RAHMAT ALLAH UNTUK ALAM SEMESTA
RAHMAT ALLAH UNTUK ALAM SEMESTA
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Sebagaimana biasa, setiap Selasa, ba’da Shubuh dilakukan pengajian rutin oleh Komunitas Ngaji Bahagia (KNB), dengan peserta pengajiannya adalah para jamaah shalat Subuh. Ada yang dari Jamaah shalat Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency dan ada yang dari Masjid Raudhah Perumahan Sakura, Surabaya. Pada Selasa, 28/10/2024, saya yang mendapatkan jatah untuk memberikan ceramah agama. Dan sebagaimana biasa, ceramah ini bercorak interaktif dan happy.
Di dalam ceramah ini, saya sampaikan dua hal yang penting dengan tema tentang Rahmah yang merupakan ajaran kunci di dalam Islam. Sebagaimana yang sudah dipahami bahwa Islam itu agama yang dapat memberikan rahmat bagi seluruh alam. Dinyatakan: “wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin”. Yang artinya kurang lebih: “dan tidaklah aku turunkan kepada-Mu (Muhammad) kecuali untuk kerahmatan bagi seluruh alam”.
Pertama, para ulama ahli tafsir berbeda pendapat mengenai makna rahmat. Di kalangan ahli tafsir terdahulu, maka rahmat itu diartikan hanya diperuntukkan bagi umat Islam. Meskipun teksnya menyatakan rahmatan lil alamin, akan tetapi yang dimaksudkan adalah rahmat bagi umat Islam saja. Sementara itu ulama terkemudian, misalnya Al Thabari menyatakan bahwa rahmat Allah itu diberikan kepada seluruh manusia dan alam, tidak perduli apa agamanya. Semua umat manusia mendapatkan rahmatnya Allah. (Sahiron, 2023). Saya berkecenderungan dengan pendapat Al Thabari di dalam menafsirkan pernyataan rahmatan lil alamin tersebut.
Bagi saya bahwa rahmat itu dapat diberikan oleh Allah untuk manusia di dunia dan di akherat. Semua manusia memperoleh rahmatnya Allah. Misalnya semua diberi peluang untuk bisa makan, mengembangkan keturunan, hidup dengan sejahtera, hidup dengan berkecukupan secara ekonomi dan sebagainya. Semua diberikan kewenangan oleh Allah untuk mengakses kehidupan secara lebih baik. Ada orang yang kaya dan ada orang yang miskin. Ada yang sejahtera dan tidak dan sebagainya. Akan tetapi hakikatnya semua memperoleh rahmatnya Allah. Ini yang disebut rahmat Allah di dunia. Namun demikian ada yang secara khusus hanya memperoleh rahmat di akherat. Yakni rahmat yang diberikan kepada umat Islam yang mempercayai kebenaran Islam dari sumber teks suci di dalam agama Islam.
Kedua, Berdasarkan pemikiran (Sahiron, 2023) bahwa rahmat Allah tersebut dibagi di dalam lima hal yaitu: 1) Ajaran Islam mengajarkan tentang keselamatan dan kebahagiaan. Hakikat ajaran Islam adalah agar manusia mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan. Yang melakukan kebaikan dan menjauhi larangan Islam adalah orang yang berbahagia atau yang muflihun. Keselamatan dan kebahagiaan tersebut dapat terjadi di dunia dan akherat. Semua orang yang beragama berharap agar mendapatkan dua kebahagiaan sekaligus.
2) ajaran Islam mengajarkan tentang manusia tidak dibebani melebihi kapasitasnya. Allah tidak akan membebani sesuatu yang melebihi kekuatannya. “la yukallifullahu nafsan illa wus’aha”. “Tidaklah Allah membebani manusia di luar kemampuannya”. Manusia diberikan kekuatan fisik dan kekuatan batin sehingga cobaan Allah kepada manusia juga didasarkan atas kekuatan tersebut. Allah tidak akan mencoba manusia dengan di luar kemampuannya.
3) Islam mengajarkan tentang ketinggian harkat dan martabat manusia. Manusia adalah makhluk Allah yang sangat mulia. “inna khalaqnal insana fi ahsanit taqwim”. “sesungguhnya kami menciptakan manusia sebagai sebaik-baik ciptaan”. Sebagai makhluk Allah manusia dilengkapi dengan kemampuan pikiran, kemampuan emosi atau hati, kemampuan perasaan kemanusiaan dan kemampuan spiritual. Itulah sebabnya malaikat saja cemburu atas ketinggian martabat manusia dimaksud.
4) manusia tidak akan melakukan kerusakan di bumi. Manusia diciptakan Allah untuk tidak merusak alam. Allah menyatakan: “dhaharal fasadu fil barri wal bahri bima kasabat aidin nas”. “tampak kerusakan di daratan dan lautan karena ulah tangan manusia”. Allah sesungguhnya melarang manusia untuk melakukan kerusakan dalam hal apapun. Allah melarang manusia untuk melakukan tindakan bodoh dengan merusak alam, misalnya mencemari udara, illegal logging dan juga mencemari laut, sungai dan sebagainya. Allah mengajarkan agar menjaga alam melalui konsep hablum minal alam.
5) Islam mengajarkan agar manusia mencintai sesamanya dan menganjurkan agar memberikan pertolongan kepada orang-orang yang lemah atau kaum mustadh’afin. Islam mengajarkan tentang zakat, infaq dan sedekah serta wakaf yang tujuannya adalah untuk memberikan sebagian kecil hartanya untuk kebaikan bagi orang lain. Ajaran philantropi di dalam Islam merupakan ajaran yang sangat mulia. Ajaran yang penuh kecintaan kepada sesama manusia. Allah meminta kepada manusia untuk menebarkan keselamatan dan juga memberikan makanan kepada yang membutuhkan. “afsus salam wa ith’amuth thaam”. “menebarkan salam dan memberikan makan”.
Inilah keindahan Islam yang merupakan ciri dari agama terakhir. Agama yang mengajarkan manusia agar membangun relasi yang baik dengan Tuhan, membangun relasi yang baik dengan sesama manusia dan juga membangun hubungan yang baik dengan alam.
Wallahu a’lam bi al shawab.