• September 2024
    M T W T F S S
    « Aug    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

LIMA CARA BERBAHAGIA

LIMA CARA BERBAHAGIA

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Pagi ini, Selasa, 13/08/2024, anggota Komunitas Ngaji Bahagia (KNB) Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya memperoleh kehormatan yang sangat besar, sebab bisa mendengarkan ceramah atau taushiyah ba’da Shubuh yang disampaikan oleh Ustadz Sahid Sumitro, trainer terkemuka yang sering bicara tentang tema “Cinta, Bahagia dan Kehidupan Rumah Tangga”.

Ustadz Sahid adalah trainer yang malang melintang dalam dunia perusahaan, birokrasi dan lembaga-lembaga pelayanan public. Di antara keistimewaaanya adalah menggabungkan unsur agama, psikhologi dan realitas social yang dihadapi oleh individu dan masyarakat. Ustadz Sahid mengembangkan pemikiran Martin Seligment, ahli psikhologi positif dari Amerika, dalam membahas tentang cara memperoleh kebahagiaan.

Ada tiga hal yang disampaikannya, yaitu: pertama, semua orang sebenarnya memiliki potensi untuk bahagia. Akan tetapi kenyatannya tidak semuanya bisa memperoleh kebahagiaan. Bahkan hanya sekitar 10 persen saja yang bisa meraih kebahagiaan sementara 90 persen lainnya belum tentu bahagia. Tetapi kita sungguh bersyukur bahwa kita bisa mendapatkan suasana untuk mendukung kebahagiaan tersebut. Misalnya dengan mengikuti Ngaji Bahagia, yang persyaratannya harus tertawa sebanyak 17 kali. Di dalam otak manusia ada unsur kebahagiaan. Jika diperhatikan unsur kebahagiaan tersebut berada di kening di antara dua alis atau eyebrow. Makanya orang India memberikan tanda khusus tempat kebahagiaan bersemayam. Jika diluruskan,  arah  alis ke dalam itu ada unsur kebahagiaan di dalam otak manusia.

Kedua, ada empat aspek yang membuat kebahagiaan, yang dapat disingkat dengan PERMA. Jangan ditambah dengan S di depan kata itu. Ada empat huruf yang membentuk kebahagiaan. P adalah positive emotion atau perasaan yang selalu positif. Janganlah berpikir negative tentang segala sesuatu. Berpikirlah yang positif agar kita dapat memperoleh emosi yang positif. Salah satu cara untuk memperkuat emosi yang positif adalah selalu bersyukur kepada Allah SWT. Jangan pernah menyatakan saya sebenarnya senang tetapi karena sesuatu hal lalu menjadi berkurang kesenangan saya. Tetapi gunakanlah kata “meskipun ada yang kurang dari hasil yang kita dapatkan, akan tetapi saya tetap senang karena acaranya sukses”. Meskipun keuntungan kita minim, tetapi alhamdulillah kita tidak rugi, kita tetap senang. Syukur atas nikmat Allah SWT yang luar biasa.

E adalah engagement atau kedekatan. Kita harus merasa dekat dengan yang Maha Pencipta, kita harus merasa dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Kita merasa dekat dengan guru-guru, kita merasa dekat dengan orang tua. Kita merasa dekat dengan istri dan anak-anak. Coba kita tanyakan kepada orang tua, apa yang sesungguhnya menjadi keinginannya. Jika kita bertanya sambil lalu, maka akan dinyatakan: “aku sudah senang melihat anak-anak semua berkecukupan dan rukun”. Jawaban yang normative. Tetapi ketika ditanya dari  hati ke hati, maka akan diperoleh jawaban: “sebelum aku meninggal saya ingin melihat ka’bah. Saya akan sangat bahagia kalau hal itu terjadi”. Maka anak-anaknya berusaha bagaimana agar orang tuanya bisa ke Ka’bah.

R adalah relevance atau cocok atau sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jika kita ingin mendapatkan rejeki yang halal, lalu kita dapatkan, maka apa yang menjadi keinginan dan apa yang kita dapatkan akan sesuai. Hal ini akan membuat kebahagiaan. Salah satu di antara kuncinya adalah komunikasi. Dengan komunikasi yang baik, maka hidup kita akan relevan dengan siapa saja yang berhubungan dengan kita. Di dalam keluarga kita harus saling berkomunikasi dengan baik. Saling memuji dan saling menghargai. Perempuan itu memerlukan kehangatan. Perempuan itu memerlukan sentuhan fisik yang bisa membahagiakan. Jika kita mau pergi agar dicium keningnya, diajak bersalaman, dicium tangannya dan ungkapkan sesuatu yang manis yang membuat hati perempuan berbunga-bunga.

M adalah meaning atau hidup yang bermakna. Hidup akan terasa bermakna jika hidup kita dibutuhkan orang. Orang tidak membenci atas kehadiran kita. Orang tidak merasa bermasalah dengan hidup kita. Misalnya, jika di acara pengajian kita, lalu Pak Mulyanta tidak datang, maka ketidakdatangan Pak Mulyanta itu ditanyakan. Itu artinya kita merasa berada di dalam lingkungan komunitas yang saling membutuhkan. Islam mengajarkan agar kita saling berdoa untuk keselamatan. Islam itu agama yang luar biasa karena mengajarkan hambanya untuk saling menolong dalam kebaikan dan melarang untuk saling menolong dalam kejahatan dan keburukan.

A adalah achievement atau appreciation. Yaitu upaya untuk mensyukuri atas capaian siapa saja. Orang membutuhkan pengakuan akan keberhasilan.  Setiap manusia akan senang untuk dipuji karena keberhasilannya. Misalnya harus mengapresiasi atas masakan istri kita. Buatlah pernyataan yang mengakui kehebatan rasa masakannya. Jika anak kita prestasinya kurang baik, misalnya ranking 15 jangan disalahkan tetapi agar diapresiasi, misalnya dengan menyatakan: “tidak apa-apa peringkat 15, Bapak dulu di peringkat 16. Tetapi tahun berikutnya di peringkat tiga dan tahun berikutnya di peringkat satu”. Begitulah cara yang kita lakukan agar keluarga kita bahagia dan hal itu juga akan membuat kita bahagia. Kita juga harus mengapresiasi atas keberhasilan komunitas dan masyarakat kita, dan seterusnya.

Insyaallah dengan mengembangkan lima hal sebagaimana terurai di atas,  maka kita akan merasakan kebahagiaan sebagaimana yang kita inginkan. Sekali lagi bahwa kita memiliki potensi kebahagiaan dan yang bahagia itu sedikit. Jadilah yang sedikit tersebut di dalam kehidupan. Bahagia  sangat tergantung kepada nuansa kehidupan kita dan kita yang bisa merealisasikannya.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..