• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

SYAHADAT DAN ISTIGHFAR MENUJU RIDHA ALLAH

SYAHADAT DAN ISTIGHFAR MENUJU RIDHA ALLAH

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

Saya bersyukur memiliki rumah yang sangat dekat dengan tempat ibadah. Rumah saya di Desa Semampir, Sembungrejo, Merakurak Tuban itu berada sangat dekat dengan Mushalla Raudhatul Jannah. Mushalla milik keluarga saya. Mushalla ini didirikan pada tahun 1992,  kira-kira, dan tepat di depan rumah. Mushalla dan lembaga pendidikannya Kelompok Bermain (KB)  dan Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)  sudah diwakafkan kepada Yayasan Qarya Jadida yang berdomisili di desa tersebut.

Oleh karena itu, setiap saya pulang ke Tuban untuk menjenguk Emak Saya, Hj. Turmiatun, usianya kira-kira 82 tahun dipastikan saya memberikan sekedar ceramah agama, bisa pada waktu bakda magrib atau setelah isya’ atau bahkan setelah shalat shubuh. Kalau Bahasa sekarang disebut sebagai kultum, kuliah tujuh menit, meskpun praktiknya bisa 15-20 menit. Kultum sebagai symbol ceramah agama yang dilakukan kurang dari 30 menit.

Ba’da shalat shubuh, Ahad, 07/04/2024, saya memberikan ceramah agama untuk para jamaah shubuh yang selama ini saya tahu sangat konsisten untuk mengikuti shalat jamaah, lelaki dan perempuan. Dengan audience masyarakat pedesaan yang beragama dengan tradisi ikut apa yang dilakukan oleh para ulama Ahli Sunnah wal Jamaah,  maka saya tentu juga harus menyesuaikan dengan tradisi tersebut. Ceramah agama untuk meningkatkan pemahamannya mengenai ibadah yang dilakukannya.

Ada tiga hal yang saya sampaikan, yaitu: pertama, kita telah memasuki malam ke 27, artinya puasa hanya tinggal dua atau tiga  hari. Tergantung nanti pemerintah menetapkan hari raya idul fitri jatuh pada hari apa. Yang jelas kita mengikuti ketetapan pemerintah tentang pelaksanaan hari raya Idul Fitri. Sebagai warga negara Indonesia (WNI) sudah sepatutnya jika kita ikut apa yang ditetapkan pemerintah, Kementerian Agama Republic Indonesia. Tidak mendahului atau melambatkannya. Di antara kenikmatan yang sangat besar bagi kita adalah kemampuan untuk melaksanakan puasa pada Ramadlan tahun ini. Bulan puasa yang sudah kita tunggu-tunggu setahun lamanya, dan kita dapat melaksanakannya. Selain itu juga ada yang bisa menambah amalan-amalan sunnah lainnya, seperti tadarrus Alqur’an,  shalat sunnah, shalat malam dan sebagainya. Kita ini sungguh-sungguh disayang Allah karena diberi iman yang istiqamah, iman yang benar, dan iman yang ikhlas. Dengan iman ini, maka kita dapat  menjadi umat Islam atau umat yang menyerahkan diri kepadanya.

Kedua, ada sebuah doa yang terus kita lantunkan terutama ba’da shalat witir dan itu menjadi tradisi tarawih di kalangan  kelompok Islam ahlu sunnah wal jamaah atau secara khusus NU. Doa tersebut adalah: “Asyhadu alla ilaha ilallah, astaghifirullah. Nas’aluka ridhaka wal Jannah wa na’udzubika min sakhawatika wan nar”. Yang artinya: “saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, ampunillah kami, kami memohon kepadamu keridlaan-Mu dan surga-Mu,  serta jauhkanlh kami dari api neraka-Mu”. Alangkah kuatnya permohonan ini. Jika dihitung selama bulan puasa dan kita terus melakukan shalat tarawih dan witir secara berjamaah, maka kita melakukannya selama satu bulan. Artinya 29 kali atau 30 kali. Melalui doa tersebut kita semua berharap akan dapat menerima catatan amal perbuatan dengan tangan kanan dan bukan tangan kiri.

Setelah kita bersaksi kepada adanya Allah sebagai satu-satunya Dzat yang Maha Esa, maka kemudian kita istighfar atau memohon ampunan kepada Allah SWT atas semua kesalahan, kekhilafan dan dosa yang pernah kita lakukan. Semua manusia kecuali Nabi-Nabi khususnya Nabi Muhammad SAW dipastikan memiliki dosa, kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu maka memohon ampunan tentu merupakan hal yang sangat penting. Bacalah istighfar sebanyak-banyaknya sebagai pertanda bahwa kita adalah hamba Allah yang memang memohon pertolongan untuk dihapus dosa-dosa yang pernah kita lakukan.

Ketiga, memohon ridha Allah dan memohon surganya Allah. Manusia harus melakukan permohonan agar mendapatkan ridhanya Allah. Jika setelah memohon ridhanya Allah, maka kemudian memohon surganya Allah SWT. Memohon ridha dulu dan baru meminta surganya Allah bukan sebaliknya memohon surga dan baru memohon ridhanya Allah. Orang dapat masuk surga karena  rahmat dan ridhanya Allah swt.

Kemudian yang berikutnya adalah memohon kepada Allah agar dijauhkan dari api neraka. Kita harus memohon sungguh-sungguh agar dijauhkan dari api neraka. Berdasarkan surat di dalam  Alqur’an pada Juz ke 30, sangat banyak cerita tentang betapa beratnya bagi seseorang yang berada di dalam neraka. Digambarkan bagaimana orang-orang yang durhaka kepada Allah dan memasuki neraka dimaksud.

Tugas kemanusiaan kita adalah untuk beribadah kepada Allah selain tugas kemanusiaan untuk membangun keluarga yang baik, dan insyaallah kita semua yang hadir pada majelis shalat shubuh ini sudah melakukannya. Iman sudah ada di dalam kehidupan kita, ibadah sudah  dilakukan di dalam kehidupan kita, melakukan perbuatan baik untuk keluarga sudah juga kita lakukan, maka berikutnya adalah memohon kepada Allah agar hidup kita mendapatkan ridhanya, sehingga akhirnya menjadi bagian dari ahli surga.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..