MENJAGA IMAN DARI GANGGUAN SYIRIK
MENJAGA IMAN DARI GANGGUAN SYIRIK
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Saya berkesempatan untuk memberikan ceramah agama di Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya. Pada Selasa pagi, 03/12/2024, ba’da Shubuh. Acara pengajian rutin ini dikelola oleh Komunitas Ngaji Bahagia (KNB). Selasa yang lalu diisi oleh Ustadz Dr. Sahid Sumitro, trainer pengembangan SDM di berbagai tempat: Lembaga pemerintah, Lembaga swasta, dan juga Lembaga swadaya masyarakat. Pak Sahid merupakan seorang trainer andal dalam bidangnya.
Saya menyampaikan satu tema yang berjudul “Menjaga Iman dari Gangguan Syirik”. Tema ini dipicu oleh cerita Pak Bintara yang menemukan Jinglot, di depan rumahnya. Jinglot itu diyakini sebagai makhluk yang sudah mati tetapi masih hidup. Tanda hidupnya adalah rambutnya bisa memanjang bahkan melampaui badannya. Panjangnya kira-kira 10 cm-20 cm. badannya kering, tetapi kukunya bisa memanjang dan juga rambutnya. Makanya, ada yang menganggap Jinglot adalah makhluk yang memiliki kekuatan atau energi. Kebanyakan beranggapan energi negative. Wallahu a’lam.
Saya sampaikan tiga hal, yaitu: pertama, iman merupakan ajaran pokok di dalam Islam. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan di dalam hadits Nabi Muhammad SAW sewaktu didatangi oleh Malaikat Jibril untuk mengajarkan tentang Iman, Islam dan Ihsan. Iman adalah percaya kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul, Hari akhir dan Takdir Allah. Di dalam iman terdapat kegaiban. Iman itu keyakinan sehingga ada yang tidak bisa dipertanyakan. Sebagaimana Sayyidina Abu Bakar yang mempercayai iman tanpa keraguan sedikitpun. Iman dengan lesannya dan juga iman dengan hatinya. Ada orang yang lesannya beriman tetapi hatinya tidak beriman atau yang disebut sebagai orang munafik.
Iman merupakan ajaran Islam yang mendasar, melalui iman kepada Allah, maka akan menyatu secara sistemik dalam iman kepada lainnya. Alqur’an misalnya menjelaskan tentang “aku beriman kepada Allah dan kemudian beristiqamah”. Perilaku istiqamah tidak akan terjadi jika tidak mendalam keyakinannya kepada Allah dimaksud. Iman kepada malaikat, makhuk gaib yang ada di dalam ajaran Islam, yang pernah datang kepada Nabi menyerupai orang yang sangat tampan di kala Nabi Muhammad bersama para sahabatnya. Ada seseorang yang tiba-tiba datang dan tiba-tiba pergi. Di kala para sahabat Nabi bertanya, maka Nabi menjelaskan bahwa yang datang tersebut adalah Malaikat Jibril untuk mengajarkan tentang Iman, Islam dan Ihsan.
Kitab suci dengan Nabi Muhammad SAW merupakan dunia keyakinan yang berwujud. Kitab suci dapat dibuktikan dengan otentisitas Alqur’an sebagai Kitab Suci dan kehadiran Nabi Muhammad SAW yang juga manusia sebagaimana manusia lainnya. Namun Nabi Muhammad SAW merupakan insan kamil atau manusia sempurna yang semua perbuatannya dipandu oleh wahyu Allah. Lalu ada hari akhir atau kiyamat dan kepastian atau takdir Allah yang berlaku bagi semua manusia dan alam seluruhnya.
Kedua, dalam rukun iman tersebut ada yang harus diyakini tanpa bisa dibuktikan. Misalnya eksistensi Allah dengan sifat, af’al dan dzatnya. Tidak ada satupun makhluk selain Nabi Muhammad SAW yang bisa bermuwajahah dengan Allah. Nabi-nabi lainnya tidak memiliki kemampuan untuk bertemu Allah. Nabi Musa yang meminta bertemu dengan Allah di atas Bukit Thursina, maka Musa kemudian pingsan karena Gunung Thursina tidak mampu untuk menampung kekuasaan Allah. Inilah kegaiban pertama dan utama yang tidak mungkin manusia dengan ilmu pengetahuannya untuk menyibaknya. Sejauh-jauhnya hanyalah hipotesis tentang keberadaan Zat yang sempurna untuk menciptakan alam dan tata surya. Alam dan tata surya tidak mungkin terjadi dengan sendirinya kecuali ada desain sempurna yang menciptakannya. Keteraturan tidak mungkin terjadi dengan sendirinya. Pasti ada Akal Agung yang mendesainnya. Dan itulah yang dikenal sebagai Tuhan.
