SAQAR: NERAKA BAGI PENGINGKAR ALQUR’AN
SAQAR: NERAKA BAGI PENGINGKAR ALQUR’AN
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Salah satu di antara program dalam Komunitas Ngaji Bahagia (KNB) adalah tahsinan yang diikuti oleh jamaah Masjid Al Ihsan Perumahan Lotus Regency Ketintang Surabaya. Acara ini dilakukan setiap hari kecuali Selasa untuk ceramah agama, Jum’at untuk baca Alqur’an Surat Al kahfi. Sudah lama program ini berlangsung dan bersyukur sebab kegiatan ini terus berlangsung dengan peserta yang tetap semangat. Pada Kamis, 01/08/2024, jamaah KNB membahas tentang Neraka Saqar, yaitu salah satu neraka yang disediakan oleh Allah terhadap orang yang ingkar atas keberadaan Allah, tidak mengakui Kenabian Muhammad SAW, tidak mempercayai kebenaran Alqur’an dan tidak melakukan amalan shaleh.
Di dalam Islam dikenal ada sebanyak tujuh neraka, yaitu Neraka Jahannam, Neraka Saqar, Neraka Hutamah, Neraka Jahim, Neraka Ladza, Neraka Sa’ir, Neraka Jahim dan Neraka Hawiyah. Di antara tujuh nama neraka tersebut, maka yang sangat dikenal di kalangan umat Islam adalah Neraka Jahannam, Neraka Jahim, dan Neraka Sa’ir. Sedangkan Neraka Saqar, Hutamah, Ladza dan Hawiyah tidak dikenal dengan sangat memadai. Yang paling popular adalah neraka Jahannam. Bahkan jika ada orang atau anak yang nakal maka diasosiasikan dengan anak Jahannam. Begitulah masyarakat Islam, khususnya di Indonesia, mempersepsikan tentang neraka tersebut.
Neraka atau An Nar di dalam konteks ajaran Islam dikaitkan dengan nama tempat di alam akherat sesudah yaumul ba’tsi yaitu tempat penyiksaan dan menghasilkan penderitaan yang tidak terkira karena panasnya. Neraka berisi api yang terus menyala sepanjang masa yang diperuntukkan bagi orang yang ingkar akan keberadaan Allah, mengingkari kenabian Muhammad dan durhaka atas ajaran agama Islam. Mereka adalah orang yang diidentifikasi sebagai musyrik, kafir, munafiq dan dhalim. Di tempat inilah Allah akan memberikan balasan atas mereka yang berbuat seperti itu.
Berdasarkan tingkatannya, maka neraka yang paling dalam adalah Jahannam, lalu Ladza, Huthamah, Sa’ir, Saqar, Jahim dan Hawiyah. Jika dalam bentuk susunan, maka neraka yang paling atas adalah Hawiyah dan yang paling bawah adalah Jahannam. Masing-masing neraka tersebut diperuntukkan bagi orang yang sesuai dengan perilakunya. Orang yang musyrik, kafir dan munafiq itu ada di neraka Jahannam. Di dalam Surat Al Hijr, ayat 43 dinyatakan: “dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya”. Pengikut Setan itu adalah orang yang menyekutukan Tuhan, mengingkari kebenaran agama dan orang yang sekali waktu percaya dan kemudian tidak percaya dan seterusnya.
Pada saat tahsinan, kita membahas tentang Neraka Saqar. Yaitu di dalam Surat Al Muddattsir, ayat 26-29. Di dalam surat ini dinyatakan: “wa ma adraka ma saqar. La tubqi wa la tadzar. lawwahatun lil basyar. ‘alaiha tis ‘ata ‘asyar”. Yang artinya: “tahukah kamu (neraka) Saqar. Ia (neraka) saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. Yang menghanguskan kulit manusia.” Jadi neraka Saqar itu digambarkan sebagai neraka yang akan menghanguskan tubuh manusia yang durhaka secara terus menerus. Terbakar tubuhnya lalu kembali semula dan terbakar lagi lalu begitu seterusnya. Dan neraka Saqar itu dijaga oleh sebanyak 19 malaikat.
Gambaran Neraka Saqar tersebut dinyatakan sebagai tempat bagi orang yang menganggap bahwa Alqur’an itu sihir yang dibawakan oleh Muhammad dengan mencontoh atas kitab-kitab sebelumnya, yaitu Taurat dan Injil. Memang terdapat cerita-cerita di dalam Alqur’an yang “menyerupai” cerita di dalam Taurat dan Injil. Hal ini bisa dipahami sebab Taurat atau Injil dan Alqur’an memiliki sumber yang sama sebagai Agama Semitis yang dinisbahkan kepada Nabi Ibrahim AS.
Neraka Saqar juga disediakan kepada orang yang beranggapan bahwa Alqur’an itu bukan wahyu Allah tetapi perkataan Nabi Muhammad. Alqur’an bukanlah wahyu Tuhan sebagaimana diceritakan oleh Nabi Muhammad. Dalam posisi Nabi itu sebagai orang yang Ummi atau tidak bisa membaca, maka seharusnya dipahami bahwa Nabi tidaklah pernah membaca Kitab Taurat dan Injil, sehingga jika Nabi Muhammad bisa membuat pernyataan yang indah melebihi keindahan ciptaan manusia, maka tentu harus dipahami bahwa apa yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad adalah wahyu Allah.
Suatu ketika Musailamah al Kaddzab membuat puisi yang dinyatakan untuk menandingi Alqur’an akan tetapi hasil kreasi Musailamah itu justru menjadi bahan tertawaan. Jangankan melebih kehebatan Alqur’an, menyamai saja tidak. Begitulah Allah menurunkan wahyu dengan keutamaan yang nyata dan kelebihan yang tidak tertandingi. Makanya orang yang tidak mempercayainya diingatkan akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqar sebagaimana diceritakan di dalam Surat Al Mudattsir.
Berbahagialah kita bisa menjadi umat Islam yang meyakini akan kebenaran kalam Allah, mempercayai eksistensi Allah dan keberadaan Nabi Muhammad, lalu juga mengamalkan ajaran agama Islam sebagaimana yang sudah kita lakukan. Dengan berbuat seperti ini, maka diharapkan bahwa Allah akan memberikan rahmatnya untuk kita terhindar dari Neraka Saqar dan sebaliknya kita dimasukkan Allah ke dalam surga.
Wallahu a’lam bi al shawab.