan Ramadlan merupakan bulan diturunkannya Alqur’an. Kitab suci umat Islam. Kitab yang dijadikan sebagai sumber hukum Islam, dijadikan sebagai pedoman di dalam melakukan semua tindakan manusia. Alqur’an merupakan Kitab Suci terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad yang sebelumnya sudah diturunkan Kitab Zabur, Taurat dan Injil. Dengan demikian kitab Suci Alqur’an merupakan Kitab yang paling sempurna. Kitab yang menjadi panduan bagi kehidupan seluruh umat manusia.

Kitab Suci Alqur’an diturunkan pada Bulan Ramadlan. Mengenai tanggalnya  memang terjadi perdebatan di antara para ulama. Ada yang menyatakan tanggal 17 Ramadlan tetapi juga ada yang menyatakan pada tanggal-tanggal bulan ramadlan. 10 hari terakhir  bulan Ramadlan. Yang kita yakini adalah Alqur’an menjadi Kitab Suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan dijadikan sebagai kitab suci terakhir. Oleh karena itu marilah kita galakkan untuk membaca Alqur’an semoga kita dapat menjadi sahabatnya Alqur’an.

Ketiga, yang Istimewa di dalam Bulan Ramadlan adalah diturunkannya malam lailatul qadar. Suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Lailatul Qodri khoirum min alfi syahrin. Jadi sesiapapun yang beribadah pada malam yang Allah menurunkan malam lailatul qadar, maka perbuatan baiknya tersebut akan  lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Kira-kira sama dengan 82 tahun. Betapa indahnya malam lailatul qadar tersebut, sebuah malam yang menjanjikan kebahagiaan bagi umat Islam yang mendapatkannya.

Para ulama berbeda pendapat tentang kapan diturunkannya malam lailatul qadar tersebut. Ada yang menyatakan diturunkan pada bulan Ramadlan, artinya suatu malam pada bulan Ramadlan, ada yang menyatakan 10 hari terakhir bulan Ramadlan, dan ada yang berpendapat pada malam-malam ganjil dari 10 hari terakhir,  yaitu malam 21, 23, 25, 27, dan 29. Banyak dari orang Indonesia yang meyakini bahwa Malam lailatul qadar turun pada malam-malam ganjil dimaksud.

Dalam konteks ini, maka di dalam ajaran Islam diajarkan untuk I’tikaf. Secara lughawi I’tikaf berarti berdiam diri. Namun dalam pengertian terminologis atau istilah I’tikaf dimaksudkan sebagai Upaya seorang muslim untuk berdiam diri di dalam masjid dalam beberapa saat tergantung kepada kekuatannya. Itulah sebabnya pada bulan Ramadlan terutama pada malam-malam ganjil banyak umat Islam yang memanfaatkan waktunya untuk I’tikaf di masjid.

Coba perhatikan banyak masjid yang penuh sesak dengan orang-orang yang melakukan I’tikaf dalam rangka menjemput hadirnya malam lailatul qadar. Umat Islam berbondong-bondong mendatangi masjid yang terdekat dengan rumahnya. Mereka datang dengan sendirian atau berombongan. Semua berdoa agar mendapatkan rahmat dan berkah Allah dalam malam lailatul qadar.

Kala datang di masjid maka ucapkan salam kala masuk masjid dengan doa: “Ya Allah bukalah pintu Rahmat bagi kami”. Lalu niat I’tikaf, lalu shalat tahiyatal masjid, lalu shalat taubat, kemudian shalat hajad dua rakat atau empat rakat, atau shalat tahajjud, dan shalat-shalat lain yang dinggap penting. Di saat inilah saatnya untuk berdzikir sebanyak-banyaknya. Misalnya membaca istighfar, membaca tahmid, membaca tahlil, membaca shalawat sebanyak-banyaknya.

Pada Ramadlan 1446 H, ada prediksi berdasarkan atas kitab-kitab yang masyhur, bahwa malam lailatul qadar akan turun pada tanggal 23 bulan ramadlan. Kebenarannya tentu saja wallahu a’lam bi muradihi.

Inilah saat-saat yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam dalam memperbaiki kehidupan spiritualnya. Semoga puasa dan amalan-amalan sunnah lainnya diterima oleh Allah sebagai amalan shalihan wa maqbulan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..