Keberadaan Rasul dan Kitab Suci dapat dibuktikan secara saintific. Melalui ilmu pengetahuan yang semakin maju, maka sesuatu di masa lalu yang dianggap sebagai mu’jizat, maka sekarang bisa dibuktikan kebenarannya. Fir’aun yang tenggelam di laut merah bisa dibuktikan kebenarannya. Bulan terbelah bisa dibuktikan kebenarannya. Malam lailatul qadar dapat dibuktikan kebenarannya. Dan masih banyak lainnya. Demikian pula hari akhir atau dikenal sebagai hari kiamat juga bisa dihipotesiskan melalui kajian-kajian empiris melalui studi astronomi. Semenjak ditemukannya teori big bang dan black hole maka kebenaran kiamat akan menjadi kenyataan. Melalui teori Stephen Hawking maka suatu ketika alam dan tata suryanya dapat ditelan oleh lubang hitam yang akan menyerap semuanya.
Ketiga, kita harus menjaga iman kepada Allah agar tidak jatuh kepada kemusyrikan. Di dunia ini banyak benda yang diyakini memiliki kekuatan atau dinamisme. Di dalam konsep lain disebut sebagai energi. Energi itu bisa positif dan bisa negative. Energi positif itu, misalnya energi Ka’bah atau energi dzikir atau bacaan Alqur’an. Dan energi negative dan positif bisa datang dari benda-benda yang ada di sekitarnya. Keris, akik, dan benda-benda antic lainnya bisa mengandung energi positif atau negative. Yang positif bisa datang dari malaikat dan yang jahat datang dari setan atau iblis.
Orang boleh saja untuk memiliki atau menggunakan berbagai akik atau bahkan keris yang dianggapnya memiliki energi yang baik bagi dirinya, akan tetapi jangan lupa bahwa energi tersebut adalah energi yang dianggap positif. Meskipun bukan penganut aliran serba kekuatan atau dinamisme, tetapi kita bisa percaya bahwa ada kekuatan atau energi yang dikandung oleh benda-benda tertentu. Hal tersebut merupakan kekayaan dunia, artinya bahwa semua suku bangsa di dunia memiliki kepercayannya seperti ini.
Di dalam Islam diajarkan agar jangan sampai kepercayaan akan benda-benda dunia, selain yang diajarkan Islam, dapat menyebabkan manusia tergelincir di dalam pemahaman dan perilaku syirik atau menyekutukan Tuhan. Ada syirik khofi atau menyekutukan Tuhan dengan samar-samar. Dan ada yang menyekutukan Tuhan secara nyata atau syirik jahri. Ada orang yang melakukan sesaji di pohon-pohon besar dengan keyakinan ada hal yang bisa dilakukan oleh pohon tersebut untuk menyelamatkan atau menyengsarakan. Jika kita meyakini seperti ini, maka kita sudah jatuh pada syirik jahri. Ada alat-alat sesaji dan diyakini sebagai instrument keselamatan. Kemudian ada yang khofi atau tersembunyi adalah jika kita meyakini ada kekuatan gaib yang bisa menyelamatkan atau menyengsarakan tetapi kita tidak melakukan upacara atau sesaji terhadapnya. Memahami atau mempercayai tanpa melakukan Tindakan apapun merupakan syirik khofi.
Berbeda dengan keyakinan atas manusia yang dianggap memiliki energi positif atau negative. Manusia bisa mendapatkan energi tersebut melalui serangkaian riyadhoh atau pelatihan. Sejauh kita tidak meyakini bahwa kebaikan atau kesengsaraan itu mutlak dari manusia tersebut, maka kita akan selamat dari pemahaman dan prilaku syirik. Kita meyakini bahwa para waliyullah adalah orang yang memiliki kelebihan karena usahanya diridloi oleh Allah. Energi positif yang digunakan untuk kebaikan tentu dapat diyakini dan tidak menjadi penyebab kemusyrikan. Energi positif para waliyullah akan bisa bertemu dengan energi Allah yang Maha Agung. Jika energi positif tersebut dipastikan datang dari Allah, maka kita dapat mempercayainya dan bukan merupakan kemusyrikan.
Wallahu a’lam bi al shawab.