• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

IMAN,  IBADAH DAN AMAL SHALEH

IMAN,  IBADAH DAN AMAL SHALEH

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Jika saya pulang ke rumah  untuk menjenguk orang tua atau menjelang lebaran, maka dipastikan saya diminta untuk memberikan ceramah agama, terutama pada bulan puasa. Rasanya wajib saya memberikan ceramah agama meskipun dalam waktu yang terbatas. Maksimal 10-15 menit. Ceramah yang ringan-ringan saja materinya untuk memperkuat keimanan para jamaah terutama dalam kaitannya dengan kewajiban berpuasa. Ceramah tersebut tersaji pada 07/04/2024, Hari Ahad.

Saya memberikan ceramah berkaitan dengan kunci kehidupan yang baik atau hidup yang berada di jalan Allah SWT. Ada tiga hal yang saya sampaikan sebagai bahan ceramah agama tersebut, yaitu: pertama,  kunci yang sangat utama adalah iman atau keyakinan tentang keberadaan Allah SWT sebagai dzat yang menciptakan seluruh alam. Kita semua telah menjadi orang yang beriman kepada Allah SWT. Amantu billahi. Saya beriman kepada Allah SWT. Rangkaian iman tersebut adalah iman kepada Allah, Malaikat, Rasul, Kitab Suci, hari akhir dan takdir baik dan buruk. Kita tidak berhenti iman kepada Allah saja lalu tidak beriman kepada yang lain yang telah menjadi bagian tidak terpisahkan atas iman tersebut.

Memang iman kepada Allah adalah substansinya. Dan dari substansi tersebut maka akan berkaitan dengan iman kepada yang lainnya. Iman kepada yang lain bukan sebagai tandingan atas keimanan kepada Allah tetapi sebagai bagian dari keimanan dimaksud. Inti iman adalah kepada Allah semata dan tidak ada kemusyrikan di dalamnya. Kalimat tauhid menyatakan la ilaha illallah. Makanya kata tersebut dinyatakan sebagai kunci surga, miftahul Jannah la ilaha illallah. Atau juga disebut sebagai sebaik-baik dzikir atau afdhaludz dzikr.

Sebagai umat Islam, kita sudah melakukan semua ini. Kita sudah terbiasa untuk membaca tahlil dalam forum tahlilan. Nyaris tiap hari kita membaca tahlil tersebut. Setiap habis shalat maktubah pasti kita baca kalimat tahlil. Semua ini menandakan bahwa kita sudah mengamalkan ajaran Islam yang sangat mendasar yaitu meyakini dengan lesan, pikiran dan hati bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.

Kedua, ibadah sebagai kunci penting. Kita bersyukur karena bisa menjalankan ibadah, bagaimanapun kualitas ibadah yang kita lakukan. Kita sudah menjalankan shalat lima waktu. Bahkan sudah menjalankan amalan shalat sunnah, qabliyah dan ba’diyah. Kita juga melakukan puasa, membayar zakat dan bahkan ada yang sudah pergi haji. Sebagaimana puasa yang kita lakukan pada hari-hari ini merupakan rangkaian dari implikasi iman yang kita yakini. Tidak mungkin kita melakukan puasa yang harus dilakukan selama sebulan penuh jika kita tidak iman terlebih dahulu kepada Allah dan juga meyakini ajaran Islam melalui Kitab Suci Alqur’an. Ajaran agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Berkat hidayah Allah, maka kta bisa melakukan ibadah sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Mungkin saja cara kita beribadah belum sebagaimana dilakukan oleh para arif billah atau orang yang sudah memasuki kedekatan kepada Allah, sehingga tidak ada lagi hijab atau penghalang antara seseorang dengan Tuhan, akan tetapi sekurang-kurangnya atau minimal kita sudah melakukan amal ibadah kepada Allah SWT. Kita harus husnudh dhan kepada Allah bahwa amal ibadah kita diterimanya. Jangan pernah meragukan kasih sayang Allah, sehingga kita suudh dhan, bahwa Allah pasti akan menolak ibadah kita.

Abaikan orang yang selalu mengklaim bahwa ibadah yang dilakukan oleh orang Ahli Sunnah Wal Jamaah banyak yang tertolak, karena dianggap bidh’ah. Abaikan saja, sebab bukanlah mereka yang mengkapling surga sebagai miliknya, akan tetapi surga  adalah hak mutlak Allah dan hanya Allahlah yang akan menentukan siapa yang masuk surga dan bukan. Yang penting lakukan amal ibadah sambil terus berusaha untuk memperbaikinya dan terus berdoa kepada Allah semoga amal ibadah kita diterimanya.

Ketiga, amal shaleh. Yang ketiga ini memang berat sebab tidak hanya menyangkut relasi antara manusia dengan Tuhan dalam bentuk amal ibadah, akan tetapi juga terkait dengan manusia. Di dalam amal shaleh tersebut terdapat hablum minallah wa  hablum minan nas. Oleh karena itu, tidak mudah untuk memenuhi aspek ketiga kunci kehidupan yang baik. Makanya untuk aspek yang ketiga ini manusia harus berusaha secara optimal.

Kita harus membangun relasi social yang baik dengan keluarga, tetangga, komunitas dan masyarakat. Yang dinilai oleh Islam adalah bagaimana relasi keluarga, misalnya bagaimana kita menjaga keluarga kita dari api neraka, qu anfusakum wa ahlikum nara atau jagalah dirimu dan  keluargamu dari api neraka. Lalu dalam relasi social, maka yang perlu dijaga adalah membangun tali silaturahmi,  man kana yu’minu billahi wal yaumil akhiri fal yashil rahimah,  barang siapa percaya kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya menyambung tali silaturahmi.

Sesungguhnya menjadi Islam itu tidak sulit. Menjadi Islam itu cukup dengan mempercayai keberadaan Allah SWT sebagai Tuhan seluruh alam, yang Maha Esa, yang Maha Kuasa, yang Maha Rohman dan Rohim dan maha segalanya. Allah itu yang menjadi kunci di dalam Islam, sebab dengan mempercayainya, maka semua aspek di dalam Islam baik yang berupa amal ibadah berbasis ketuhanan maupun ibadah yang berbasis kemanusiaan akan tersaji di dalam tindakan kita.

Kita semua bersyukur sebab minimal kita sudah bisa memenuhi aspek-aspek untuk mendapatkan kebaikan dari apa yang sudah kita lakukan. Iman, ibadah dan amal shaleh sudah bisa kita lakukan meskipun belum optimal. Insyaallah kita sudah menjadi barisan dari umat Islam yang dikenal oleh Nabi Muhammad SAW.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..